Dear Ayah/Bunda,

Email dibawah saya forward-kan dari seorang ibu yang anaknya menderita Thalasemia (rekan dari teman kantorku sendiri)….. Seandainya ada diantara Mom/Dads yang terketuk hatinya untuk membantu biaya pengobatan Vipo ini, bisa langsung menghubungi sang ibu di [EMAIL PROTECTED].

Mengingat biaya yang sangat besar, bantuan sekecil apapun akan sangat berarti bagi mereka.

Mungkin dompet balita-anda juga bisa membantu koordinir?

 

Trims ya,

Bunda Ara

 


From: Kiki [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, September 22, 2005 10:09 AM
To: Sophianita Dewi
Subject: jeritan hati penderita thalasemia

 

 

sofie, thx b4, ya. siapa tau Tuhan mengirim seseorang yang bisa bantu vipo. thanks, ya. - qq -



 

Note : tolong sampaikan ini pada teman-teman Anda yang memungkinkan. thanks.


Salam perdamaian untuk semua,

    Nama panggilanku VALERIAN, umurku sekarang sudah 10 tahun. Aku anak bungsu dari 3 bersaudara. Mas Adit sudah jadi mahasiswa semester 3, mas Rio kelas 2 SMP, aku baru kelas 4 SD (mestinya klas 5, krn sering ngga masuk sekolah krn mesti ke RS). Kami keluarga biasa aja. Tapi, kami bertiga bangga lho dengan keluarga ini.

    Sejak umur 10 bulan, kata eyang dokter aku mengidap penyakit THALASEMIA MAYOR (bisa dicek di RSCM PAV TUMBUH KEMBANG). Namanya cantik, ya. Tapi menurut eyang dokter, penyakit (lebih tepat cacat bawahan) itu sampai saat ini belum diketemukan obat dan cara pengobatan yang bisa menyembuhkan. Penyakit(cacat) ini adalah penyakit kelainan pada darahku. Kalau orang normal, siklus darahnya 120 hari sedang aku baru 2 mingguan sudah pecah. Jadi, yang bisa memperpanjang hidupku adalah transplantasi sumsum tulang belakang dan transfusi darah.

Kalau transplantasi sumsum tulang belakang, wah !! rasanya kedua orang tuaku nggak mungkin sanggup. Rumah kami aja masih belum lunas (KPR BTN type 36). Apalagi ayahku cuman pegawai rendahan, sudah berusaha wiraswasta sih, tapi belum berhasil.

    Selama ini (sejak aku mengidap penyakit itu), orang tuaku memaksaku minum jamu rebusan setiap hari pagi - sore (pengobatan alternatif) dan transfusi darah kira-kira 450 - 600 cc tergantung berapa Hb(haemoglobine)-ku saat itu. Biasanya kalau HB-ku sudah berkisar 6 - 7 (normalnya 13 - 16), aku pasti ditransfusi. Nyeri memang rasanya ! Tapi HARUS kalau aku mau hidup lebih lama, kalo aku mau tetep ada di deket mamaku, gitu kata mamaku.

Sampai hari ini, aku masih satu bulan satu kali transfusi walaupun kondisi jantungku udah mulai ngga bener juga, padahal temenku yang sebaya aku dan berpenyakit sama seperti aku, sudah satu bulan lebih dari satu kali dan limpanya sudah diangkat pula !

    Kalau aku melihat usahanya kedua orang tua membuat aku sehat seperti temen-temen yang lain (ya beli jamu, transfusi dll, ya berdoa),pengen juga sih aku nggak minum jamu atau transfusi. Tapi, aku nggak mau mati cepet-cepet (walaupun kata mas Adit, kalau matinya masih kecil, akan jadi malaikat). Aku masih pengen main sama mas Adit, mas Rio juga temen-temenku yang lain seperti Inas, Ike, Steven, Aji, Risdo, Johsua. Aku juga masih pengen deket mamaku, kalo bisa aku pengen mati bareng2 sama mama aja.

Bapak, Ibu, Oom, Tante yang aku hormati,

    Biaya yang dikeluarkan orangtuaku untuk aku, sangat banyak !! Setiap kali transfusi mamaku harus mengeluarkan uang kira-kira Rp. 2 jutaan. Selain transfusi, eyang dokter juga memberi aku obat - namanya DESFERAL, obat ini tugasnya mengikat zat besi yang banyak terdapat dalam darahku (akibat keseringan transfusi). Kalau aku tidak diberi desferal, zat besi akan nempel terus menerus sampai numpuk dan akhirnya merusak organ tubuhku yang lain seperti ginjal, jantung atau limpa. Sebenarnya, sekarang juga limpaku sudah mulai bengkak dan jantungku juga sudah mulai ngga bener kerjanya. Malah kata eyang dokter, nanti kalau aku sudah gede - limpanya pasti dibuang. Karena pasti sudah tidak berfungsi dengan baik, daripada malah merusak yang lainnya.

Nah, obat desferal ini juga mahal banget. Kata mama, harga satu ampul (5mg) Rp. 136ribu, padahal aku setiap hari perlu 2 ampul selama 20 hari (40 ampul dalam sebulan). Bayangin aja, orangtuaku harus mengeluarkan uang lagi untuk obat desferal ini. Belum lagi aku (terutama) harus makan dengan makanan bergizi tinggi dan minum jamu (pasti !).

Semua pengobatan ini harus terus-terusan sepanjang hidupkuPadahal aku tau banget, biayanya gedeee ... tapi aku juga masih pengen hidup lamaaaa, supaya bisa sekolah seperti mas Adit dan mas Rio, bisa main seperti temen-temenku.

    Maka dari itu, mau khan Bapak, Ibu, Oom juga Tante membantu aku supaya aku bisa hidup lebih lama ?

BERAPAPUN PASTI AKAN SANGAT BERGUNA UNTUK MEMPANJANG HIDUPKU.

Terima kasih Bapak, Ibu, Oom, Tante, sudah mau membaca jeritan hatiku ini. SEMOGA TUHAN MEMBALAS SEMUA KEBAIKAN DAN KEIKHLASAN Bapak, Ibu, Oom, Tante sekalian. Kalau ingin tau lebih banyak mengenai aku, bisa telp ke  kantor tempat mamaku kerja nomornya : 021-8314008 atau ke rumahku di jl taman nakula no. 20 bekasi selatan. oya, perumahannya namanya bumi satria kencana.

 

Salam - VALERIAN (fotoku di bawah ini)

mamaku : CAESILIA E. SUWARTI

           BCA CAPEM GEDUNG GAJAH- JAKARTA

           A/C NO. 092-1285000

 

 

 

 

Kirim email ke