Keluarga Jsku,

Sungguh, babat gongso adalah makanan yang cukup membuat saya sangat
penasaran. Rekan kantor selalu menyebut makanan ini sepanjang siang.
Sebagai seorang food lover, tentu saja kondisi seperti  ini sangat
mengganggu konsentrasi saya. Jadilah satu siangan itu saya tidak bisa
berkonsentrasi memikirkan seperti apa sih babat gongso itu. Kerjaan ga
kelar, customer complain, ah cuek aja. 

Siang itu saat waktu lunch blom tiba saya sudah 'ngebingungi' mengganggu
semua teman untuk cari makan .. Tentu saja tidak bisa ditawar lagi,
Babat gongso yang jadi pilihan saya. Di daerah sekitar kebun jeruk ada 2
tempat penjual babat gongso. Yang pertama adalah di Rumah makan Swikee
purwodadi di jalan pesanggrahan, yang kedua adalah warung makan di
tanjung duren.

Hari itu yang kami datangi pertama kali adalah Rumah makan swikee
purwodadi, dengan pertimbangan lokasi yang lebih nyaman karena di
lengkapi dengan penyejuk ruangan. Sial !!! Siang itu babat gongso habis
di rumah makan itu ... makin penasaran saja rasanya, tidak bisa ditawar
lagi, harus babat gongso. Meluncurlah kami menuju tanjung duren mencari
lokasi warung kedua. Ketemu !!!  Lokasinya terletak berdampingan dengan
gerai Mr Celup yang sempat mengguncangkan dunia jajanan pinggir jalan di
Indonesia.

Di spanduk warung tertera khas semarang. Wow semarang !!! Saya langsung
berani menyimpulkan ini pasti lezat. Suasana warung, khas warung pinggir
jalan, dengan bangunan semi permanen, sangat terbuka dan cukup panas.
Kami duduk dan melihat menu. Tentu saja hari itu yang kami pesan adalah
babat gongso yang di banderol seharga Rp 8.000,- ... hmm cukup murah ...

Dalam penantian masakan saya sempat melihat bapak pemilik warung sedang
mengupasi setumpuk bawang merah ... wah pasti rasa bawang merah akan
sangat dominan dalam menu di warung ini. 

Tak berapa lama babat gongso tiba, dihidangkan dalam piring ukuran oval.
Potongan babat ukuran kecil, digaulkan sempurna dengan campuran bawang
merah dan minyak goreng dalam porsi sedang. Masakan ini cukup indah
dalam pandangan mata saya. Babat dan bawang merah digoreng dengan minyak
yang banyak, menghasilkan warna merah agak oranye kemerahan dengan
tekstur masakan berminyak dipadu dengan bau  bawang merah yang harum dan
jejak jejak bau pedas dari cabe ... hmmm sungguh mempesona.

Minyak dalam masakan ini sangat menggoda saya.  Saya ambil sesendok,
kemudian gaulkan dengan nasi hangat ...hmmm aromanya itu lho. Kemudian
saya sendokan mereka, hap .. Tertangkap oleh mulut kemudian lidah saya
mencoba untuk mengidentifikasikan-nya. Wah terlalu enak. Minyak gurih,
berpadu dengan wangi bawang merah, jejak pedas dari cabe dan kaldu dari
babat berbaur sempurna dengan nasi, sungguh membuat lidah saya selalu
minta lagi.. Lagi dan lagi. Berikutnya adalah babatnya, hap ! Saya
gigit, ternyata  babat di rebus dengan cukup baik, sehingga menghasilkan
tekstur daging babat yang kenyal tetapi tidak a lot. Sempurna  !!!!
Kekuatannya terletak di paduan bawang merah, minyak goreng, cabe dan
tentu saja babat.

Kelezatan babat gongso di siang itu sungguh sangat memberi kenangan yang
indah buat lidah saya, sampe keesokan harinya lidah saya masih terus
saja meminta lagi dan lagi.

Keesokan harinya kembali saya menebarkan profokasi untuk babat gongso.
Dan berhasil !! Karena efek yang luar biasa kemarin, kami memutuskan
untuk mengunjungi warung di tanjung duren. Sial !!!! Gantian hari itu di
warung tanjung duren yang habis ... tak kehabisan akal, kami meluncur ke
swikee purwodadi jalan pesanggrahan. Setibanya di sana tanpa ba bi bu ..
Kami langsung tanya " babat gongso ada ! "
"ada pak !" ok kami langsung duduk dan memesan babat gongso. 

Kondisi rumah makan ini jauh lebih baik dari warung di tanjung duren.
Menggunakan penyejuk ruangan dan konsumennya pun nampak lebih berkelas. 

Babat gongso tiba, dibarengi dengan keterkejutan kami. "lho kok beda
dengan kemarin ?". Babat gongso masih tiba dalam piring oval. Tapi
tekstur masakannya berbeda. Kali ini tidak terlalu nampak jejak bawang
merah dan minyak goreng yang banyak. Hmmm lain resto lain babatnya. Di
babat gongso versi restoran swikee ini lebih memiliki jejak sambal yang
kuat. Warna oranye labih terang, tanpa terlihat minyak goreng.

Saya ambil sepotong babat, gaulkan dengan nasi lalu hap. Hmmm rasa babat
yang lebih mendominan. Gurih yang ditimbulkan, babat sekaleee !! Babat
juga dalam kondisi prima, nampak sangat bersih dan di rebus sehingga
bertekstur kenyal tidak alot. Kekuatan babat gongso di rumah makan ini
terletak di babatnya.

Babat gongso di banderol denga harga Rp 11.000,-

In My Opinion, dalam perang babat ini lidah saya lebih mendukung babat
gongso versi semarang yang ada di tanjung duren. Aroma dan jejak yang
ditinggalkan di lidah itu lho ... luar biasa.... 

Demikian sekilas info dari perang babat gongso di dalam lidah Danang :)

Regards,



Danang Ismu Suryonugroho


===

BABAT GONGSO

500 gr Babat yang sudah direbut empuk, di potong 2X2 cm
(merebusnya pakai cara para bunda, pakai rempah2 untuk ngilangi bau)
50 gr cabe giling
10 butir bawang merah iris halus
4 siung bawang putih, di haluskan
5 sendok makan kecap manis
garam
2 sendok makan bawang merah goreng
10 sendok makan minyak goreng
sedikit air

CARA :
Tumis bawang merah dengan minyak goreng, sampai harum
masukkan potongan babat, tumis agak lama, sampai babat mulai mengering.
Buang/Singkirkan kelebihan minyak goreng dari wajan
Masukkan bawang putih, garam, kecap manis, cabe halus
dan sedikit air, masak sampai semua bumbu meresap dan agak kering.
Sajikan panas dengan taburan bawang merah goreng.

Bagi yang suka, babat bisa di campur usus, paru, limpa.
Kalau babat gongso tidak habis di makan, bisa didaur ulang jadi nasi goreng
babat, tinggal tambah margarine dan telur.

DARI MILIS TETANGGA
RZAIN






================
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke