Awas, jika Bayi Tidur sambil ''Ngedot'' Dokter Hermann terkejut. "Kok bisa parah begini? Ini tidak bisa dibiarkan. Kasihan anak ini!" katanya tajam pada sang ayah. Sore itu Matthew membawa putrinya, Rebecca (3 tahun) menemui dokter gigi. Rebecca menangis kesakitan. "Ayah, gigiku sakit!" teriaknya.
KETAHUAN kemudian gigi-gigi Rebecca hampir seluruhnya busuk. Meskipun sang ayah mencoba meyakinkan dr. Hermann bahwa problem ini adalah yang pertama terjadi, proses ini bukan problem sehari semalam. Jelas, prosesnya sudah cukup lama. Celakanya, orangtua tak pernah sadar gigi anak-anak mereka yang seharusnya putih jernih, menjadi cokelat kehitaman. Pasalnya, Rebecca yang cantik, lincah, dan cerdas itu tak pernah mengeluh. Maka, Matthew tak habis pikir, mengapa problem ini menimpa putri kesayangannya. Lebih-lebih, Rebecca yang tiap saat "menonton" ayah ibunya menggosok gigi, belakangan ini ikut-ikutan menggosok gigi. Saking bangganya dengan perilaku ini, sang ibu membelikan sikat gigi dan odol khusus dengan aroma buah. "Jadi hal itu masih belum cukup ?" tanya Matthew. Dr. Hermann menarik nafas panjang, "Mari saya jelaskan persoalannya!" katanya sambil menarik kursi. Problem ini sering terjadi. Istilah kerennya "nursing carries" atau "baby bottle tooth decay" -- gigi busuk yang menimpa bayi-bayi yang minum susu botol. Khas betul karakternya. Seluruh gigi membusuk, kecuali gigi seri pada rahang bawah. Penyebabnya adalah kontak berkepanjangan antara gigi dan minuman kaya gula, seperti susu, jus buah, soda, atau air gula. Bakteri yang bermukim pada gigi dengan riangnya memanfaatkan gula tersebut sebagai sumber energi untuk membentuk asam. Asam inilah yang kemudian menyerang lapisan email gigi. Maka, seorang bayi yang secara kontinyu ngedot atau menghisap botol susu, secara kontinyu pula akan memasok gula untuk bakteri-bakteri di mulut. Asam secara berkesinambungan dibentuk. Dan, email pun terus-menerus terkikis. Sangat disayangkan kalau hal macam ini terjadi. Lebih-lebih upaya preventifnya sebetulnya tidak sulit. Namun, perlu partisipasi dan disiplin dari orangtua khususnya. Beberapa langkah pencegahan yang bisa dikerjakan adalah sbb.; * Jangan pernah membiarkan anak tidur sambil menyedot botol. Susu akan menumpuk di dalam mulut dan asam pun akan diproduksi secara kontinyu. Pembusukan gigi pun akan terjadi. * The American Dental Association mengeluarkan anjuran yang mendorong anak tak lagi menghisap botol setelah usia 1 tahun. Orangtua disarankan untuk mengajar si kecil minum dari gelas atau cangkir. * Gunakan waslap atau kain bersih untuk mengusap gigi dan gusi anak setiap saat setelah minum susu atau minuman manis dari botol. * Sekalipun anak-anak sudah bisa menggunakan sikat gigi, orangtua masih harus menemani sekaligus menyempurnakan proses pembersihan gigi tersebut. Umumnya, anak di bawah 6 tahun belum sanggup melakukan tugas ini dengan baik. Karenanya peran orang tua sangatlah penting. * Batasi pemberian cairan kaya gula seperti air gula, jus buah yang sangat manis dan susu. * Periksa gigi anak-anak Anda secara teratur, kalau perlu periksakan mereka ke dokter gigi. * Fluoride sangat dibutuhkan untuk gigi. Di Amerika Serikat bahan ini hampir selalu ditambahkan pada sumber air penduduk. Jangan cemas, fluoride dapat juga terdapat dalam berbagai kemasan. Salah satunya adalah pasta gigi. Tetapi jangan terlalu bernafsu memperkenalkan pasta gigi ini pada si kecil. Hanya ketika mereka bisa meludah pemberiannya bisa dimulai. Pasalnya anak-anak yang terlampau kecil, yang belum bisa menyemburkan busa pasta gigi dari mulut, akan menelan bahan ini. Kelebihan fluoride alias fluorosis akan menyebabkan perubahan warna pada gigi. Tetapi Anda tak perlu khawatir. Selain pasta gigi, suplemen fluoride bisa didapat dalam bentuk tablet kunyah atau cairan yang dapat Anda teteskan ke dalam mulut bayi. Konsultasikan hal ini ke dokter gigi Anda. Pada akhirnya terungkap, Rebecca tiap malam tidur sambil ngedot botol susunya. Matthew mengaku, ia dan sang istri yang bekerja seharian, selalu menyodorkan botol susu begitu Rebecca menangis. Dan memang, botol susu ini bagai magic -- sangat ampuh menghentikan tangis Rebecca. Celakanya, pola ini kemudian mereka adopsi menjadi tradisi yang mereka pelihara hampir tiga tahun lamanya. Semoga cerita ini dapat memberi manfaat bagi orangtua khususnya. Sumber : Bali Post Minggu M Tri Agus http://triagus.multiply.com ----- Original Message ----- From: "Nurul Komariyah" <[EMAIL PROTECTED]> To: "Balita-Anda (E-mail)" <balita-anda@balita-anda.com> Cc: <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Thursday, August 25, 2005 1:52 PM Subject: [balita-anda] kebiasaan minum susu dimalam hari to mba luluk > Dear mba Luluk and para parents, > > Saya baca postingan mba dimilis sehat,saya jadi kuatir. > Karna Olivia(6bln) kalo malem suka bangun hanya tuk mimik susu kalo gak > dipenuhi nangiz. > Sayapun mo gak kasi kasian,disini cuacanya panas so tenggorokan sering > kering > Trus mo kasi pengertian kedia apa diangerti yach mba? Kalo dikasi air putih > kasian dia msh tergantung ama susu(menurut saya) > Gimana mba solusi lainnya? Saya takut concern no.2,kalo mba ada artikel2nya > kirimin saya yach mba > Matur Tengkyu > > Makolivia > AYO GALANG SOLIDARITAS UNTUK MEMBANTU KORBAN MUSIBAH DI ACEH & DAN SUMATERA UTARA !!! ================ Kirim bunga, http://www.indokado.com Info balita: http://www.balita-anda.com Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]