Ini saya posting beritanya.
 
Hhhmm.., jadi inget ama ekx pembantu saya juga yg baru keluar (dan dikeluarin) Sabtu kemarin. Suaminya juga klo ga salah tukang ojeq. Irfan (3.8 thn) pernah jugadiajak ke rumahnya yg masih satu kelurahan ama saya.
 
Alhamdulillah, sekarang udh dapet lagi pembantu yg baru.
 
rgrd
 
 
Kamis, 25 Agt 2005,
Bocah 6 Tahun Diculik dan Dibunuh Tetangga
GAGAL DISELAMATKAN: Made Utami menunjukkan foto Angga saat bayi.

TANGERANG - I Made Anggara ditemukan tewas tersangkut di perairan Kali Angke, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang, pukul 15.00 kemarin. Bocah kelas 1 SD itu merupakan anak pasangan I Ketut Nofi dan I Made Utami, warga Perumahan Maharta, Tangerang, yang Senin (22/8) lalu dilaporkan hilang dan menjadi korban penculikan.

Ketika ditemukan, kondisi Angga -panggilan I Made Anggara- sangat mengenaskan. Dengan mengenakan celana pendek dan T-shirt putih, sekujur tubuh Angga penuh luka, seperti bekas pukulan benda keras. Di bagian kepala, ada luka dan darah yang masih basah. Sekitar matanya bengkak dan lebam. Tampak juga luka goresan benda tajam di dahi siswa SD Budi Luhur, Bintaro, Tangerang, itu.

Adi Sunarno, yang menemukan dan ikut mengevakuasi jenazah Angga, tak kuasa menahan air mata. Pencari biawak di Kali Angke itu mengaku hampir pingsan saat menyaksikan mayat Angga.

"Saya tidak tega, Mas. Bayangkan kalau anak kita yang sedang lucu-lucunya diculik dan dibunuh sekeji itu. Kok ya ada manusia sekejam itu," katanya.

Adi yang bukan saudara saja berurai air mata melihat jenazah Angga. Apalagi, perasaan Nofi dan Utami ketika mengetahui anak kedua dari tiga bersaudara, yang sejak tiga hari terakhir mereka cari-cari, itu ditemukan tak bernyawa.

"Ketika ditemukan mayat bocah memakai kaus BCA, ibu Angga langsung berteriak," kata Zainal, salah seorang kerabat Angga.

Utami ingat, Senin (22/8) lalu anaknya memakai T-shirt berlogo BCA. Dia memang bekerja sebagai customer service Bank Central Asia Cabang Tangerang.

Polisi pun bertindak cepat. Hanya beberapa jam setelah penemuan mayat bocah berusia enam tahun itu, salah seorang pelakunya, Naidi alias Komeng, ditangkap. Ternyata, Naidi dan keluarga Nofi saling kenal. Pria 30 tahun tersebut tinggal di perkampungan yang dekat dengan kompleks perumahan keluarga Nofi. Selain itu, istri Naidi pernah bekerja sebagai pembantu rumah tangga di rumah keluarga tersebut.

"Motif awalnya, pelaku membutuhkan uang. Tapi, kami masih mengembangkan kasus ini, termasuk apakah ada pelaku lain," kata Kasatreskrim Polres Tangerang, AKP Kustanto.

Kapan penculikan tersebut terjadi? Polisi memperkirakan Senin (22/8) sore. Ketika itu, Angga bermain di luar rumah, tapi masih di lingkungan perumahan. Bocah berparas tampan dan dikenal cerdas tersebut asyik bermain sepeda roda dua bermotif kulit anjing Dalmatian.

Angga memang sedang senang bersepeda. Dia baru setahun ini bisa mengendarai roda dua tersebut. Seperti biasa, bocah itu hanya ditemani pembantu keluarga Nofi, Aisyah. Dari Aisyahlah, polisi mendapatkan keterangan bahwa Angga dibawa pergi Naidi. "Dia diculik saat kedua orang tuanya bekerja," jelas Kustanto.

Begitu anaknya tidak ditemukan, hari itu juga Nofi melapor ke polisi. Keesokannya, pelaku penculikan menelepon keluarga Nofi dan meminta tebusan uang Rp 3 juta. Namun, belum sempat uang itu diberikan, Angga sudah tak bernyawa.

Di depan penyidik, Naidi mengaku menculik karena butuh uang untuk membayar cicilan motor. Tapi, mengapa Angga sampai dibunuh? "Dia saya bunuh karena tidak bisa diam dan terus menangis," ungkapnya seperti ditirukan Kustanto.

Meski demikian, polisi tidak menampik mungkin ada pelaku dan motif lain di balik penculikan dan pembunuhan itu. Misalnya, dendam. Sebab, beberapa waktu lalu istri Naidi diberhentikan sebagai pembantu rumah tangga di keluarga Nofi. "Bisa saja, dia sakit hati dan menghabisi bocah malang itu," ujarnya. (jpnn)



Kirim email ke