Buzet dah bener2 pinter tuh cowo, eh cewe, nenek2 pula...
Dibilang gila, koq pinter juga yahh?? Brilliant malah!
bisa2nya nipu cewe2 yg bisa dikategorikan intelektual juga, tapi koq?

Emang edan dunia ini!!






On 4/8/05 9:23 PM, "[EMAIL PROTECTED]"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Wah seru juga nih........!!!
> jadi mikir.....emmmm...jangan2 doi ikut millis BA lagi!..ayo disini ada yg
> namanya Bima..ngaku :)) ato dah ganti kedok jadi Yandi alias Yanti??
> hehehe kidding...jgn mrh yah...kan friday nih..smile dunk...
> :)) 
> 
> 
> "Cinta mati seorang Oma Teppy" (Majalah FORUM edisi 14 Juli 2005)
> 
> Seorang perempuan split personality berhasil menipu sedikitnya lima
> orang 
> perempuan mapan di Jakarta.Beberapa di antaranya bahkan telah
> berhubungan
> kasih.
> 
> Namanya Bhima Suryo Harya Hidayat. Tanggal 18 Mei lalu, ia genap 30
> tahun.
> Berprofesi sebagai pengusaha muda, ia memiliki perusahaan yang bergerak
> dalam bidang graphic design di kawasan Jalan Jenderal Soedirman, Jakarta
> Selatan.Bhima termasuk pria yang beruntung dalam kehidupan. Dengan
> dukungan
> penuh dari orangtuanya, selepas SMA pada tahun 1992, ia melanjutkan
> pendidikan di Pasadena, Amerika Serikat,mengambil jurusan Industrial
> Design
> Majoring in Products dan Graphic Design.
> 
> Di negeri Paman Sam ini, katanya, ia tak betah dengan junk food
> Amerika.Semester dua, Bhima nekad pindah ke Frankfurt, Jerman, dan
> mengambil 
> jurusan yang sama. Bhima diwisuda tahun 1997 dan pulang ke tanah air dua
> tahun kemudian. Di Jakarta, ia mendirikan perusahaan bersama karibnya
> semasa
> SMP.Bhima memang akrab dengan kehidupan metropolitan. Tapi, lelaki ini
> mempunyai hobby yang lumayan unik untuk pemuda seusianya. Dia pendengar
> radio yang maniak. Salah satu stasiun radio yang paling ia gemari adalah
> Delta FM, sebuah radio jaringan swasta nasional yang berkantor di
> kawasan 
> Sudirman, Jakarta Selatan.
> 
> Saking ngefans-nya, lelaki ini tak segan mengirim aneka makanan ke
> stasiun
> radio yang berkantor di kawasan Sudirman, Jakata Selatan itu. Mulai es
> krim
> hingga dimsum. Juga parfum. Bhima pun sempat memberikan voucher ponsel
> bernilai besar ketika anak salah seorang penyiar radio tersebut berulang
> tahun. Bhima yang sibuk menahkodai perusahaan branding ternyata juga
> aktif
> dalam mailing list (milis) idakrisnashow, salah satu acara favoritnya di
> 
> Radio Delta. Dari milis inilah Bhima mempunyai banyak teman, salah
> satunya
> Wita, perempuan 30 tahun, berprofesi sebagai jurnalis di sebuah majalah
> berita mingguan.
> 
> Suatu ketika, Bhima teramat berang karena keanggotaannya dalam milis
> idakrisnashow terblokir. Bhima pun bertanya kepada Wita mengapa ini bisa
> terjadi. Wita memberikan penjelasan tentang kemungkinan-kemungkinan
> terblokirnya anggota dalam sebuah milis. Bhima tidak puas dengan jawaban
> 
> itu. Melalui seorang perempuan yang juga ia kenal dalam milis, Bhima
> menyebarkan surat elektronik. Dengan keras ia mempertanyakan
> tersingkirnya
> dirinya dari milis. Kebetulan, moderator sekaligus pemilik milis
> idakrisnashow adalah Ida Arimurti. Alhasil, Ida pun dihujat
> habis-habisan
> dalam milis yang ia komandoi
> sendiri. Itu terjadi akhir Juni.
