Maaf, info dari keluargasakinan_alumnifeui ? Waduh jadi teringat temen
kuliah nih..
Aku alumni feui 87 mau nggabung dong ke milis tersebut caranya gimana yah ?
Atau ada teman yang sesama alumni yang aktif di milis BA ? Mo nyari temen
neh..


-----Original Message-----
From: Ossi Roswihati [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, September 22, 2005 9:22 AM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: [balita-anda] FW: [keluargasakinah_alumnifeui] KISAH DARI SEKOLAH
ANAK JALANAN


Barangkali ada yg berminat untuk membantu..

Salam,

Ossi (bunda Ibam & Ghazy)

-----Original Message-----
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of
ewidyasari
Sent: Wednesday, September 21, 2005 8:53 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [keluargasakinah_alumnifeui] KISAH DARI SEKOLAH ANAK JALANAN

HANHAN HAERUMAN, adalah alumni FEUI'93

Wassalaam,
-Ellen-

"NASIB YANG TERBAIK ADALAH TIDAK PERNAH DILAHIRKAN".....SOE HOK GIE





Kisah yang akan saya (Hanhan) tulis ini adalah "true story" yang 
dialami dan 
diketahui sendiri selama 4 kali Sabtu terakhir ikut menjadi 
sukarelawan 
mengajar sebuah sekolah SD gratis buat menampung anak-anak jalanan 
dan juga 
buat anak yang orang tuanya menyandang masalah sosial dan tidak punya 
biaya 
buat menyekolahkan anaknya.



PROFIL SEKOLAH, ORANG TUA MURID DAN MURID SD AL-USWAH



Sekolah tersebut terletak di daerah Petamburan Jakarta Barat, dari 
bunderan 
Slipi masuk ke kanan ke arah Tanah Abang, tepatnya di Jl. Petamburan 
III, 
namanya SDS Al Uswah. Statusnya sudah resmi sebagai sekolah Swasta 
sejak 2 
tahun lalu dan lulusannya ada yg diterima di SMP negeri, berbeda 
dengan 
sekolah anak jalanan lainnya yang kebanyakan tidak ada formal 
legalnya, 
seperti sekolah terbuka yang dipelopori oleh Ibu Kembar di Tanjung 
Priok. 
Pendanaan SDS ini mengandalkan swadaya masyarakat dan bantuan LSM 
PKBI 
(Persatuan Keluarga Berencana Indonesia). Muridnya berjumlah 128 
anak, 
terdiri dari kelas 1 sampai kelas 6. Penerimaan murid sekolah ini 
tidak 
dimulai dari kelas 1, tapi dibuka untuk semua kelas, hal ini untuk 
menampung 
pindahan dari sekolah yang lain dari kelas berapa saja karena alasan 
tidak 
punya biaya. Bangunan SD tersebut dulunya adalah madrasah yang 
sekarang 
tidak aktif lagi, jadi SDS AL Uswah ini sebetulnya memanfaatkan 
bangunan dan 
nama yayasan yang tidak terpakai milik masyarakat Petamburan.



Pertama kali mengenal SD itu, ketika diajak seorang teman untuk 
menyerahkan 
sumbangan berupa uang dan pakaian-pakaian bekas yang berhasil 
dikumpulkan 
dari teman-temannya. Setelah menyerahkan sumbangan, saya diajak 
keliling ke 
sebagian rumah-rumah murid. Dari sini saya melihat dengan mata kepala 
saya 
sendiri bahwa di Jakarta ini banyak sekali masyarakat yg sangat 
kekurangan, 
ada rumah yang hanya satu kamar sempit dan satu ruangan tengah sempit 
yang 
dihuni oleh nenek, anak-anaknya sampai cucu-cucunya, keadannya 
pengap, gelap 
dan hanya berlantaikan tanah. Kemudian diajak lagi keliling ke rumah 
murid 
yang lain, ternyata ada yang lebih menyedihkan lagi, bahkan saya 
ditunjukkan 
ke salah satu "rumah" murid yang terletak di bawah jembatan pintu air 
dekat 
Shangrila, saya pikir ini dia "the lowest level people in the world".



Selama keliling, Pak Dedi, kepala sekolah SD tersebut, bercerita 
bahwa orang 
tua murid-muridnya kebanyakan berprofesi sebagai pemulung/pengepul 
sampah, 
tukang asongan, pengemis dan "profesi lainnya". Sebagian dari mereka 
nggak 
jelas profesinya, sehingga mereka nggak jelas juga "besok apa 
makan ?", hal 
ini tentu beda dengan kita yang nggak jelas adalah "besok makan 
apa ?" atau 
"besok makan dimana ?". Pernah salah satu dari orang tua muridnya 
yang 
mungkin sangat terpaksa (stomach can not wait), dia terpaksa mencopet 
dan 
hampir dibakar masa di pasar Palmerah....sungguh tragis, tapi itulah 
realitanya. Namun walaupun keadaan yang sangat memprihatinkan para 
orang tua 
murid tersebut tetap punya keinginan agar anaknya bisa sekolah, 
itulah 
mungkin yang mengetuk hati Pak Dedi untuk mendirikan SD gratis ini.



Disela-sela obrolan, Pak Dedi menunjuk salah satu muridnya yang 
pernah dalam 
suatu malam dipergoki keliling-keliling dari gang ke gang, padahal 
sudah 
larut malam, ternyata ketika ditanya kenapa, jawabnya adalah karena 
LAPAR 
belum makan, seharian cuma sekali makan, sehingga dia tidak bisa 
tidur, 
rupanya mungkin untuk menghilangkan rasa laparnya anak kecil itu 
jalan-jalan 
supaya lupa akan rasa laparnya dan mungkin kalau sudah cape barulah 
dia bisa 
tidur. Setelah diberi makan oleh pak Dedi barulah anak itu pulang dan 
bisa 
tidur. Hari-hari berikutnya anak tersebut kalau lapar keliling-
keliling di 
sekitar rumah Pak Dedi, berharap betemu dengan Pak Dedi agar ditawari 
makan, 
dan Pak Dedi pun memakluminya dan akan memberinya makan, memang 
beliau 
menyuruh anak itu agar datang ke rumahnya kalau lapar. Setelah 
kejadian itu 
bukan hanya anak itu saja yang ditawarin makan, tapi kepada murid 
yang lain 
juga kalau lewat depan rumahnya, khawatir kalau-kalau mereka pada 
belum 
makan juga.



Dalam satu kesempatan yang lain Pak Dedi juga pernah memergoki 
muridnya 
menjadi pengemis di jalan Kwitang dekat patung tani, dan ternyata 
mereka 
tidak sendirian melainkan bareng-bareng dengan teman-teman 
sekelasnya, 
ketika ditanya kepada mereka lagi ngapain, mereka pada nggak mau 
jawab, tapi 
mereka menghampiri Pak Dedi dan rame-rame mencium tangannya satu-
persatu 
seperti kebiasaan di kelas. Kata Pak Dedi dia sangat malu melihat 
tingkah 
muridnya itu, soalnya mungkin saja orang sekitarnya menyangka dia 
sebagai 
"koordinator lapangan" pengemis anak jalanan itu.



PENGALAMAN SELAMA MENGAJAR DI KELAS



Saya diberi kesempatan mengajar di kelas 3 tiap hari Sabtu, untuk 
mengajar 
matematika dan bahasa inggris dari jam 07.00 s.d 11.00, muridnya kira-
kira 
25 orang. Kali pertama masuk kelas, ternyata di dalam kelas sudah ada 
seorang ibu guru yang sedang mengajar yang tidak lain adalah istrinya 
Pak 
Dedi. Saya duduk di belakang kelas dan sambil mengamati bagaimana bu 
guru 
tersebut mengajar murid-muridnya. Ternyata tidak mudah mengajar anak-
anak 
tersebut, mereka susah diatur, di kelas suasananya sangat ribut. Tiba-
tiba 
bu guru teriak "ARE YOU READY.." , teriakan bu guru sangat keras, 
membuat 
saya kaget dan heran, karena jauh dengan sosok ibu kepala sekolah 
yang saya 
kenal ketika di rumahnya, yang suaranya lembut. Serta-merta anak-anak 
yang 
sedang ribut tersebut menjawab "YES" dengan suara keras pula sambil 
duduk ke 
kursinya masing-masing. Dari kejadian itu saya tahu ternyata teriakan 
yel 
tersebut adalah taktik untuk menghentikan keributan dan mengembalikan 
anak-anak ke kursinya.



Setelah sekitar 30 menit menyaksikan bagaimana bu guru itu mengajar, 
kini 
giliran saya tampil ke depan. Ketika itu saya melanjutkan mengajar 
matematika tentang nilai tempat bilangan, ada kejadian yang lucu 
waktu saya 
memberikan materi ini, yaitu ketika menggambar alat peraga 
matematika, perlu 
diketahui bahwa perlengkapan sekolah ini sangat minim dan mungkin 
tidak ada 
alat peraga satu pun. Ketika menggambar alat peraga, saya menyebut 
alat 
peraga tersebut sebagai sate, karena mirip sate yang ditancapkan di 
atas 
balok, lagi pula saya tidak tahu apa nama alat peraga tersebut. 
Tetapi 
ketika saya sebut alat peraga itu sebagai sate, salah seorang anak 
ada yang 
nyeletuk dari belakang, "Pak itu bukan gambar sate tapi KECREKAN", 
saya 
tidak menyalahkannya karena kemiripannya dan mungkin saja anak itu 
terbiasa 
ngamen dengan kecrekan. Ternyata betul saja kata Pak Dedi beberapa 
muridnya 
ada yang suka ngamen dan di kelas saya ada yang suka ngamen di lampu 
merah 
perempatan dekat Shangrila. Selain menjadi pengamen mereka juga ada 
yang 
berprofesi sebagai joki three in one, nyemir sepatu dll.



Sifat unik murid SD ini yang tidak akan ditemukan di sekolah lainnya 
adalah 
kebanyakan mereka pemberani, tidak punya rasa malu atau sungkan. 
Kalau saya 
tawarkan untuk maju ke depan mengerjakan soal, serta-merta anak-anak 
itu 
berlarian ke depan, berebut kapur tulis yang saya pegang. Di kelas 
mereka 
susah diatur, saya sering teriak-teriak dengan keras supaya mereka 
tidak 
ribut dan memperhatikan ke depan, saking seringnya teriak-teriak 
selesai 
mengajar suara saya jadi habis.



Keributan di kelas disebabkan oleh macam-macam kelakuan, misalnya 
karena 
ngobrol sesama temennya, nyanyi-nyanyi sambil menabuh meja (mungkin 
latihan 
ngamen), ribut karena mereka saling pinjam alat tulis dengan temennya 
yang 
kadang temen yang lainnya nggak mau ngasih pinjam. Selain itu ada 
juga yang 
ribut karena ketahuan mencuri bekal makanan temannya. Namun ada lagi 
keributan yang lebih serius, yaitu berkelahi di kelas. Pernah pada 
saat 
mengajar ada yang berkelahi sekaligus dua pasang, sepasang laki-laki 
dan 
sepasang perempuan, alasan berkelahinya nggak jelas kenapa. Cara 
mereka 
berkelahi sangat berbahaya, yang laki-laki selain pukul-pukulan juga 
mencekik lawannya, kalau tidak dilerai mungkin yang dicekik akan 
kehabisan 
nafasnya..oh serammm, tapi anehnya yang kalah nggak nangis seperti 
anak 
cengeng biasanya, dia cuma keluar air mata sedikit dan diam sambil 
mangambil 
nafas dalam-dalam, it seems happen as usual not only that time. 
Sedangkan 
yang perempuan pukul-pukulan dan saling menjambak rambut 
lawannya.tapi lain 
halnya dengan anak cowok, anak perempuan yang kalah menangis sejadi-
jadinya. 
Saya sangat kaget melihat mereka berkelahi. Kemudian hal ini saya 
laporkan 
ke Pak Dedi, kata beliau hal demikian sudah biasa, bahkan kalau cowok 
yang 
berkelahi kadang susah dilerai, nanti akan berkelahi lagi karena 
nggak puas, 
cara menyelesaikannya adalah "diaduin di luar 
kelas"........ya..diaduin ?, 
it's sound rediculous but that's the solution, selain supaya mereka 
puas 
mengeluarkan amarahnya, kata beliau kadang kalau ditantangin diluar 
kelas 
mereka nggak jadi berkelahi karena malu ditontonin dan disorakin 
temen 
sekelasnya. Tapi untung saja perkelahian mereka waktu itu sudah 
selesai di 
dalam kelas dan ironinya ternyata yang berkelahi adalah ketua 
kelasnya. Saya 
menyimpulkan dari tingkah laku mereka ini adalah akibat dari 
kehidupan 
sehari-hari mereka yang keras, nggak ada aturan, "the rule is no 
rule", 
nggak ada bimbingan orang tua, oleh karena itu pendidikan adalah 
mutlak 
sebelum mereka berubah menjadi brutal ketika beranjak dewasa. Dan hal 
inilah 
yang menjadi concern kita semua karena dengan membimbing mereka 
berarti akan 
mengurangi angka kriminalitas di masa depan. At least mereka di 
sekolah ini 
tahu mana yang baik dan mana yang buruk, dan kenapa harus ikuti yang 
baik.



MASALAH YANG DIHADAPI



Kesejahteraan guru adalah hal yang paling penting ditingkatkan dan 
didahulukan, saat ini ada 12 guru, diantaranya ada 1 orang yang 
sukarelawan, 
yang lainnya adalah sehari-harinya guru di situ dan digaji seadanya 
dari 
donatur. Kadang-kadang gajiannya diutang dulu kalau pas nggak ada 
donatur 
yang ngasih, atau sekolah pinjam dulu ke siapa saja. Mereka digaji 
sebulan 
rata-rata 150 ribu sampai 200 ribu rupiah, jumlah ini jauh dibawah 
UMR DKI 
yang mencapai sekitar 630 ribu. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-
harinya, 
sebagian guru, ada yang nyambi jadi tukang ojeg dan sebagian lagi 
mengajar 
di tempat kursus atau les privat. Kenapa kesejahteraan guru yang 
pertama 
harus ditingkatkan, karena guru juga manusia punya rasa punya hati 
jangan 
samakan dengan robot, dikhawatirkan semangat dan idealisme mereka 
akan 
luntur dan hilang karena tuntutan ekonomi mereka tidak tercukupi.



Pak Dedi meminta saya untuk membantu memikirkan masalah ini, kemudian 
saya 
mencoba mengirimkan proposal ke beberapa LSM termasuk yang menjadi 
penyalur 
Zakat, Infaq dan Shodaqoh, tapi setelah menunggu beberapa minggu 
mereka 
tidak bisa membantu, karena katanya dananya terkuras ke ACEH, LSM 
yang lain 
tidak bisa membantu karena sudah mempunyai binaan sekolah terbuka. 
Saya bisa 
memahami hal tersebut. Karena anak jalanan di Jakarta ini banyak 
sekali. 
Menurut hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Badan Pusat 
Statistik 
Republik Indonesia tahun 1998 memperlihatkan bahwa anak jalanan 
secara 
nasional berjumlah sekitar 2,8 juta anak.  Dua tahun kemudian, tahun 
2000, 
angka tersebut mengalami kenaikan sekitar 5,4%, sehingga jumlahnya 
menjadi 
3,1 juta anak.  Pada tahun yang sama, anak yang tergolong rawan 
menjadi anak 
jalanan berjumlah 10,3 juta anak atau 17, 6% dari populasi anak di 
Indonesia, yaitu 58,7 juta anak (Soewignyo, 2002).  Anak jalanan di 
DKI 
Jakarta, sebagai salah satu kasus, berjumlah 31.304 anak, sedangkan 
Panti 
Pemerintah yang memberikan pelayanan sosial terhadap mereka hanya 
berjumlah 
9 panti, yaitu : 4 Panti Balita Terlantar, 4 Panti Anak Jalanan dan 1 
Panti 
Remaja Putus Sekolah.  Daya tampung keseluruhannya adalah 2.370 anak. 
Sementara itu, Panti Sosial Asuhan Anak yang diselenggarakan 
masyarakat 
berjumlah 58 Panti dengan daya tampung 3.338 anak dan pelayanan 
sosial 
kepada anak di luar panti sebanyak 3.200 anak.  Secara akumulatif 
jumlah 
yang  yang mendapat pelayanan Panti dan non-Panti adalah 8.908 anak 
dan yang 
belum tersentuh pelayanan pemerintah maupun organisasi sosial atau 
LSM 
adalah 22.396 anak (Profil Dinas Bina Mental Spiritual dan 
Kesejahteraan 
Sosial Pemerintah Propinsi DKI Jakarta, 2002).  Persebaran anak 
jalanan di 
DKI Jakarta juga cukup merata.  Data yang diterbitkan oleh Dinas Bina 
Mental 
Spiritual dan Kesejahteraan Sosial DKI Jakarta menyebutkan bahwa 
setidaknya 
ada 18.777 orang anak jalanan di DKI pada tahun 2003 saja. Adapun 
jumlah 
pada tahun 2005 saya yakin lebih banyak lagi, kalau tidak percaya 
jalan-jalan deh sekali-kali pake metromoni atau bis kota, kira-kira 
ada 1 
sampai 3 kali pengemen anak jalanan yang singgah di bis kota dalam 
sekali 
jalan, apalagi kalau menjelang lebaran, biasanya bukan hanya di 
angkutan 
umum tetapi di depan mesjid-mesjid umum sudah menanti anak jalanan 
yang 
menjadi pengemis. Kalau tidak kita tarik ke sekolah-sekolah atau 
panti-panti 
mereka akan memenuhi Ibu kota Jakarta ini, sehingga jalanan kota 
Jakarta ini 
akan menjadi lautan ANJAL (Anak Jalanan).



Diantara bagian proposal yang saya sebar tersebut di atas saya 
tuliskan juga 
di akhir tulisan ini, diantaranya kebutuhan bulanan operasional SDS 
Al 
Uswah. Angka tersebut adalah angka minimal yang diimpikan oleh 
sekolah, 
yaitu minimal gaji guru sama dengan UMR DKI, ini adalah ideal 
minimal, 
karena kalau 150-200 ribu sebulan kata Pak Dedi takut mendzalimi 
guru, 
mengingat stress mengajar mereka di kelas, belum lagi harus teriak-
teriak 
dan mengejar-ngejar murid nakal yang suka lari-lari di atas meja 
serta 
tingkah lainnya yang bikin adrenalin naik.



Selama ini pemasukan uang SDS Al Uswah adalah dari  LSM PKBI dan 
lembaga 
beasiswa yang jumlah seluruhnya hanya mencapai 1,7 juta (satu juta 
tujuh 
ratus ribu rupiah) sebulan, namun pemasukan ini terancam putus karena 
dananya sudah menipis. Adapun kebutuhan dana yang mendesak adalah 
untuk 
melunasi pesenan kaos olahraga untuk 30 murid baru sebesar 750 ribu, 
katanya 
sudah berkali-kali tukang kaos telpon supaya pesanannya diambil 
karena sudah 
2 bulan belum diambil-ambil, statusnya sudah S-O-S. Jadi sekalian 
saja 
dengan tulisan ini saya mengetuk hati nurani para pembaca yang 
budiman, bila 
ingin berinfaq untuk kaos tersebut bisa dititipkan ke saya langsung 
atau 
ditransfer ke rekening saya di BCA No. 869-0130-743, atau Mandiri 
129-000-113-0653 atau BSM 003-7026-242 a.n. Hanhan Haeruman, please 
confirm 
jika sudah mentransfer via HP : 0812-87-154-20, atau kantor 840-3878 
ext 
114, email [EMAIL PROTECTED], dan saya ucapkan terimakasih sebesar-
besarnya, 
Jazakallah. Adapun apabila uang yang diperoleh lebih dari cukup untuk 
kaos 
tersebut, maka akan digunakan untuk keperluan lainnya, misalnya untuk 
buku-buku/alat tulis dan perlengkapan lainnya serta menambah koleksi 
buku 
perpustakaan yang sekarang hanya selemari kecil di belakang meja 
kantor 
kepala sekolah. Dan uang tersebut akan ada laporan pertanggung 
jawabannya 
yang akan disebar via email. Sebagai catatan kaos tersebut akan 
dipakai 
selama murid bersekolah di SD tersebut jadi bukan untuk 1 tahun saja 
dan 
pihak sekolah tidak mau membebani muridnya sepeser pun karena takut 
muridnya 
pada kabur. Sebab kalau kabur mereka akan dimanfaatkan oleh preman 
yang akan 
dipekerjakan sebagai pengamen atau pengemis yang dituntut setoran 
tiap 
harinya. Sedangkan dalam rangka mendidik orang tua mereka agar 
menghargai 
pendidikan bahwa pendidikan itu perlu biaya, kalau kenaikan kelas 
baru 
mereka dimintai sumbangan, itu pun secara sukarela dalam bentuk kotak 
amal 
yang tidak memaksa, itu hanya sekedar kesadaran mereka.



Para pembaca yang budiman, akhirnya sampai juga pada bagian akhir 
tulisan 
saya ini. Dalam sebuah ceramah, ada usatadz yang menceritakan 
pengalaman 
salah satu jamaah mesjidnya seperti ini : pada suatu hari dia 
mengendarai 
kendaraan (BMW) di daerah Senen, ketika sampai di perempatan jalan, 
kebetulan lampu merah pas menyala, maka dia pun berhenti, lagi nunggu 
lampu 
merah berganti, tiba-tiba ada suara seperti benturan kecil di sebelah 
kirinya, ternyata itu bukan suara benturan tetapi orang yang dengan 
innocent-nya mencongkel kaca spion BMW-nya. Tapi mungkin karena sudah 
terkendali emosinya, si pengendara mobil tersebut tidak bergeming, 
dia hanya 
tertegun sambil berpikir kenapa orang itu berbuat demikian. Setelah 
lama 
merenungkan hal tersebut, dia berkesimpulan "Jangan-jangan saya juga 
ikut 
berkontribusi sehingga menyebabkan orang tersebut berbuat kriminal 
seperti 
itu". Karena dia pikir penyebabnya adalah mereka tidak punya sesuatu 
yang 
bisa dimakan karena mereka tidak ada pekerjaan, tidak ada pekerjaan 
karena 
tidak punya ilmu atau keterampilan, hal ini disebabkan karena mereka 
tidak 
mengenyam pendidikan, dan pendidikan tanggung jawab kita semua, 
sehingga 
mungkin karena dia tidak concern dengan nasib mereka, maka dia 
berkesimpulan 
"Jangan-jangan saya juga ikut berkontribusi sehingga menyebabkan 
terjadinya 
kriminalitas tersebut". Maka diikhlaskanlah sebelah kaca spion BMW-
nya itu, 
dan dia menganggapnya sebagai infaq buat menyelamatkan perut si 
pencuri 
tersebut.



Nah, dari cerita tadi saya mengajak saudara-saudara sekalian, untuk 
concern 
terhadap masalah pendidikan anak jalanan ini, karena kalau bukan kita 
lantas 
siapa lagi, pemerintah sudah kebanyakan masalah, tidak mampu lagi. 
Apapun 
dan sekecil apapun sumbangsih saudara sekalian adalah merupakan 
secercah 
harapan bagi mereka, jangan sampai nasib terbaik bagi mereka adalah 
nasib 
tidak terlahir ke dunia ini, padahal mereka sudah kadung terlahir ke 
dunia 
ini. Saya berharap selain ada yang memberikan sumbangan materi ada 
juga yang 
memberikan referensi kepada siapa atau ke institusi apa saja agar SDS 
Al 
Uswah ini mendapat dukungan, karena setahu saya ada institusi atau 
company 
yang punya dana atau program yang menyangkut social responsibility, 
seperti 
EMPATI BI, CITIBANK PEKA dan mungkin yang lainnya. Perlu diketahui 
bahwa SDS 
AL-Uswah ini juga ikut memberikan pendampingan ke sekolah-sekolah non 
formal 
anak jalanan lainnya di wilayah Jakarta ini, sehingga membantu SDS 
ini 
berarti membantu SD yang  lainnya.



Sekian..

Hanhan Haeruman.







DATA GURU DAN KEPALA SEKOLAH SDS AL USWAH




1.   A. DEDI ROSADI, SE     Kepala sekolah 
S I Ekononi

2.   AIDA NASUTION          Guru Kelas I 
D II

3.   ADE HUSNUL KH.        Guru Kelas II 
S I Ekonomi

4    EEN ELFIANA               Guru Kelas III 
D III

5.   MULYANI                      Guru Kelas IV 
D II

6.   H HARIS DAMRAH       Guru Kelas V 
D II

7.   PUJA BASUKI               Guru Kelas VI 
D II

8.   ZULKIFLI                       Guru Olah Raga Kelas I s/d VI 
D III

9.   TARUDDIN                    Guru Agama Islam kelas I s/d VI 
D II

10. SUBUR                           Guru Bhs. Inggris Kelas IV s/d VI 
D II

11. HANHAN  H.                 Guru Bidang Studi 
S I Ekonomi

12. M. NASIR                       Penjaga Sekolah 
SLTP









BIAYA OPERASIONAL SEKOLAH SETIAP BULAN     :





1.   Honor Guru 11 orang x Rp. 630.000,-
                                = 
Rp.   6.930.000,-

2.   Laporan bulanan....                                     = Rp. 
25.000,-

3.   Iuran PKG ..127  siswa x Rp. 10.000,-                           
= Rp. 
127.000,-

4.   Iuran Pramuka 127 siswa x  Rp. 500,-
                                = 
Rp.        63.500,-

5.   Iuran PGRI 
= Rp.        17.000,-

6.   Transport rapat koordinasi Kepsek, 
guru                            = 
Rp.      100.000,-

7.   Kapur 
= Rp.        20.000,-

8.   Foto copy 
= Rp.        50.000,-

9.   Listrik dan Air` 
= Rp.        75.000,-

10. Uang sampah 
= Rp.        10.000,-

11. ATK 
= Rp.        25.000,-

12. Pemeliharaan alat- alat (lampu, buku-buku, karbol,

      alat kabersihan ) 
= Rp.        50.000,-

                                                                      
       
                     _______________



                                                                      
       
                       Rp.   7.456.500,-



                                                                      
       
                       = = = = = = = = =



(Terbilang = Tujuh Juta Empat Ratus Lima Puluh Enam Ribu Lima Ratus 
Rupiah).












------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home
page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/YlXolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 



 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/keluargasakinah_alumnifeui/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


----------------------------------------------------------------------
This e-mail, including any attached files, may contain confidential and
privileged information for the sole use of the intended recipient.  Any
review, use, distribution, or disclosure by others is strictly prohibited.
If you are not the intended recipient (or authorized to receive information
for the intended recipient), please contact the sender by reply e-mail and
delete all copies of this message.


================
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke:
[EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke