Maaf saya jadi penasaran....
yg pertama kali ngabari kalau dia meninggal itu siapa ya....
tau2 kan sudah banyak ucapan belasungkawa di blognya....

Kan lagi musim genre horor nih di TV, bagus juga tuh dijadiin layar
lebarrrrrr

----- Original Message ----- 
From: "[EMAIL PROTECTED]" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <balita-anda@balita-anda.com>
Sent: Thursday, August 25, 2005 1:37 PM
Subject: [balita-anda] (OOT) Misteri Blogger dari Solo




http://jkt.detiknews.com/indexfr.php?url=http://jkt.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2005/bulan/08/tgl/25/time/11407/idnews/428886/idkanal/10


Misteri Blogger dari Solo
Sha, Antara Ada dan Tiada
Muchus Budi R., Nurul Hidayati - detikcom
 Jakarta - Senin (22/8/2005) lalu detikinet menurunkan berita yang cukup
membuat merinding berjudul Blogger Meninggal Usai Tulis 'Mimpi Kematian.
Blogger itu menamai dirinya dengan Sha, sedangkan nama lengkapnya adalah
Natasha Anya.

Sha menjadi beken karena dia menulis catatan harian berjudul Mimpi Buruk di
blognya yang beralamat di http://kembangsolo.blogspot.com. Isinya,
menceritakan mimpi buruknya yang berkisar tentang kematian.

Tulisan itu diturunkan sekitar pukul 11.00, tanggal 16 Agustus. Eh, pada
hari yang sama sekitar pukul 13.00 WIB, Sha dikabarkan meninggal dunia.

Kabar kematian Sha melesat pesat di jaringan para blogger. Tak urung, situs
Sha ramai dikunjungi oleh mereka yang ingin mengucapkan dukacita. Dalam
waktu singkat, saat situs Sha dicek oleh detikcom pada hari Senin siang, ada
111 comments yang mengomentari tulisan Mimpi Buruk yang benar-benar
mengharukan itu. Cukup tinggi untuk ukuran sebuah blog catatan harian
pribadi!

Mencari Tahu

Lalu siapa Sha sebenarnya? Reporter detikcom berusaha menelisik sosok Sha di
Solo berdasarkan tulisan di blog gadis 23 tahun. Tulisan itu bertajuk Gereja
Katholik St. Antonius Purbayan. Kutipannya:

Gereja ini adalah gereja Katholik tertua di Solo,
Letaknya di Jalan Sugiyopranoto,
Di mana gereja ini ada di lingkungan sekolah Katholik juga,
Ada TK Marsudirini, SD Marsudiri, SD Pangudiluhur, SD Keprabon,
Terus ada lagi SMP Kanisius, SMU Kanisius...
Semuanya Yayasan Katholik...
Aku dari TK sampai SMP juga sekolah di situ...
Ehhh kok malah ngomongin sekolahan jadinya hehehe

Kembali lagi ke Gereja St. Antonius,
Aku biasa ke Gereja hari Sabtu Sore,
Biar hari Minggunya bisa dolan tanpa ada beban,
Ohh iya... aku gak tau kenapa,
Misa di Gereja ini bisa terbagi dengan sendirinya,
Misa Sabtu sore banyak diikuti oleh muda-mudi,
Kalo Misa Minggu Pagi diikuti anak-anak dan juga Lansia,
Juga para Biarawati dan Biarawan,
Terus Misa Minggu Sore biasanya diikuti oleh keluarga,
Aneh bisa terbagi gitu yah...

Mungkin Nama Dunia Maya

Berbekal tulisan itulah detikcom mencari tahu. Ternyata, di sepanjang Jalan
Sugiyopranoto Solo tidak ada gereja Katolik di sana. Namun dari peta,
kemungkinan besar yang dimaksud Sha adalah Gereja Katholik St Antonius,
Purbayan, di Jalan Arifin No 1, Solo.

Sha menulis bahwa gerejanya dekat dengan kompleks sekolah milik Yayasan
Pendidikan Katolik seperti sekolah Marsudirini dan Pangudiluhur, tempat dia
pernah sekolah. Memang di belakang salah satu gereja Katolik tertua di Solo
tersebut terdapat sekolah-sekolah seperti yang dimaksudkan oleh Sha.

Persis di samping gereja tersebut memang terdapat Jalan Sugiyopranoto, namun
karena gereja menghadap ke Jalan Arifin, maka secara administratif alamat
gereja masuk ke Jalan Arifin. Sedangkan kompleks sekolah Katolik itu berada
di Jalan Sugiyopranoto.

Ketika detikcom mendatangi kantor Sekretariat Paroki di Gereja tersebut,
pihak pengurus mengatakan tidak ada warga di Paroki Purbayan yang bernama
Natasha Anya. Salah seorang pengurus Sekretariat Paroki Purbayan, P Sutarno
DP, mengatakan seluruh warga Katolik yang tinggal di wilayah parokinya
dipastikan akan tercatat, baik catatan lahir maupun catatan kematian.

Pada catatan kematian juga tidak terdapat ada jemaat yang meninggal pada
tanggal 16 Agustus 2005, seperti terjadi pada diri Sha. "Kami hanya mencatat
warga yang tinggal di Paroki kami. Sedangkan yang melakukan peribadatan di
gereja ini bukan hanya datang dari Paroki kami. Tidak sedikit bahkan jemaat
yang datang dari luar kota," ujarnya.

Sutarno pun membuka berkas dokumen paroki, baik dalam file buku maupun
komputer. Namun tidak ditemukan satu pun nama tersebut. "Bisa jadi itu hanya
nama yang dipakainya ketika di dunia maya sehingga tidak terlacak di dokumen
kami. Coba dilacak di Thiong Ting (krematorium), mungkin sempat disemayamkan
di sana jika dia warga dari etnis Tionghoa," lanjutnya.

Ketika dilacak ke Krematorium di Jalan Kol Sutarto, juga tidak ditemukan
nama tersebut. "Sepanjang bulan Agustus ini semua warga yang meninggal di
atas usia 60 tahun. Hanya satu warga meninggal di usia muda yang
disemayamkan di sini, yaitu Lana Indrawan usia 19 tahun terkena serangan
jantung," ujar salah seorang pengurus krematorium.

Apakah Lana adalah Sha? Kalau mendasarkan dari catatan Sha, identitas Sha
dan Lana tidak kompak. Lana yang masuk Thiong Ting pada 16 Agustus pagi
adalah siswi SMA Santa Ursulin, Solo, meninggal karena sakit jantung.

Sementara, Sha di blognya mengaku berusia 23 tahun dan merupakan guru TK.
Sha diberitakan meninggal pada 16 Agustus sekitar pukul 13.00 WIB karena
penggumpalan darah di otak.

Jadi, siapa Sha? Masih misterius!

Terkait:




AYO GALANG SOLIDARITAS UNTUK MEMBANTU KORBAN MUSIBAH DI ACEH & DAN SUMATERA 
UTARA !!!
================
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke