Tampaknya ibu-ibu bekerja masih perlu berjuang untuk hal-hal tersebut. Saya pernah melihat siaran TV (kalau tidak salah topiknya cuti melahirkan bagi ibu bekerja). Selain pembawa acara, ada seorang dokter kandungan (pria) dan seorang ibu dari salah satu lembaga saya tidak ingat apakah Kantor UPW atau tenaga kerja pokoknya yang berhubungan dengan wanita. Yang Ironis, si dokter yang karena profesinya menganjurkan cuti melahirkan sebaiknya 4-5 bulan dengan asumsi 1 bulan sebelum melahirkan dan 4 bulan setelah (untuk mendukung ASI eksklusif). Namun si ibu yang pasti juga ibu bekerja malah tidak mendukung dengan alasan konsekuensi wanita bekerja, kerugian perusahaan, sulit untuk mengalihkan tugas, persamaan hak pekerja pria dan wanita dll. Saya jadi trenyuh, kalau semua ibu-ibu yang diberikan amanat untuk mengurusi masalah wanita bersikap seperti ibu tersebut maka kasian sekali bayi-bayi dari ibu bekerja. Hanya dilahirkan untuk kemudian "terlantar" Riefna Azwita Fahmi Test System Unit/QRS mailto:[EMAIL PROTECTED] ------------------------------------------ * Learn Telecommunication Technology at http://www.gematel.com * http://www.ristinet.com - See the difference think better * Be the witness of todays technology, http://www.gematel.com/qanews -----Original Message----- From: Eva Kurnia D [SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Wednesday, March 31, 1999 11:20 AM To: '[EMAIL PROTECTED]' Subject: RE: [balita-anda] memberi asi
Untuk melihat diskusi milis ini sebelumnya, klik: http://www.mail-archive.com/balita-anda@indoglobal.com/ -------------------------------------------------------------------------- "Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat & cerdas" Berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Berhenti berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di Internet