mbak mungkin bisa coba tanya ke Harkit by phone dulu
di buku telp-ku telp RS HarKit Klinik Tumbuh Kembang
Bayi dan Balita  5668284
or RSCM Information 330808 Klinik Tumbuh Kembang-nya
3916968 or Gastro Anak 3915665
dulu Alm. Diella anakku ke-2 dihandle dr Damayanti (RSCM)
Diella mengalami gangguan di saluran ke usus besarnya
tersumbat sehingga asupan gak bisa lancar masuk ke
lambungnya so perkembangannya terlambat  Kr RSCM alatnya
semua terpakai Diella dioperasi di RS Cikini, tapi hanya bertahan
hampir 2 hari sesudah di operasi. Aku gak ngerti istilah medis untuk
gangguan penyakit Diella itu.Tuhan memberikan yang terbaik
buat aku (dan keluarga) dan Diella.
Maaf klo gak banyak bantu, Semoga semuanya bisa dilalui dengan
baik. Amin.

salam,
mamanyaDiniandDinta





"Ria H" <[EMAIL PROTECTED]> on 11/30/2005 11:44:11 AM

Please respond to balita-anda@balita-anda.com

To:    <balita-anda@balita-anda.com>
cc:

Subject:    [balita-anda] Need 2nd opinion: Esophageal Atresia

Parents,

Ada titipan dari teman. Beliau butuh informasi tentang dokter/rs yang bisa
menolong menangani anaknya.
Trima kasih banyak untuk bantuannya.

-ria-

------------------------

Anak kami, Johan,  menderita atresia esofagus (esophageal atresia/EA),
suatu kelainan bawaan di mana kerongkongan dan lambung tidak tersambung
(terputus).
Kelainan ini merupakan kasus yang jarang terjadi, di Amerika
probabilitasnya sekitar 1 dari 4000 kelahiran. Sampai saat ini tidak
diketahui penyebab kelainan ini, hanya diperkirakan bahwa prosesnya terjadi
pada minggu ke 4-8 masa kehamilan.
Kasus yang dialami Johan adalah "pure esophageal atresia", yang merupakan
8% dari kasus total kasus esophageal atresia. Kasus yang lebih umum adalah
yang disertai dengan "fistula",
di mana salah satu segmen kerongkongan/lambung tersambung ke paru-paru.

Keadaan Johan diperumit dengan kelahirannya yang prematur (30 minggu, 1.45
kg) sehingga tidak bisa segera dilakukan operasi untuk menyambung
kerongkongan dan lambungnya.
Karena itu sehari setelah dia lahir dilakukan operasi untuk memasang tabung
gastrostomy (g-tube) untuk memasukkan makanan dan dibuat lubang di leher
bagi! an bawah untuk mengeluarkan ludah.

Hampir dua bulan Johan "dibesarkan" dalam inkubator (19  hari di NICU dan
sisanya di ruang bayi biasa).
Tanggal 14 November kemarin, akhirnya kami diijinkan membawa Johan pulang,
ketika berat badannya mencapai 2.5 kg. Dokter bedah anak  menjadwalkan
operasi besar setelah dia berumur 1 tahun.

Hampir dua minggu merawatnya di rumah, membuat kami semakin sadar betapa
hidup tidaklah mudah buat Johan dan buat kami yang merawat dan menyaksikan
penderitaannya.
Mulutnya yang sampai sekarang tidak pernah kemasukan minuman menjadikan
bibirnya kering. Dia kelihatan sangat gelisah ketika udara panas.
Sementara kelebihan ludah yang kadang tidak bisa sepenuhnya dikeluar lewat
lubang di lehernya, keluar lewat mulutnya.
Memberi minum lewat g-tube punya kesulitan tersendiri. Kalau kami telat
memberi minum, dia akan menangis meronta-ronta, membuat air susu sulit
masuk ke lambungnya yang tegang.
Beberapa kali ini terjadi, ketika kami malam2 antara jam 1-3 kami karena
kecapekan tidak terbangun oleh bunyi wecker (Johan diberi minum 3 jam
sekali) .
Kateter yang menjulur dari lambungnya juga secara tidak sengaja tertarik
oleh tangan atau kakin! ya, yang tentu membuat dia menangis kesakitan.
Belum lagi menjaga supaya infeksi tidak terjadi melalui lubang terbuka di
leher yang hanya ditutup kasa.
Kemarin dokter mengijinkan mulut Johan dirangsang pakai empeng, supaya
rongga mulutnya berkembang. Tapi sejauh ini Johan menolak, bahkan seperti
mau muntah kalau diberi empeng. Sepertinya reflek menghisap seperti bayi
lain menghisap susu ibu mulai hilang.
Singkat kata, saya begitu kuatir membayangkan kehidupannya1 tahun ke depan
ini.

Saya cari2 di internet (kebanyakan tentang kasus di Amerika). Umumnya
operasi besar dilakukan sesegera mungkin (hitungan hari atau bulan) begitu
keadaan memungkinkan ! (umumnya berat badan 1.7 kg ke atas) dan tidak ada
komplikasi kelainan lain. Saya dengar di Jerman juga demikian.
Dokter kami tampaknya mau anaknya dalam keadaan kuat betul. Tetapi ini juga
bukan tanpa resiko. Semakin bertambah besar si anak, maka kemungkinan gap
lambung dan perut juga membesar. Belum lagi masalah kesulitan nanti melatih
si anak makan dengan normal, karena dia makin tidak terbiasa makan dari
mulut.

Saya menulis e-mail ini untuk mencari second opinion. Barang kali teman2
tahu atau kenal dokter yang pernah menangani kasus serupa. Mungkin di
jakarta, surabaya atau singapur atau negara lain? Atau kenal orang ! tua
yang anaknya menderita EA juga ?

Terima kasih banyak sebelumnya untuk setiap info. Juga mohon dukungan doa.

Salam kami,
AIK

---------------------------








================
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke