Dear ibu Aseani,

Untuk tidak menjadi konflik berkepanjangan saya akan coba jawab pertanyaan
ibu melalui jalur pribadi aja yah .. Insya-allah banyak tulisan2 yang akan
saya sampaikan sebagai pencerahan kita bersama.

Salam,

AyahTasha

-----Original Message-----
From: aseani setiyadi [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, October 05, 2005 4:01 PM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: RE: [balita-anda] Kewajiban Istri


Pak Zainal, dr uraian Bapak disini, aku mo nanya sesuatu yg 'nempil'
sedikit....
dilapangan kewajiban mencari nafkah, Bapak seringkali menekankan ridho Allah
diridho suami...
nah, untuk menjaga sikap sehari-hari, lebih eksplisit lagi, berkata-kata,
bukannya ridho Allah tergantung pada dua sisi...istri telah berusaha
maksimal menyenangkan suami, namun tentunya tidak bisa secepat membalik
telapak tangan merubah kebiasaan suami ber'kata-kata keras bin
kasar'...sabar memang wajib, tapi hati yang 'luka' juga tak secepat mengucap
sabar untuk menyembuhkannya...
ingin pencerahan yg lebih Pak...smoga Bapak tidak termasuk yg
patriarkis...dikit-dikit suami, dikit-dikit, suami lagi.....kapan istri nih
pak....

Zainal Arifin <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Dari kacamata Agama Islam ...

Membaca pendapat para ibu yang sudah mau bekerja keras untuk membantu para
suami dalam menangani tugasnya menafkahkan anak dan istri serta membantu
berperan dalam memberikan jaminan pendidikan, tempat tinggal dan lain-lain
membuat aku jadi terharu. Ternyata masih banyak yah wanita yang merelakan
dirinya bersusah payah untuk itu. Padahal secara hukum itu merupakan
kewajiban para suami. Subhanallah. Maka, kalau ibu rela melakukan ini semua
mudah2an Allah ridho seiring dengan keridhoan suami ibu yang bersedia
mengizinkan ibu membantu tugas mereka.

Namun, ibu.. Tentunya semuanya menjadi halal dan bermanfaat jika sudah
dikompromi dan atas persetujuan suami kan ? Karena bagaimanapun besarnya
penghasilan yang diperoleh istri tetaplah merupakan pendapatan lainnya dalam
menunjang penghasilan utama dari si suami sendiri. Lain halnya kalau memang
karena sesuatu hal fungsi tersebut malah berpindah ke tangan istri. Ingat
lho, ridhonya Allah karena ridhonya suami, murkanya Allah juga karena
murkanya suami. Jadi usahakan segala sesuatu yang bisa dan mau ibu kerjakan
adalah atas sepengetahuan dan seijin suami. Berpuasa sunah saja (yang
berpahala) itu musti dilakukan atas ijin suami apalagi mencari nafkah yang
notabene bukanlah kewajiban ibu.. (mudah2an suami juga berlapang dada untuk
mau kompromi dan mempertimbangkan segi baik buruknya kalau istri
beraktivitas baik di dalam maupun di luar rumah).

Tapi perlu juga ibu ketahui bahwa menjaga kehormatan suami, menjaga harta
suami (termasuk di dalamnya anak, rumah beserta isinya) juga suatu yang
wajib ibu pegang lho Bu.. Hati2 dengan fitnah yang mungkin bisa saja timbul.
Jadi, pintar2lah menjauh dari fitnah.. 

Apakah di dalam hati ibu timbul suatu pertanyaan mengapa suami yang tidak
perlu izin sedangkan istri perlu izin ?.. 

1. karena suamilah yang berkewajiban dan bertanggungjawab dalam menafkahi
keluarganya ? Sehingga jika fungsi ini ditinggalkan dengan sengaja dan tanpa
hambatan maka berdosalah ia sedangkan ibu tidak..

2. karena suamilah yang bertanggungjawab menjaga keluarganya dari api
neraka, sedangkan istri hanyalah menjaga amanah..

3. karena suamilah yang berkewajiban mendidik anak sedangkan istri
membantunya dalam menjalankan amanah tersebut..

Jadi, mulailah berkompromi dengan suami, mencapai ridho suami, dengan tidak
lupa menjaga amanah dan fitnah. Karena anak dan istri adalah merupakan ujian
yang dapat memberatkan suami untuk menuju syurga (karena sedemikian beratnya
tanggungjawab yang harus dipikulnya). Sedangkan suami dan anak tidaklah
menjadi ujian yang dapat memberatkannya menuju syurga. 

Maaf jika ada tulisan yang tidak berkenan.

Wassalam,

AyahTasha












-----Original Message-----
From: vinty novitasari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, October 05, 2005 2:11 PM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: Re: [balita-anda] Kewajiban Istri


Sekedar sharing pak agus,

saya istri sekaligus ibu beranak 2 yang masih bekerja, dan sudah tinggal
terpisah dari orang tua, kenapa saya masih bekerja ? banyak orang yang
bertanya begitu. Dalam hati kecil saya sangat ingin berhenti bekerja, karena
mencari pembantu untuk mengurus rumah dan anak bukan main sulitnya, belum
lagi rasa bersalah meninggalkan anak dirumah. yang membuat orang masih
bekerja walaupun hati kecilnya menolak, adalah kebutuhan pak, yang paling
utama adalah kebutuhan ekonomi. Mari berhitung secara rasional, maka bapak
akan menemukan bahwa saat sekarang ini kebutuhan rumah tangga (belanja
dapur, sekolah, rumah sakit, sosial, rekreasi ) sudah sangat luar biasa, dan
yang paling mengetahui masalah ini adalah istri. Jika suami bisa memberikan
jaminan kepada istri bahwa kebutuhan akan terpenuhi dari sumber-sumber yang
secara rasional bisa terlihat, dimana pada saat ini bagi pasangan muda masih
merupakan impian, maka istri akan tenang meninggalkan pekerjaan diluar
rumah. percayalah pak, kein
ginan
terbesar seorang ibu adalah mengurus anak/keluarga sebaik-baiknya.Menjadi
ibu rumah tangga profesional adalah karir yang tidak mudah dijalani, dan
dengan penghargaan yang masih sangat kecil dari lingkungan masyarakat kita
(atau malah lingkungan keluarga kita sendiri ? ). Maka sekarang yang bisa
saya lakukan adalah membuat rencana anggaran keuangan keluarga (family
planning) yang sebaik-baiknya, sehingga diharapkan tidak harus bekerja
diluar rumah sepanjang sisa hidup. paling tidak harus memanfaatkan nilai
yang diperoleh setiap bulannya dengan perencanaan yang baik, dan dengan
target yang jelas, misalnya, paling tidak 5 tahun lagi saya akan berhenti
bekerja, dari sekarang sudah mencari alternatif pekerjaan yang bisa menutup
kekurangan yang terjadi akibat berhenti.Bagaimanapun pak kekhawatiran istri
jika harus menghadapi 1,2,3, orang anak yang sakit, atau uang sekolah yang
mesti dibayar, atau beras yang tinggal 1 liter, sedangkan uang tak ada,
harus dipertimbangkan.
memang rejeki bisa datang dari mana saja, dan dari sumber yang tak
diduga-duga, namun, prinsip lebih baik tangan diatas daripada tangan dibawah
harus tetap diusahakan, lebih baik jika kita bisa menolong diri kita dahulu,
paling minimal, tidak merepotkan orang lain.

salam
v


>



================
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke:
[EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]




---------------------------------
Yahoo! for Good
Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort. 

                
---------------------------------
Yahoo! for Good
 Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort. 

Reply via email to