Netters Yth,
Ini saya forwardkan suatu bacaan yang semoga bermanfaat..bagi yang kurang
menyenangi mohon di hapus saja

Salam
Noes

Pada tulisan dibawah ini, apakah budaya bangsa Jepang merupakan budaya
bangsa Asia pada umumnya?


MEMBANDINGKAN  DUA BUDAYA
Satsuki Kawano
Professor Antropologi, Peneliti Senior Universitas Harvard

        Minggu lalu, reporter Christian Science Monitor, menginterview
saya menyangkut nilai-nilai moral di Jepang. Sejak interview tersebut saya
selalu merenung perbedaan yang menonjol antara masyarakat Amerika dan
Jepang. Salah satu dari sekian perbedaan tersebut adalah bahwa masyarakat
Jepang sejak kelahiran di arahkan untuk saling bergantung sedang
sebaliknya masyarakat Amerika di didik untuk menjadi independen, ttidak
bergantung pada pihak lain. Bagi masyarakat Jepang, budaya "dependensi"
atau ketergantungan dinilai positif. Melalu budaya ini seseorang akan
menghargai pihak lain yang membantunya, hal mana akan mengantar yang
dibantu untuk berbuat serupa pada pihak lain. Budaya ini juga akan
mendidik seseorang untuk selalu menghargai pihak lain kendati ia telah
mencapai puncak kesuksesan.

        DI Amerika kita menyaksikan betapa budaya "independensi" atau
kemandirian sangat di tonjolkan bahkan dijunjung tinggi. Budaya ini
ditanamkan sejak bayi dilahirkan. Saya sangat kaget menyaksikan bayi
dibiarkan tidur di kamar terpisah dari orang tuanya. Saat saya pertama
kali berada di Amerika, hal ini saya saksikan dengan mata kepala saya
sendiri. Bayi sering menangis sendiri di tempat tidurnya di kamar, tanpa
di hiraukan orang tuanya. Menurut keluarga Amerika, tempat saya tinggal,
bahwa membeiarkan bayi dalam keadaan demikian adalah suatu training untuk
menumbuhkan sikap kemandirian sejak kelahiran. Sewaktu saya ceritkan hal
ini pada mentor saya, dia menjawab bahwa seorang bayi seyogianya di lepas
tidur sendiri sejak kembali dari rumah sakit setelah kelahiran. Sebaliknya
di Jepang,  bayi dan anak-anak tidak dibiarkan tidur sendiri. Mereka
biasanya tidur bersama orang tua, kakek atau nenek. Bagi masyarakat Jepang
membiarkan bayi tidur tanpa pendamping merupakan prilaku kejam. Perbedaan
sudut pandang ini menunjukkan betapa tiap masyarakat menekankan aspek
tertentu dalam "cultural training".

        Orang Jepang menekankan kasih sayang pada bayi yang
dimanifestasikan dalam bentuk mendampinginya, orang Amerika menunjukkan
kasih sayang tersebut dalam mendidiknya menjadi seoarng mandiri. Hal lain
yang  menjadi fokus perhatian saya adalah perbedaan antara kedua
masyarakat dalam mengartikulasikan gagasan. Bagi mahasiswa Amerika,
misalnya, pendapat seseorang harus dilontarkan betapa remeh atau
sederhananya sekalipun. Sebaliknya bagi mahasiwa Jepang, pendapat atau
gagasan yang dinilai sepele tidak akan di utarakan. Baru ketika akan
mengemukakan pendapat besar dan berarti, mahasiwa Jepang akan berbicara.

        Oleh karena itu sering timbul kesalah fahaman akibat perbedaan
budaya. Bagi sementara orang Amerika, diam merupakan hal yang kurang
dianjurkan, karena terkadang diam dapat diniali sebagai kekurangan atau
bahkan kebodohan. Lain halnya di Jepang, bahkan diam seribu bahasa sering
dinilai sebagai pertanda kearifan. Hal yang tidak diucapkan terkadang
lebih bermakna dari yang diutarakan. Diam, sama sekali tidak berarti
kepasifan atau kebodohan, karena ia sering kali justru merupakan sarana
komunikasi efektif. Berhubungan dengan budaya artikulasi, budaya intrupsi.
Sering kita jumpai mahasiwa melakukan intrupsi terhadap Profesornya. Bagi
mahasiwa Amerika, interupsi tidak berarti kekurang sopanan. Sebaliknya
bagi orang Jepang, interupsi tidak dianjurkan. Seharusnya seseorang
membiarkan pihak lain menyelesaikan ucapannya sebelum ia dapat memulai
berbicara.. 

        Dalam suatu lingkungan yang tidak  menilai negatif terhadap budaya
interupsi, terkadang mahasiwa Jepang sulit untuk ikut berpartisipasi di
kelas karena saat ia hendak berbicara, pihak lain sudah terlebih dahulu
mengintrupsi. Cukup lama bagi saya untuk menyesuaikan diri dalam
lingkungan budaya interupsi ini. Lambat laun, saya terbawa dengan budaya
Amerika, terutama dalam diskusi di kelas, agar tidak dinilai pasif atau
tidak mengerti. Semata untuk memenuhi ketentuan profesor untuk aktif
berpartisipasi dalam diskusi yang sangat menentukan hasil (grade). Namun
apabila saya kembali kelingkungan budaya Jepang, saya sering harus menahan
diri untuk memberlakukan budaya Amerika ini agar tidak dinilai arogan atau
kurang sopan.

        Selanjutnya, salah satu budaya Amerika yang kita jumpai dalam
keseharian adalah "hak untuk memilih".Sejak kecil, anak Amerika dibiasakan
untuk menggunakan haknya. Memilih pakaian, makanan, dan bahkan memilih
pacar.
Dalam bukunya "Amae no kozo", Doi, ahli ilmu jiwa asal Jepang, menyatakan
bahwa salah satu indikasi keramah tamaan (hospitality) bangsa Amerika
adalah menyajikan tamunya dengan aneka ragam pilihan. Dalam jamuan makan,
misalnya, tamu disajikan pilihan minuman yang sangat beragam. Bagi Doi,
dan tentunya kebanyakan orang Jepang, merupakan suatu kesulitan untuk
menetukan pilihan salad dressing (saus salad) yang terkadang sampai
sepuluh maca. Lain halnya dengan keramahtamaan Jepang, seorang tamu harus
di bantu dan di sodorkan dan terkadang dipilihkan yang kira-kira cocok
dengan selera tamu. Dengan kata lain, tamu tidak dibiarkan sendiri, tapi
selalu didampingi untuk memilih atau dipilihkan.

        Setelah menkaji kedua budaya, jelas pada keduanya ada hal-hal yang
positif dan patut di terapkan dalam kehidupan keseharian pada era
globalisasi masa kini. Bagi saya, kombinasi dari keduanya merupakan hal
yang baik. Seorang yang sanggup meng-apresiasi budaya orang lain dan
bahkan nilai-nilai pluralistik merupakan pribadi yang terpuji. Sosok
pribadi semacam inilah yang patut kita bentuk dalam era gobalisasi agar
seseorang dapat berinteraksi secara harmonis dengan siapapun dan dalam
lingkungan apapun.








Untuk melihat diskusi milis ini sebelumnya, klik:
http://www.mail-archive.com/balita-anda@indoglobal.com/

--------------------------------------------------------------------------
"Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat & cerdas"
Berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Berhenti berlangganan, e-mail ke:  [EMAIL PROTECTED]
http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di Internet


Kirim email ke