Kalau tidak salah Enfalac dan O-lac adalah produc-nya Mead Jhonson,Apakah untuk susu yang ini belum diproduksi di Indonesia seperti halnya Enfapro?? > ---------- > From: eko budi s[SMTP:[EMAIL PROTECTED]] > Reply To: [EMAIL PROTECTED] > Sent: Saturday, June 19, 1999 1:05 PM > To: [EMAIL PROTECTED] > Subject: Re: [balita-anda] Info produk terkontaminasi Dioxin di > Jabar > > Kadang pemberitaan pers. juga membingungkan, > > Kalau saya baca di Pikiran Rakyat (PR) Bandung tgl 19 juni 1999 > menyebutan : > Kakanwil Depkes Jabar, Dr. Adnan Mahmoud MPH menyebutkan : > > Produk yang tercemar dioxi di Jabar (sebagai contoh kasus) antara lain > : > Corned Beef ABC, Susu bayi Nenatal, Enfalac, O-lac serta susu kemasan > plastic Dutch Lady. Sedang yang masih dalam penelitian adalah susu > kental > manis coklat merek Frissian Flag. > > Yang bener mana, dari statement ini (dari PR) atau statement yang di > e-mail > dibawah tulisan ini yang ditulis oleh P.Wachid (yang disadur dari > Tempo-online), untuk P.Wachid mohon maaf bukan maksud saya untuk > menyalahkan > bapak. > > Kasihan orang-orang awam seperti kita yang dibuat bingung karenanya, > > Apalagi beberapa malam yang lalu saya melihat ada pernyataan dari TV > swasta > , bahwa di Indonesia belum terdapat alat untuk uji dioxin karena > harganya > mahal (yang ada baru di Malaysia), seperti yang ditulis juga oleh ibu > Riefna > Azwita ( [EMAIL PROTECTED] ) yang ditulis pada 18.6.99. > > Saya hanya ingin sedikit berpendapat. Kalau kita lihat tadi malam di > siaran > berita bahwa ternyata untuk uji dioxin memerlukan perlengkapan yang > canggih > dan tidak ada di Indonesia (Malaysia yang punya), > saya jadi berpikir bagaimana metode depkes menguji dioxin bagi produk > di > Indonesia. Dikatakan bahwa yang di tes adalah produk jadi /material > yang > berasal dari negara yang dicurigai (Belanda, Belgia, Perancis) lalu > bagaimana dengan produk lokal, apakah memang seluruhnya sudah diuji > ataukah > hanya asumsi bahwa bahan baku nya tidak dari negara tersebut sehingga > bisa > disimpulkan bahwa produk lokal aman? > > Mungkin kita juga perlu menghimbau untuk rekan-rekan wartawan, > hendaklah > jangan membuata berita yang setengah-setengah yang akan semakin > membingungkan pembacanya yang notabene adalah konsumen yang awam untuk > masalah dioxin ini (apa mungkin wartawanya juga awam). > > Yang jadi permasalahan disini adalah kita percaya pada Depkes atau > pada List > yang dikeluarakan oleh pemerintah Malayasia (krn kalau yang saya baca > memang > baru Malaysia yang berani mengeluarkan list tersebut, negara lain > katanya > sih belum berani, list seperti termuat di miling-list beberapa waktu > yang > lalu). > > Mungkin kita kembalikan aja pada yang di Atas dalam arti berdoa aja > sebelum > makan agar makanan yang kita makan menjadikan manfaat bagi tubuh dan > bukan > menjadi penyakit. > > Wasalam > eko budi s > > > -----Original Message----- > From: Wachid Susanto <[EMAIL PROTECTED]> > To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> > Date: Saturday, June 19, 1999 12:05 AM > Subject: [balita-anda] Info produk terkontaminasi Dioxin di Jabar > > > > > >Ini berita dari TEMPO Interaktif, sore ini. > >Semoga bermanfaat. > > > > > > > >POM Jabar Temukan Produk Susu Tercemar Dioxin > >Dirjen POM Jabar, Kamis siang, menemukan beberapa produk susu dan > daging > >impor, tercemar dioxin, zat yang dapat menyebabkan kanker. Sebanyak 4 > dari > >171 produk impor ini harus ditarik dari pasaran. Kebanyakan produk > tersebut > >berasal dari Belgia, Jerman, dan Belanda. Selengkapnya berikut > laporan > >rekan reporter Eko Sudianto. > > > >Eko : > > > >Balai POM Jabar dalam operasi pasar swalayan menemukan sejumlah > produk susu > >tercemar. Antara lain susu Frisian Flag dari Belgia dan Cornet Beef. > Produk > >tersebut disegel di tempat. Khusus untuk Frisian Flag ditarik dari > >peredaran. Belum diketahui berapa kandungan dioxin dalam produk itu. > >Namun demikian menurut Kepala balai Pengawas Obat dan Makanan, POM > Jabar, > >Kusnadi, masyarakat tidak perlu khawatir dengan produk lokal yang > >menggunakan merk luar negeri. Karena Dirjen POM Jabar juga elakukan > >pemerikasaan langsung ke pabrik-pabrik. > > > >Menurut Kusnadi, masyarakat dapat memeriksa sendiri, apakah bahan > baku > >suatu produk berasal dari luar negeri atau bukan. Caranya, dengan > melihat > >kode ML untuk impor, dan MB untuk bahan lokal. Tanda ini bisa dilihat > di > >dekat komposisi bahan makanan atau waktu kadaluarsa produk tersebut. > > > >Wiwin Perdana dan Eko Sudianto, Mara melaporkan untuk 68H > > > > > > > > > > Kunjungi: > http://www.balita-anda.indoglobal.com > > ---------------------------------------------------------------------- > ---- > "Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat & cerdas" > Berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] > Berhenti berlangganan, e-mail ke: > [EMAIL PROTECTED] > http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di > Internet > > > > > Kunjungi: http://www.balita-anda.indoglobal.com -------------------------------------------------------------------------- "Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat & cerdas" Berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Berhenti berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di Internet