> 
> Ahad, 3 Juli, Ida menghubungi Wita melalui ponsel. Dalam pembicaraan
> dengan 
> Wita, Ida mengatakan ada sesuatu yang terjadi dalam diri Bhima. Dua hari
> kemudian, Ida menyambungkan Wita dengan Felecia, mantan penyiar Radio
> Delta
> FM yang kini bekerja di sebuah radio milik pemerintah. Dari komunikasi
> Wita 
> dengan Felecia itulah semua kebohongan Bhima terbongkar. Meski telah
> berjanji akan menikahi Felecia, ternyata Bhima mempunyai affair dengan
> beberapa penyiar Delta yang lain. Namun, yang lebih mengejutkan,
> ternyata 
> Bhima adalah seorang perempuan berusia 64 tahun dengan nama Sylvia Ethe!
> 
> Hubungan Felecia dengan Bhima bermula saat perempuan 37 tahun ini masih
> bekerja sebagai penyiar di Radio Delta FM Jakarta. Kali pertama
> berkenalan 
> dengan Felecia, Bhima mengaku bernama Miguel. Dalam pesan pendeknya
> (SMS) ke
> Delta, Miguel mengatakan sangat senang mendengar suara Felecia. Itu
> terjadi
> Desember 2003. Sejak saat itu, SMS dari Miguel pun bertubi-tubi masuk.
> Maret 
> 2004, Felecia untuk pertama kali membalas SMS tersebut.
> 
> Dari perkenalan itulah Miguel dan Felecia menjadi kian akrab. Pada suatu
> titik, keduanya sepakat menikah.Namun, karena perbedaan agama - Felecia
> seorang muslim, Miguel beragama Katolik - untuk sementara keduanya tidak
> 
> bertemu hingga ada lampu hijau dari orangtua Miguel bagi pernikahan
> mereka.
> Felecia setuju. Alhasil, mereka pun berhubungan kasih tanpa pernah
> bertemu
> muka sama sekali. Kepada Felecia, Miguel memerankan sosok laki-laki
> setia, 
> bijaksana, dewasa, menghargai perempuan, dan tidak suka affair . Dia
> juga
> mencitrakan dirinya sebagai pemuda pekerja keras. Sejak menjalin hubugan
> dengan Felecia, Miguel berjanji hanya mencurahkan waktu dan tenaganya
> untuk 
> Felecia dan perusaahaan.Dia bisa menceriterakan semua secara
> sempurna,kata
> Felecia.Untuk meyakinkan pasangannya, Miguel mengirim cincin emas kepada
> Felecia sebagai pengikat cinta mereka. Bahkan, Miguel juga mengirim foto
> 
> sebuah mobil mercy seri terbaruberplat nomor tanggal ulang tahun mereka
> berdua, 1718.
> 
> Hingga 6 Juni lalu, hubungan keduanya masih berjalan mulus. Namun,
> ketika
> Felecia browsing di internet untuk mencari materi siaran tentang artis
> Monica Oemardi yang akan ia wawancarai, kebohongan mulai Miguel
> terbongkar.
> Felecia begitu terkesiap ketika melihat gambar-gambar di halaman website
> Monica Oemardi terdapat foto Miguel, kekasihnya. Dalam foto itu tertulis
> 
> nama Michael Andrew Suryo Prabowo Hamidjojo. Michael adalah mantan suami
> pertama Monica Oemardi. Kini Michael tinggal di Brunai
> Darussalam. Di halaman website itu juga terpampang foto Joshua, anak
> Monica
> dengan Michael, yang oleh kekasih Felecia diaku sebagai foto masa
> kecilnya. 
> 
> Saat itulah Felecia muntab. Hari itu juga ia melakukan investigasi ke
> keluarga Hamidjoyo melalui keluarga Hester, pemilik wisata alam di
> kawasan
> Cinangneg, Bogor, dan guest house di Cilandak, Jakarta Selatan.
> Kebetulan, 
> Felecia pernah mewawancarai Hester tentang tempat wisata alam ketika ia
> masih bekerja di Radio Delta. Pikiran Felecia terantuk ke Rina - bukan
> nama
> sebenarnya - putri Hester. Karena, ucap Felecia, dalam setiap kesempatan
> 
> Miguel selalu bercerita tentang Rina, bahkan hingga pernik-pernik
> kehidupan
> rumah tangga Rina. Tembakan Felecia tepat. Dari Rina-lah kedok Miguel
> terbongkar.
> 
> Rabu malam, 8 Juni, usai mendapat telepon Felecia, Rina mendatangi
> ibunya 
> dan mencocokkan semua informasi yang ia dapat dari Felecia tentang
> Miguel.
> Semula, ibu dan anak itu sempat heran mengapa hal-hal terkecil dalam
> keluaganya bisa diketahui Miguel. Juga silsilah keluarga besar mereka.
> Pikiran Hester pun segera mengarah pada
> Sylvia Ethe, satu-satunya orang yang selama ini sering ia ajak ngobrol
> tentang
> masalah keluarga mereka. Sylvia Ethe yang biasa mereka panggil Oma Tippy
> adalah karyawan kontrak di guest house milik keluarga Hester sejak
> setengah 
> tahun
> terakhir. Kefasihannya berbahasa Inggris, Belanda, dan Jerman membuat
> Sylvia
> dipercaya menjadi pemandu tamu-tamu yang kebanyakan adalah ekspatriat.
> 
> Singkat cerita, ketika mencocokkan dua nomor telepon seluler milik
> Miguel 
> alias Bhima Suryo Harya Hidayat alias Bhima Aditya Putra Hidayat dengan
> milik Sylvia, ternyata sama persis. Hester segera menelepon Felecia.
> Mendengar penjelasan Hester, Felecia benar-benar shocked & Badan saya
> tiba-tiba lemas; kenang Felecia. Sejak saat itu, secara bergerilya,
> Felicia
> menghubungi alamat-alamat yang pernah disebut `kekasihnya', Bhima.
> Termasuk
> branding company di kawasan Landmark Building, Jalan Sudirman, Jakarta
> Pusat. Juga rekanan bisnis Bhima yang berada di kawasan Palm Hill,
> Cibubur.
> Hasilnya nol besar. Semua yang dikatakan Bhima fiktif!
> 
> Felicia juga melacak tempat mencetak foto-foto yang selama ini ia terima
> dari Bhima. Di balik semua lembaran foto itu tertulis Photo Studio
> Adorama,
> Kemang, Jakarta Selatan. Dari karyawan studio foto itu Felicia mendapat
> informasi, Sylvia memang langganan mencetak foto di sana. Bhima, menurut
> 
> Felecia, ternyata juga mulai mengincar Tina Zakaria, penyiar Radio One,
> radio dengan segmentasi pendengar laki-laki metropolitan Jakarta.
> Khawatir
> muncul korban lebih banyak, Felecia menghubungi Tina untuk tidak
> terpedaya 
> dengan Miguel. Beruntung, Tina mahfum dan mulai selektif dengan kiriman
> pesan pendek Miguel.
> 
> Sadar dengan bahaya yang ditebarkan Bhima, Felicia menghubungi Krisna
> Purwana, dan Awan, sahabatnya di radio Delta. Melalui Awan, Felicia
> masuk 
> dalam milis idakrisnashow yang di dalamnya telah ada Bhima. Hanya satu
> yang
> saya ingin, agar korban Bhima tidak bertambah,kata Felicia kepada FORUM.
> Sebab, lanjut Felecia, ada beberapa rekan seprofesinya yang menjadi
> korban 
> Bhima, dan saat ini belum sadar.
> 
> Krisna menyampaikan pesan Felicia kepada Ida Arimurti, partner siaran
> Krisna
> di acara Ida-Krisna Show. Melalui Ida, Felicia berkomunikasi dengan
> Wita.
> Dalam pembicaraan singkat itu, keduanya sepakat menangkap basah Sylvia
> di 
> kantornya pada Kamis pagi, 8 Juli. Waktu yang ditentukan telah tiba.
> Felicia, Wita, dan dua orang anggota reserse Polda Metro Jaya sampai di
> kantor Sylvia tepat pukul 8 pagi. Sebelum berangkat, Felicia sengaja
> membangunkan Bhima, memastikan kekasihnya' benar-benar berangkat kerja.
> Setelah menunggu beberapa saat, sebuah taksi berwarna biru berhenti di
> depan
> kantor milik keluarga Hester tersebut. Sylvia pun turun. Sejurus
> kemudian, 
> dua anggota
> reserse berpakaian preman segera menghampiri Sylvia, mengajaknya
> berbicara.
> 
> Sylvia yang pagi itu tampak bugar dengan kaus hitam dan celana jeans
> biru,
> marah besar. Buru-buru ia masuk ruang kerja dengan membanting pintu.
> Saat 
> itulah, Felicia mendapat SMS dari Bhima yang berbunyi & ;Mengapa kamu
> mengirim orang untuk mengganggu Sylvia? Felecia tidak menjawab.
> Beruntung,
> Hester segera datang menenangkan suasana. Hester mengajak Felecia, Wita,
> dan 
> seorang anggota reserse masuk ruang kerja Sylvia. Mereka gila! ucap
> Syilvia
> dengan nada tegang. Dalam pembicaraan selama hampir dua jam, Sylvia tak
> banyak berkata.</FONT></P>
> 
> Dari suara, logat bicara, cara marah Anda, semua persis milik Bhima,kata
> 
> Wita kepada Sylvia kala itu. Namun, ketika Hester bertanya siapa
> sesungguhnya Bhima, Sylvia menjawab Bhima adalah keponakannya. Setengah
> jam
> kemudian Hester bertanya lagi siapa sesungguhnya Bhima, dalam bahasa
> Belanda 
> Sylvia menjawab, Bhima adalah anak baptisnya. Suasana bertambah tegang
> ketika Sylvia mengeluarkan sebilah pisau dan dia
> kian tidak konsisten dengan ucapannya. Nenek 64 tahun itu menolak saat
> Hester meminta menghubungi Bhima. Bhima sedang dalam perjalanan ke
> Jerman,kata Sylvia. Namun, kalimat itu ditepis Felecia dengan alasan ia
> masih menelepon Bhima dua jam
> lalu di rumahnya, Kemang.Bhima sedang di bandara,tangkis Sylvia
> mementahkan
> jawabannya sendiri. Felicia pun mengambil insiatif mencocokkan nomor
> ponsel 
> Sylvia dengan nomor Bhima yang mereka simpan. Lagi-lagi Sylvia menolak
> dan
> mematikan ponselnya. Hester kian gemas dengan ulah Sylvia. Namun, karena
> suasana yang tidak mendukung, Hester menyudahi pembicaraan itu. Bila
> benar 
> Bhima anak baptis kamu, segera selesaikan urusan ini dengan Bhima.
> Karena
> Bhima terlibat urusan kriminal, selamanya kamu juga akan terlibat dalam
> urusan ini,kata Hester.
> Siang pun berlalu.
> 
> Sylvia pergi meninggalkan kantor dengan sebuah pesan kepada Hester dalam
> 
> bahasa Belanda pada secarik kertas. Saya akan segera membereskan masalah
> ini. Sejak saat itu, hingga berita ini ditulis, Sylvia tidak masuk
> kerja.
> Akan halnya dengan Felicia, sejak hari `penggerebegan' itu terjadi, ia
> selalu mendapat SMS teror dari beberapa nomor ponsel yang tak ia kenal.
> Salah satu pesan itu berbunyi: Anda sudah gila dan matang utk masuk
> Grogol
> dgn menyangka bhwa saya Ibu Sylvia. Saya yang akan membereskan Anda.
> 
> Station Manager Delta FM Fitri Didi mengatakan sangat prihatin dengan
> kejadian ini. Ia sadar, karena radio adalah milik publik, pihaknya tidak
> bisa membatasi penikmat siaran Radio Delta. Pula halnya dengan
> keanggotaan 
> mailing list yang mereka sediakan. Kami
> terbuka kepada siapa saja. Apalagi segmentasi kami adalah pendengar usia
> 30
> tahun ke atas yang notabene telah dewasa, matang, dan mapan,ungkap
> Fitri.
> Fenomena pendengar yang terlalu fanatik dengan penyiar sebenarnya bukan
> asing bagi Delta. Bahkan, kata Fitri, kantornya pernah kebanjiran
> kiriman
> makanan dan bunga dari pendengar.
> 
> Tapi kasus aneh seperti Bhima baru terjadi sekali ini di radio
> kami.Untuk
> itu, ke depan pihaknya akan lebih antisipatif agar kejadian serupa tak
> terulang. Kasus penipuan yang menimpa Felecia, menurut kriminolog
> Universitas Indonesia, Erlangga Masdiana, bisa dijadikan delik aduan
> kepada
> pihak berwajib. Selama ada yang dirugikan, bisa dikategorikan
> kriminal,tegas 
> Erlangga. Erlangga mengatakan,penipuan bisa terjadi bila ada unsur
> kerugian
> materi maupun nonmateri dari pihak lain.
> 
> Peniruan suara seperti yang dilakukan oleh Sylvia Ethe bisa
> diklasifikasikan
> sebagai kejahatan nonmateri.Perasaan tertohok, dikhianati, sudah masuk
> kriminologi. Itu dipidanakan dengan pasal penipuan.Hanya, kasus Sylvia
> Ethe
> yang mengalami split personality dalam ilmu kriminologi termasuk
> kategori
> penyimpangan. Dan, orang yang mengalami mental disorder tidak bisa
> dipidanakan.Karena tidak punya bukti material,tegas Erlangga.
> 
> Sartono Mukadis, Psikolog
> Empat Jiwa dalam Tubuh Sylvia
> 
> Dalam kacamata psikolog Sartono Mukadis, Sylvia Ethe alias Miguel alias
> Bhima mengalami split personality (kepribadian terbelah). Menurut
> Sartono, 
> setidaknya ada empat personality dalam jiwa Sylvia. Sylvia mengalami
> split,
> antara kepribadian satu dengan yang lain tidak saling mengenal. Kalau
> sudah
> demikian, disumpah pun dia mau,kata Sartono kepada FORUM, Kamis pekan
> lalu. 
> Menurut Sartono, kasus yang dialami Sylvia adalah kasus besar dan sangat
> menarik dari sisi
> psikologi.Menarik karena kebanyakan split personal terjadi dalam
> masyarakat
> yang secara ras lebih sophisticated daripada Melayu,katanya.  Sylvia,
> menurut Sartono, adalah manusia yang sangat tidak bahagia dengan
> dirinya. Dia cerdik, pandai, dan menyukai orang-orang yang terkenal,
> seperti penyiar radio dan sejenisnya. Sylvia mengalami ambiguitas dalam
> dirinya. Dalam ilmu psikologi disebut fixtasi. Dia mengalami fixtasi
> pada salah satu fase dalam hidupnya meskipun usianya telah lewat.
> Sebelum mengincar `mangsa', dia akan mempelajari orang tersebut dengan
> teliti. Dia akan masuk dari banyak sisi, memberi nasihat dan sebagainya.
> Dia mampu mencampur aduk antara kebenaran dan kebohongan. Ini
> benar-benar satu usaha yang sangat terencana dan sitematis. Meski
> menyukai sesama perempuan,
> Silvia tidak bisa dikategorikan sebagai lesbian. Dia bukan sekedar
> mencari  kepuasan seks, tapi dia adalah perempuan yang tidak pernah
> menampilkannya secara fisik. Dia hanya `memainkan' peran sebagai lesbian
> dengan mewujudkan dirinya sebagai Miguel
> dan Bhima,urai Sartono. Itulah mengapa Sartono menyebut split
> personality sebagai kegilaan tingkat tinggi. Bagaimana menyembuhkannya?
> Satu-satunya cara menyembuhkan ya masuk assylum (Rumah Sakit Jiwa-red),
> kata Sartono.


AYO GALANG SOLIDARITAS UNTUK MEMBANTU KORBAN MUSIBAH DI ACEH & DAN SUMATERA 
UTARA !!!
================
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke