Hai.....semua yg sayang pada balita kita
Khusus untuk Mbak/Bpk Eka-Budi (maaf saya nggak tau harus panggil apa),
saya juga punya pengalaman yg sama seperti apa yg anda alami.
Anak saya lahir tgl 12 Des 97, dan pada Minggu2 pertama di rumah buang air
besarnya sangat sering bisa sampai 6     kali dlm sehari, lalu saya
konsultasikan hal ini ke dokter spesialis anak dan dokter bilang tidak apa2
asalkan tidak lebih dari 7 kali dlm sehari karena anak yg masih minum ASI
seperti itu keadaannya dan dokter tidak memberi obat apapun.

Setelah anak saya berumur 2 bln saya baru memberikan susu formula karena
saya sudah harus bekerja lagi, di sinilah anak saya mulai susah buang
besarnya dan saya bawa ke dokter anak, dia bilang kalau anak susah buang
besar dan sudah minum susu formula saya di sarankan susunya agak di
encerkan sedikit misalnya kalau 3 takar untuk 90 CC air kita rubah airnya
menjadi 120 CC pokoknya kita lebihkan dari takaran sebenarnya dan dokter
bilang kalau anak buang airnya 2 hari sekali tidak apa2 karena ada sistim
pencernaan yg memang seperti itu, untuk buang airnya 2 hari sekali. Dan di
sini pun dokter tidak memberikan obat apapun.

Kejadian ini terus berlangsung sampai anak saya mulai makan makanan
tambahan, dokter hanya menyarankan kalau memang anak susah buang air
besarnya jangan di kasih buah pisang, alpukat dan apel tapi buahnya pepaya
atau air jeruk dan untuk bubur susunya saya dianjurkan merk cerelac/nestle
yg tulisannya warna bir "bubur pertumbuhan bayi"  (karena anak saya sangat
sensistif dlm makanan, kalau bubur susunya salah atau salah kasih biskuit
pasti bisulan), saya kasih bubur susunya yg rasa kacang hijau biar nggak
susah buang air besarnya.
Dan alhamdulillah sampai sekarang anak saya lancar setiap hari buang air
besarnya dan tidak pernah tersentuh obat perangsang buang air karena saya
selalu mengikuti jam makan yg diberikan oleh dokter dan jangan lupa beri
anak kita buah setiap harinya agar lancar buang airnya.
Kalau anda berminat pada dokter anak saya, namanya Prof Dokter Husein
Alatas dia praktek di rumah sakit ibu dan anak Evasari hari Jum'at mulai
jam 3 sore sampai jam 5. dan setiap harinya dia praktek di rumahnya Jl.
Percetakan Negara XI pagi jam 7 sampai jam 8, sore mulai jam 5 sampai
selesai.
 Ok, sorry juga ya kalau saran saya kebanyakan tulisannya, karena kalau
saya mengingat anak yg susah buang airnya sangat kasihan sekali, anak akan
mengejan terus sampai nangis dan mukanya sampai merah mungkin karena mules
tapi tidak mau keluar juga.

Bye.....






[EMAIL PROTECTED] on 30-11-98 10:43:27 AM

Please respond to [EMAIL PROTECTED]

To:   [EMAIL PROTECTED]
cc:    (bcc: Wulansari/hres/bankpapan)
Subject:  [balita-anda] Buang air pada bayi.




Hi semua yang sayang pada balita kita....

Sorry.... mail saya mungkin agak banyak karena agar ceritanya jelas.
Anak saya laki-laki, lahir bln Agustus 1998, normal, 3.4 kg, 49 cm.
Cerita berikutnya adalah :

1. Setelah lahir sampai 2 minggu dia buang air besar kira-2  5 kali sehari.

2. Setelah dua minggu, dia buang air 1 atau 2 kali sehari. Kami bawa ke
Dokter specialis anak A, dokter bilang pencernaan Hanif (anak saya) belum
sempurna, dikasih obat dan berlangsung 1 minggu.

3. Setelah itu Hanif sering mengejan (seperti mau buang air besar) tapi
kotoran yang keluar hanya sedikit. Dalam 1 hari bisa 10 kali mgngejan dan
buang air walau hanya sedikit. Karena rewel dan seperti tersiksa kami bawa
Hanif ke Dokter specialis anak B, dokter anak B ini ingin pemeriksaan
kotoran Hanif di Lab. Setelah hasil Lab didapat dokter B bilang kalau Hanif
ada infeksi pada ususnya. (entah infeksi apa)

4. 1 minggu kemudian ( umur Hanif 1 bulan ), Hanif kembali jarang buang air
besar bisa 2 atau 3 hari sekali . Kondisi ini berlangsung kira-2 1 bulan
(sampai umur Hanif 2 bulan). Setelah itu Hanif tidak buang air besar sampai
5 hari, kami bawa ke doctor specialis anak C (krn doktor A dan dokter B
tidak ada ditempat), dokter C bilang ada 2 kemungkinan untuk Hanif :
       I. Saluran pencernaan belum sempurna.
      II. Hirchsprung's disease. ( H.D )
Hanif diberi obat Dulcolactol Syrup dan disuruh Rontgent Abdomen

5. Hasil Foto belum jadi, setelah minum Dulcolactol Syrup untuk 2 hari,
Hanif belum buang air besar juga (total sudah 7 hari). Kami bawa Hanif
kembali ke dokter B, Oleh dokter B Hanif diberi Microlax lewat anus.
kira-kira 3 menit Hanif buang kotoran yang cukup banyak. Dokter B bilang
kalau keadaan ini (susah buang kotoran) pada bayi yang minum air susu ibu
adalah normal, ketika Dokter B pegang perut Hanif bagian kiri bawah, dia
bilang kemungkinan H.D kecil karena perut Hanif yang dipegang tidak keras.
Dokter memberi kami Microlax lagi dan bilang kalau Hanif tidak buang najis
4 atau 5 hari, beri Microlax lagi via anus.

6. Hasil Rontgen belum consult ke dokter C ( yang meminta foto abdoment
Hanif /point 4) karena kami bingung dengan diagnosa ketiga dokter itu.
NB : untuk tambahan info   Dokter  A +/- 48 tahun, Dokter B +/- 45 tahun
dan dokter C +/- 30 tahun

7. Questions :

- Adakah yang punya pengalaman atau melihat rekan yang mengalami hal
seperti kami...?
- Adakah yang punya pengalaman dengan Hirchsprung's disease...?
- Menurut rekan-2... diagnosa dokter mana yang lebih mendekati..?
- Apa yang sebaiknya kami lakukan ..?
- Sampai berapa lama Microlax aman dipakai ....?


Thanks and regards

Eka Budihartono


---------------------------------------------------------------------
"Milis Bagi Orangtua Yang Menyayangi Balitanya"
To subscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
HI-Reliability low cost web hosting service - http://www.IndoGlobal.com












---------------------------------------------------------------------
"Milis Bagi Orangtua Yang Menyayangi Balitanya"
To subscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
HI-Reliability low cost web hosting service - http://www.IndoGlobal.com 

Kirim email ke