Itulah sebabnya, selama kita mempersiapkan kehamilan atau masa-masa 
     kehamilan, banyaklah membaca dan bertanya. Ketika saya mengandung dan 
     cek ke dokter, (maaf) saya tidak perduli sama pasien lain yang 
     menunggu di luar. Saya datang membayar dan inilah kesempatan saya 
     untuk bertanya sebanyak-banyaknya kepada orang yang ahli. Biarpu 
     kandungan saya baik-baik saja.
     
     Mestinya teman anda itu bisa ngotot kepada dokter untuk menanyakan 
     yang sebenarnya dan cek buku kesehatannya dari jam perjam, catat 
     obat-obat yang diberikan. Sebagai orangtua, tidak adalah yang lebih 
     berhak akan anak kita kecuali kita sendiri dan Tuhan. Kalaupun memang 
     diambil Yang Maha Kuasa, setidaknya, tidak ada yang mengganjal di hati 
     apakah kasus meninggalnya anak kita karena human error atau apa..


______________________________ Reply Separator _________________________________
Subject: [balita-anda] Pengalaman seorang ibu kehilangan anak pertama
Author:  <[EMAIL PROTECTED]> at INTERNET-MAIL
Date:    8/16/99 11:20 AM


     
     
Hallo semua, saya akan sedikit memberikan pengalaman yang mungkin berguna 
buat rekan-rekan netter sekalian, khususnya bagi mereka yang akan 
menantikan kelahiran bayinya
Rekan di kantor saya baru ditimpa musibah karena keponakan pertamanya 
meninggal dunia tiga hari setelah dilahirkan. Pengalamannnya sengaja saya 
paparkan di milis ini untuk menambah informasi bagi calon bapak & ibu agar 
mempersiapkan segala kemungkinan dalam menanti kelahiran bayinya seperti 
memilih dokter kandungan yang bagus, rumah sakit yang bagus dimana 
mempunyai sarana untuk perawatan bayi bermasalah, serta memperkerjakan 
dokter-dokter yang  bertanggung jawab dan melakukan tindakan yang cepat 
jika terjadi sesuatu di luar kemampuan mereka.
     
Kronologisnya;
Selama hamil, sang ibu tidak pernah mengalami keluhan yang serius dan 
kehamilannya berlangsung dengan baik. Pada hari Kamis tanggal 29 Juli 1999, 
memasuki usia kandungan 8 bulan, sang ibu mengalami pendarahan. Pada saat 
itu juga suaminya menelpon dokter kandungannya, dan oleh dokter disuruh ke 
rumah sakit, dia bilang hal itu biasa buat orang yang akan melahirkan. 
Dibawa ke rumah sakit jam 8 pagi dan jam 9 sudah mulai pembukaan. dokter 
baru datang jam 11. Setelah dokter datang diperiksa & di usd ternyata 
bayinya terlilit ari-ari, dan akhirnya dokter memutuskan untuk melakukan 
operasi cesar. Operasi dimulai jam 12, berlangsung dengan baik selama 45 
menit .
Tes APGAR 8, bayi dianggap baik-baik saja dan ditempatkan di ruang 
perawatan bayi normal. Tetapi sejak lahir, bayinya menunjuk tanda2 kurang 
respon.
Juma't tidak terjadi apa-apa.
Sabtu pagi, dokter anak mengunjungi sang ibu dan memberitahukan bahwa 
kondisi fisik bayi baik-baik saja. Tetapi menurut dokter anak dan dokter 
kandungan sejak lahir sepertinya bayi tersebut ada sesuatu hal. Dan 
ditegaskan lagi oleh dokter anak bahwa kemungkinan bayi tersebut mengalami 
penyimpangan kromosom, dan dokter tersebut menyarankan nanti saja setelah 
dibawa pulang tersebut diperiksa karena menurut dia pada saat itu baik-baik 
saja,
Pada hari Minggu pagi, dokter jaga meminta izin ke sang ibu untuk mengambil 
darah bayinya sebanyak 1 cc dengan alasan bayinya agak kuning dan akan 
dicek bilirubinnya. Menurut pengamatan teman saya setelah diambil darah 
inilah kondisi keponakannya mulai menurun.
Pada Minggu sore, bayi tersebut disinar.
Sesudah magrib, kelihatan kondisi bayi mulai menurun dan agak sulit 
bernafas. Tidak ada tindakan apa2 dari dokter jaga.
Pada pukul 8 malam, bayi tidak menyusu dan disarankan oleh dokter jaga 
untuk memasukkan susu dengan selang melalui hidung.
Pada pukul 12 malam, dokter jaga meminta izin orangtuanya untuk mengambil 
darah atas instruksi dokter anak. dan dia tidak menyebutkan ada apa. 
Setelah itu mulai terlihat kaki dan tangan bayi tersebut biru.
Pada pukul 1.30 malam, keadaan bayi sudah sangat kritis sekali dan karena 
alat yang dibutuhkan cuma punya satu, dokter jaga menyarankan untuk 
memindahkan bayi ke RSCM atau harapan Kita.
Pada pukul 1.40 malam, pada saat sedang dipersiapkan hendak dipindahkan 
bayi tersebut meninggal.
     
Begitulah yang terjadi, saya sengaja menceritakan secara urut hingga rekan2 
bisa mengambil kesimpulan sendiri2. Tapi dari semua itu yang saya ketahui 
dari teman saya bahwa dokter kandungan tidak mengatakan apa2 selama 
kehamilan, dia bilang semuanya baik-baik saja. Selain itu kelihatannya 
dokter anaknya tidak melakukan tindakan yang cepat kalau memang dari awal 
sudah diketahui ada masalah dengan bayi tersebut.
Walaupun kita tahu takdirnya ada di tangan Tuhan, tetapi kalau dari pihak 
rumah sakit melakukan usaha yang maksimal mungkin orangtua dari bayi 
tersebut akan iklas dengan kepergian anaknya.
     
Salam, mudah-mudahan berguna.
     
Intan
     
     
     
Kunjungi:
http://www.balita-anda.indoglobal.com
"Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat & cerdas"
     
------------------------------------------------------------------------ 
Etika berinternet, kitim email ke: [EMAIL PROTECTED]
Berhenti berlangganan, e-mail ke:  [EMAIL PROTECTED] 
EMERGENCY ONLY! Jika kesulitan unsubscribe, kirim email ke: balita-anda-owner@in
doglobal.com
http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di Internet
     
     
     
     
     
     
     
     
     
     


Kunjungi:
http://www.balita-anda.indoglobal.com
"Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat & cerdas"

------------------------------------------------------------------------
Etika berinternet, kitim email ke: [EMAIL PROTECTED]
Berhenti berlangganan, e-mail ke:  [EMAIL PROTECTED]
EMERGENCY ONLY! Jika kesulitan unsubscribe, kirim email ke: 
[EMAIL PROTECTED]
http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di Internet








Kirim email ke