dari arsip millis tetangge lama.....

mudah2an membantu....

----- Forwarded by sefty YMKI/YAMAHA on 11/22/2005 10:42 AM -----
Please respond to [EMAIL PROTECTED]

To:     <[EMAIL PROTECTED]>
cc: 
Subject:        [dokter_ku] Tanya Demam berdarah


Dear all.

Dengan mewabahnya Dengue Hemorrhagic Fever atau demam berdarah di 
indonesia
saat ini ada banyak polemik yang terjadi.

Perlu di ketahui bahwa serangan virus ini tidak khas gejalanya, bahkan 
mirip
mirip dengan penyakit lain, seperti influensa, hepatitis, dan infeksi
lainnya.
Gejalanya dan tandanya biasanya demam, nyeri persendian atau nyeri di
belakang mata, demam 30-40 derajat celcius.
sedangkan gejala ruam ruam / bercak kemerahan ini juga tidak khas, karena
bisa ditiru oleh infeksi lain.

Bagi dokter yang perlu di ketahui adalah tipe demamnya, yang bersifat
bifasik artinya hari 1-7 panas kemudian turun dan kemudian panas lagi.

Untuk diagnosanya yang paling sederhana adalah dengan tes darah ( baik
hematokrit serial, trombosit, dan juga hemoglobin)
kenapa kok diagnosanya dengan tes darah. Karena virus ini mengganggu
permeabilitas pembuluh darah. Permeabilitas pembuluh darah jadi renggang 
dan
darah bocor keluar dari pembuluh darah. Dengan tes hematokrit serial akan 
di
ketahui ke enceran darah ( bahasa kedokterannya Laju endap darah), artinya
kita ingin tahu apakah darah di pembuluh darah itu encer atau tidak, kalo
encer berarti ada sesuatu yang menyebabkan darah encer, apakah karena
masukknya cairan di luar pembuluh darah atau karena sebab lain. Untuk itu 
di
konfirmasi dengan tes darah yang lain yaitu trombosit, trombosit ini
berfungsi untuk menjendalkan darah di luar pembuluh darah. Jadi misalnya 
ada
luka atau darah keluar dari pembuluh darah, trombosit akan berupaya
menjendalkan darah di tempat yang lobang tersebut, sehingga darah tidak
bocor lagi.

Sampai saat ini meski ada pemeriksaan serologi ( untuk memeriksa ada
tidaknya virus dengue di darah) namun tes ini bukannya tes yang segera 
jadi
seperti tes darah yang saya sebutkan diatas. tes ini disamping mahal juga
tidak efektif untuk kepentingan klinis.

kemudian anti virusnya ataupun vaksinnya belum ada sampai saat ini.

kemudian yang berbahaya dari DB adalah,...
sebelumnya saya ceritakan ttg jalannya penyakit ini.
DB biasanya di sebabkan karena virus dengue yang dibawa oleh nyamuk aedes 
A.
Orang yang terinfeksi nyamuk ini ada dua kemungkinan dia tahan terhadap
infeksi virus tersebut , sehingga tidak timbul gejala apapun. atau dia 
tidak
tahan kemudian akan timbul gejala, demam atau hanya nglemeng ( kata orang
jawa). nah kemudian pada infeksi yang kedua ( dia digigit nyamuk yang
membawa virus lagi) biasanya akan muncul gejala DB yang spesifik baik 
dengan
demam , maupun gangguan permeabilitas darah.
Pada fase infeksi ke dua ini yang butuh pengawasan.

Demam pada DB khas yaitu demam yang bersifat bifase artinya ada naik
kemudian turun dan naik lagi. hari 1-7 fase 1 kemudian disusul fase
selanjutnya.
Nah fase kedua ini sebetulnya yang berbahaya. Karena puncak gangguan
permeabilitas pembuluh darah tejadi. Sehingga sangat sering terjadi orang
sudah sembuh dan pulang dari RS tapi malah meninggal di rumah karena
perdarahan. Ini sering banget, bahkan keluarga dokter pun banyak yang
mengalami ( pengalaman temen temen saya).

Masalah pada demam fase kedua ini sering dis ebut dengan DSS Denguew shock
sindroma. Kenapa bukan disebut Penyakit DB dengan Shock, tapi masih 
disebut
dengan sindroma?
karena sampai saat ini kenapa bisa terjadi shock masih merupakan 
pertanyaan
besar yang belum bisa dijawab oleh ilmu kedokteran. Sehingga karena hanya
gejala gejala shock saja yang bisa kita dapati/kita amati maka disebut
dengan sindroma. Dan biasanya kalo penderita sampai jatuh dalam kondisi 
ini
penanganannya sangatlah riskan.

Apakah bisa di cegah, agar tidak sampai ke fase DSS ini?
ada upaya yang bisa kita lakukan jika dicurigai menderita DB, yaitu minum
cairan elektrolit yang sebanyak banyaknya. Baik itu jus jeruk, jus jambu,
jus semangka, jus apalah... ( karena sering ada mitos jus jambu bisa
menaikkan trombosit dll). Pokoknya cegah dehidrasi.

Nah yang jadi masalah begini, kadang RS tidak mau menerima pasien hanya
dengan batuk pilek, ini yang sering menyebabkan kecolongan.
Karena policy dari Prosedur tetap pelayanan RS maka kadang penderita yang
hanya panas saja di pulangkan. Dan celakannya lagi tanpa edukasi yang 
jelas
(ttg cegah dehidrasi ini) sehingga kalo misal saat dateng penderita tidak
ada tanda tanda DB ( kemungkinan fase awal DB) .. sampai di rumah beberapa
hari kemudian meninggal karena perdarahan. Nah Dokter dan rumahsakit lah
yang di salahkan.........

Sebetulnya ini tidak perlu terjadi jika semua fihak mau care terhadap
penyakit ini.
Kalo semua fihak mau bekerja sama, orang tua pun punya peranan penting 
dalam
mencegah kematin karena DB ini.
Nah saat ini yang bisa kita lakukan adalah.
Sebarkan pengetahuan DB ini .... prinsip utamanya DB bisa dirawat di rumah
dengan catatan...... minum elektrolit yang sebanyak banyaknya. ( 1-2 liter
perhari).
karena apa? dirumah sakit pun terapinya juga sama mencegah dehidrasi.
Obat penurun panas bisa anda peroleh di apotik atau toko obat, jus buah
buahan bisa anda peroleh, so....
Waspadalah... jangan keburu menyalahkan orang lain.
wasalam
thohar





"suprayogi" <[EMAIL PROTECTED]> 
11/22/2005 10:02 AM
Please respond to
balita-anda@balita-anda.com


To
<balita-anda@balita-anda.com>
cc

Subject
[balita-anda] Demam berdarah






Demam berdarah lagi ramai dibicarakan lagi.

Mungkin ada beberapa rekan yang punya artikel 

Mengenai gejala-gejala DB 

Thank's


Kirim email ke