Note: forwarded message attached.


        
                
__________________________________ 
Yahoo! Mail - PC Magazine Editors' Choice 2005 
http://mail.yahoo.com
--- Begin Message ---



-----Original Message-----
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]


Malam telah larut saat saya meninggalkan kantor. Telah lewat pukul 11
malam.
Pekerjaan yang menumpuk, membuat saya harus pulang selarut ini.

Ah, hari yang menjemukan saat itu. Terlebih, setelah beberapa saat
berjalan,
warna langit tampak memerah. Rintik hujan mulai turun. Lengkap sudah.
Badan
yang lelah ditambah dengan "acara" kehujanan.

Setengah berlari saya mencari tempat berlindung. Untunglah, penjual nasi
goreng yang mangkal di pojok jalan, mempunyai tenda sederhana. Lumayan,
pikir saya. Segera saya berteduh, menjumpai bapak penjual yang sendirian
ditemani rokok dan lampu petromak yang masih menyala.

Dia menyilahkan saya duduk. "Disini saja dik, daripada kehujanan...,"
begitu
katanya saat saya meminta ijin berteduh.

Benar saja, hujan mulai deras, dan kami makin terlihat dalam kesunyian
yang
pekat. Karena merasa tak nyaman atas kebaikan bapak penjual dan
tendanya,
saya berkata, "tolong bikin mie goreng pak, di makan disini saja."

Sang Bapak tersenyum, dan mulai menyiapkan tungku apinya. Dia tampak
sibuk.
Bumbu dan penggorengan pun telah siap untuk di racik. Tampaklah
pertunjukkan
sebuah pengalaman yang tak dapat diraih dalam waktu sebentar. Tangannya
cekatan sekali meraih botol kecap dan segenap bumbu. Segera saja,mie
goreng
yang mengepul telah terhidang. Keadaan yang semula canggung mulai
hilang.

Basa-basi saya bertanya, "Wah hujannya tambah deras nih, orang-orang
makin
jarang yang keluar ya Pak?"

Bapak itu menoleh kearah saya, dan berkata, "Iya dik, jadi sepi nih
dagangan
saya.." katanya sambil
menghisap rokok dalam-dalam.

"Kalau hujan begini, jadi sedikit yang beli ya Pak?" kata saya, "Wah,
rezekinya jadi berkurang dong ya?" Duh. Pertanyaan yang bodoh. Tentu
saja
tak banyak yang membeli kalau hujan begini. Tentu, pertanyaan itu hanya
akan
membuat Bapak itu tambah sedih.

Namun, agaknya saya keliru...

"Gusti Allah, ora sare dik, (Tuhan itu tidak pernah istirahat), begitu
katanya. "Rezeki saya ada dimana-mana. Saya malah senang kalau hujan
begini.
Istri sama anak saya di kampung pasti dapat air buat sawah. Yah,
walaupun
nggak lebar, tapi lumayan lah tanahnya."

Bapak itu melanjutkan, "Anak saya yang disini pasti bisa ngojek payung
kalau
besok masih hujan....."

Deg. Duh, hati saya tergetar. Bapak itu benar, "Gusti Allah ora sare."
Tuhan
Memang Maha Kuasa, yang tak pernah istirahat buat hamba-hamba-Nya. Saya
rupanya telah keliru memaknai hidup. Filsafat hidup yang saya punya,
tampak
tak ada artinya di depan perkataan sederhana itu. Maknanya terlampau
dalam,
membuat s aya banyak berpikir dan menyadari kekerdilan saya di hadapan
Tuhan.
Saya selalu berpikiran, bahwa hujan adalah bencana, adalah petaka bagi
banyak hal. Saya selalu berpendapat, bahwa rezeki itu selalu berupa
materi,
dan hal nyata yang bisa digenggam dan dirasakan. Dan saya juga
berpendapat,
bahwa saat ada ujian yang menimpa, maka itu artinya saya cuma harus
bersabar. Namun saya keliru. Hujan, memang bisa menjadi bencana, namun
rintiknya bisa menjadi anugerah bagi setiap petani. Derasnya juga adalah
berkah bagi sawah-sawah yang perlu diairi. Derai hujan mungkin bisa
menjadi
petaka, namun derai itu pula yang menjadi harapan bagi sebagian orang
yang
mengojek payung, atau mendorong mobil yang mogok. Hmm... saya makin
bergegas
untuk menyelesaikan mie goreng itu. Beribu pikiran tampak seperti
lintasan-lintasan cahaya yang bergerak dibenak saya. "Ya Tuhan, Engkau
memang tak pernah beristirahat."

Untunglah,hujan telah reda, dan sayapun telah selesai makan. Dalam
perjalanan pulang, hanya kata itu yang teringat, Gusti Allah Ora
Sare.....
Gusti Allah Ora Sare.....

Begitulah, saya sering takjub pada hal-hal kecil yang ada di depan saya.
Tuhan memang selalu punya banyak rahasia, dan mengingatkan kita dengan
cara
yang tak terduga. Selalu saja, Dia memberikan Cinta kepada saya lewat
hal-hal yang sederhana. Dan hal-hal itu, kerap membuat saya menjadi
semakin
banyak belajar.

Dulu, saya berharap, bisa melewati tahun ini dengan hal-hal besar,
dengan
sesuatu yang istimewa. Saya sering berharap, saat saya bertambah usia,
harus
ada hal besar yang saya lampaui. Seperti tahun sebelumnya, saya ingin
ada
hal yang menakjubkan saya lakukan. Namun, rupanya tahun ini Tuhan punya
rencana lain buat saya. Dalam setiap doa saya, sering terucap agar saya
selalu dapat belajar dan memaknai hikmah kehidupan. Dan kali ini Tuhan
pun
tetap memberikan saya yang terbaik. Saya tetap belajar, dan terus
belajar,
walaupun bukan dengan hal-hal besar dan istimewa.

Aku berdoa agar diberikan kekuatan...
Namun, Tuhan memberikanku cobaan agar aku kuat menghadapinya.

Aku berdoa agar diberikan kebijaksanaan...
Namun, Tuhan memberikanku masalah agar aku mampu memecahkannya.

Aku berdoa agar diberikan kecerdasan...
Namun, Tuhan memberikanku otak dan pikiran agar aku dapat belajar
dari-Nya.

Aku berdoa agar diberikan keberanian...
Namun, Tuhan memberikanku persoalan agar aku mampu menghadapinya.

Aku berdoa agar diberikan cinta dan kasih sayang.....
Namun, Tuhan memberikanku orang-orang yang luka hatinya agar aku dapat
berbagi dengan mereka.

Aku berdoa agar diberikan kebahagiaan...
Namun, Tuhan memberikanku pintu kesempatan agar aku dapat
memanfaatkannya.







Yahoo! Music Unlimited - Access over 1 million songs. Try it free.
--- End Message ---
================
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke