Minggu, 13 Nopember 2005

Bila Si Kecil Susah Buang Air Besar 




Kurniawan sedikit resah. Rangga, buah hatinya yang berusia 14 bulan, mengalami 
gangguan susah buang air besar alias sembelit. ''Beberapa hari, anak saya tak 
buang air besar. Tentu saja saya sangat khawatir,'' keluhnya.

Susah buang air besar ternyata bukan monopoli orang dewasa. Bayi atau anak yang 
mulai belajar berjalan pun kerap mengalami sembelit. Hal ini tentu membuat 
orang tua khawatir, seperti yang dirasakan Kurniawan. Bagaimana jika hal itu 
terjadi pada bayi Anda, apa yang akan Anda lakukan? Jangan buru-buru panik. 
Meski begitu, gangguan konstipasi ini tentu harus segera diatasi. Seringkali 
ada bayi yang belum diberi asupan makanan padat, tapi sudah mengalami gangguan 
susah buang air besar. Gangguan ini lebih kerap dialami oleh bayi yang diberi 
susu formula. Bayi yang mendapatkan ASI (Air Susu Ibu) lebih jarang mengalami 
gangguan ini karena air susu ibu lebih mudah dicerna ketimbang susu formula. 

Pada bayi yang diberi susu formula, sembelit yang terjadi mungkin saja karena 
jenis susu botol yang diminumnya. Susu yang mengandung zat besi terlalu tinggi, 
bisa membuat si kecil mengalami sembelit (konstipasi). Maka, coba perhatikan 
susu si kecil. Bila memang kandungan zat besinya terlalu tinggi, mungkin Anda 
bisa menggantikan dengan susu yang lain. Tapi alangkah baiknya, sebelum 
mengganti susu, Anda berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter anak. 

Marla Stern, seorang dokter spesialis anak yang tinggal di New York, punya tips 
untuk mengatasi gangguan pada bayi yang mengalami sembelit. Ia menganjurkan 
agar si bayi yang mengalami sembelit diberi cairan yang terbuat dari campuran 
brown sugar dengan susu formula atau air. Caranya, kata dia, satu sendok teh 
brown sugar dicampur dengan dua ons susu formula atau air. ''Larutan ini sangat 
aman dan efektif untuk melembekkan tinja,'' katanya.

Sembelit juga kerap dialami oleh anak yang mulai belajar jalan. Berbeda dengan 
bayi, anak usia ini tak lagi hanya minum susu, tapi juga mengonsumsi makanan 
padat. Mark R Corkins, seorang dokter spesialis anak di Indianapolis 
mengungkapkan, konstipasi merupakan sesuatu yang biasa terjadi pada anak yang 
sudah mulai berganti asupan. ''Perubahan pada pola makan anak-anak, cenderung 
akan mengubah fesesnya,'' katanya.

Untuk memastikan tak ada sesuatu yang serius pada si kecil, maka sebaiknya Anda 
membawanya ke dokter anak. Bila dokter menyatakan tak ada gangguan serius, maka 
hal pertama yang perlu Anda lakukan adalah mencoba mengganti asupan makanan 
buat si buah hati. Untuk mengatasi gangguan sembelit pada anak yang sudah mulai 
belajar berjalan, orang tua perlu memberi asupan berupa makanan kaya serat 
seperti sayur-sayuran dan buah-buahan seperti pepaya dan melon. Jika Anda 
memiliki buah plum, bagus juga diberikan untuk si kecil yang tengah sembelit. 
Asupan cairan juga perlu ditingkatkan. Minuman itu ada baiknya diberikan secara 
rutin setiap hari dan disesuaikan dengan usia anak. 

Buah pir juga bisa Anda manfaatkan. Setidaknya, khasiat buah ini pernah 
dirasakan oleh Jilian Ford, ibu muda dari California, ketika anaknya yang 
berusia tiga bulan susah buang air besar. ''Saya beri dia satu sendok teh jus 
buah pir yang dicampur dengan dua ons air. Beberapa jam kemudian, ia bisa buang 
air besar. Tentu saja, saya lega bukan main.'' 

Namun, hati-hati dengan pisang. Untuk sementara, sebaiknya Anda tak memberinya 
pisang, sebab buah ini bisa mengeraskan feses sehingga tentu saja sembelit anak 
Anda akan makin parah. 

Sembelit pada anak di usia ini akan ditandai dengan mengerasnya feses. 
Biasanya, si kecil akan rewel karena perutnya terasa sakit. Selain itu, anak 
pun akan merasa sakit saat buang air besar. Bila sudah begitu, tak sedikit anak 
yang menjadi takut untuk buang air besar. Padahal, menahan-nahan buang air 
besar juga tidak baik. Sebab, feses bisa terus menumpuk di dalam usus. 

Untuk ini, orang tua perlu mengupayakan agar si anak merasa rileks dan nyaman 
ketika hendak buang air besar. Caranya? Beragam jurus bisa Anda terapkan. Salah 
satunya, Anda bisa bacakan buku-buku cerita atau bernyanyi saat si kecil duduk 
di toilet. Tidak sulit bukan? 

(parents/hri ) 
http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=220846&kat_id=123

Kirim email ke