Saya juga dong tolong kirimin artikel autismenya....., sebelumnya terimakasih.

basuki rahmat wrote:

> semoga berguna
>
> Suryani wrote:
>
> > Tolong reply kesaya juga yah....sangat memerlukan artikel mengenai judul
> > diatas.  Anak dari teman saya diduga mengidap Austisme.  Terima-kasih.
> >
> > Yani
> >
> > -----Original Message-----
> > From: Mira Irfan [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
> > Sent: Friday, March 10, 2000 9:36 AM
> > To: '[EMAIL PROTECTED]'
> > Subject: RE: [balita-anda] Autisme
> >
> > Member Balita-anda,
> >
> > saya minta bantuan anda semua, apabila masih ada yang menyimpan artikel
> > mengenai AUTISME dan yayasan yang menanganinya, bisa tolong dikirimkan ke
> > saya (saya punya kurang lengkap, ada beberapa yang ter-delete) via japri?
> > kebetulan saya butuh sekali karena saya curiga keponakan saya terkena
> > autisme dilihat dari ciri-2nya, dan hingga umur 2 th sekarang belum bisa
> > ngomong..
> >
> > tolongin saya dooonggg...
> >
> > terima kasih.
> > mira.
> >
> > Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
> > Kirim bunga untuk handaitaulan & relasi di jakarta http://www.indokado.com
> > Situs sulap pertama di Indonesia http://www.impact.or.id/dmc-sulap/
> > Etika berinternet, kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
> > Berhenti berlangganan, e-mail ke:  [EMAIL PROTECTED]
> >
> > Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
> > Kirim bunga untuk handaitaulan & relasi di jakarta http://www.indokado.com
> > Situs sulap pertama di Indonesia http://www.impact.or.id/dmc-sulap/
> > Etika berinternet, kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
> > Berhenti berlangganan, e-mail ke:  [EMAIL PROTECTED]
>
>   ------------------------------------------------------------------------
> >From MAILER-DAEMON Tue Nov 30 16:21:57 1999
> Date: Tue, 30 Nov 1999 16:21:57 +0700 (JAVT)
> From: Mail System Internal Data <[EMAIL PROTECTED]>
> Subject: DON'T DELETE THIS MESSAGE -- FOLDER INTERNAL DATA
> X-IMAP: 0943953717 0000000000
> Status: RO
>
> This text is part of the internal format of your mail folder, and is not
> a real message.  It is created automatically by the mail system software.
> If deleted, important folder data will be lost, and it will be re-created
> with the data reset to initial values.
>
> >From [EMAIL PROTECTED] Mon Nov 29 15:21:12 1999 +0700
> Status:
> X-Status:
> X-Keywords:
> Received: from arjuna.iptn.co.id (IDENT:0@arjuna [167.205.206.3])
>         by semar.iptn.co.id (8.9.3/8.9.3) with ESMTP id PAA26458
>         for <basuki_r@[10.1.0.5]>; Mon, 29 Nov 1999 15:21:11 +0700
> Received: from fluke.client.org (h-209-202-46-062.fast.escape.ca [209.202.46.62])
>         by arjuna.iptn.co.id (8.9.1a/8.9.3) with ESMTP id QAA05396
>         for <[EMAIL PROTECTED]>; Mon, 29 Nov 1999 16:12:28 +0700
> Received: from server1.client.org (unknown [216.151.200.73])
>         by fluke.client.org (Postfix) with SMTP id 4190727E8D
>         for <[EMAIL PROTECTED]>; Mon, 29 Nov 1999 03:12:14 -0600 (CST)
> Received: (qmail 25285 invoked by uid 616); 29 Nov 1999 08:42:35 -0000
> Mailing-List: hubungi/contact [EMAIL PROTECTED]
> Precedence: bulk
> Reply-To: [EMAIL PROTECTED]
> X-Provider: http://www.indoglobal.com
> X-Archive: http://www.mail-archive.com/balita-anda@indoglobal.com/
> Delivered-To: mailing list [EMAIL PROTECTED]
> Received: (qmail 25270 invoked from network); 29 Nov 1999 08:42:34 -0000
> Message-ID: <[EMAIL PROTECTED]>
> From: Khoerul Anwar <[EMAIL PROTECTED]>
> To: "'[EMAIL PROTECTED]'" <[EMAIL PROTECTED]>
> Date: Mon, 29 Nov 1999 15:38:00 +0700
> MIME-Version: 1.0
> X-Mailer: Internet Mail Service (5.0.1460.8)
> Content-Type: text/plain
> Subject: [balita-anda] PENGALAMAN ORANGTUA MEMENANGKAN ANAK AUTIS ( 3 )
> Sender: [EMAIL PROTECTED]
>
> Sumber : Kompas (22/11 1999)
>
> PENGALAMAN ORANGTUA MEMENANGKAN ANAK AUTIS
>
> MENGHADAPI situasi yang menimpa anak kesayangan kurang sempurna, tidak
> jarang membuat orangtua terutama seorang ibu tidak tahu harus berbuat apa.
> Apalagi, jika pengetahuan dan informasi mengenai hal itu tidak dimiliki.
>
> Begitu pula yang terjadi pada orangtua yang memiliki anak autis seperti yang
> akhir-akhir ini banyak ditemui. Tidak jarang, anak penderita tak terdeteksi
> dini sehingga penanggulangan tidak bisa sedini mungkin.
>
> Walau demikian, kasih sayang dan upaya menanggulangi dengan baik untuk
> mengurangi beban penderitaan seorang anak harus dilakukan. Tidak cukup hanya
> dengan meratapi dan berlarut-larut dalam kesedihan.
>
> Perjuangan dan pengorbanan orangtua, harus diberikan. Bagi anak penderita
> autisme setidaknya tersedia terapi yang bisa memberi kemajuan untuk bisa
> hidup normal. Penyembuhan total memang masih perlu waktu panjang, karena
> penelitian ahli belum menemukan cara yang tepat menuntaskan penyakit
> autisme.
>
> Perjuangan dan pengorbanan orangtua seperti yang diharapkan, bisa disimak
> dari upaya Ny Debbie R Sianturi, SE Ak yang tekun berupaya memulihkan
> kondisi anaknya yang menyandang autisme. Setidaknya, Joshua anak keduanya
> yang kini berusia tiga tahun dua bulan, mengalami banyak kemajuan.
>
> Hasil yang dicapai hingga kini, memang belum menunjukkan Joshua bebas dari
> autis yang disandang. Tetapi, kemajuan yang dialami ternyata membuat kedua
> orangtuanya percaya bahwa anak kesayangannya itu akan berhasil dalam
> hidupnya.
>
> PENDERITAAN Joshua dan kedua orangtuanya sama sekali tidak diketahui ketika
> ia lahir di rumah sakit bersalin St. Margaret's Private Hospital, Sydney,
> Australia. Bahkan, dengan usia kandungan yang cukup umur dan berat 4,1 kg,
> membahagiakan kedua orangtua-nya yang mengalami masalah kekurangsuburan
> sebagai suami istri.
>
> Joshua Ephraim lahir sebagai anak kedua lima tahun kemudian setelah kakaknya
> Naomi. Kekurangsuburan pasangan suami istri itu menyebabkan mereka harus
> berobat ke beberapa dokter ahli di Jakarta maupun di Sydney untuk memperoleh
> keturunan, terutama mendapatkan anak pertama dan kedua.
>
> Riwayat kehamilan kedua Ny Debbie Sianturi, berjalan sehat dan baik,
> walaupun ada sedikit masalah keluarga yang membuatnya stres saat kandungan
> berusia 7-8 bulan. Dalam proses kelahiran, karena posisi bayi yang sulit,
> Joshua lahir melalui proses vakum yang cukup berat mengakibatkan kepalanya
> memanjang sesudah kelahiran. Bentuk kepala baru dapat kembali agak normal
> tiga jam sesudah kelahiran.
>
> Akibatnya, Joshua sering sekali menangis selama dua tahun pertama sesudah
> kelahiran. Dia menangis terus menerus kalau dilepas dari gendongan atau
> pelukan. Ia juga tidak mau tidur tanpa dipeluk erat dalam satu bulan pertama
> sesudah kelahirannya.
>
> Menurut dokter anak di St. Margaret's Hospital, hal ini sangat mungkin
> terjadi akibat post-trauma kelahiran dengan vakum yang cukup berat, yang
> mengakibatkan dia merasa sakit di bagian kepalanya. Namun tidak ada dokter
> yang memberi jawaban pasti hubungan antara proses vakum yang berat dengan
> kelainan autism yang disandang Joshua.
>
> Baru pada usia satu tahun sembilan bulan, Joshua dibawa ke psikiater anak,
> Dr Melly Budhiman, Sp. KJ, karena keterlambatan dan kemunduran kemampuannya
> berbicara dan tingkat keacuhan pada lingkungan yang, serta kontak mata yang
> kurang bila diajak berkomunikasi.
>
> Kunjungi: http://www.balita-anda.indoglobal.com
> "Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat & cerdas"
>
> -= Dual T3 Webhosting on Dual Pentium III 450 - www.indoglobal.com =-
> Etika berinternet, kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
> Berhenti berlangganan, e-mail ke:  [EMAIL PROTECTED]
> EMERGENCY ONLY! Jika kesulitan unsubscribe, email: [EMAIL PROTECTED]
> Panduan Menulis Email yang Efektif http://hhh.indoglobal.com/email/
> http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di Internet
>
> >From [EMAIL PROTECTED] Mon Nov 29 15:07:08 1999 +0700
> Status:
> X-Status:
> X-Keywords:
> Received: from arjuna.iptn.co.id (IDENT:0@arjuna [167.205.206.3])
>         by semar.iptn.co.id (8.9.3/8.9.3) with ESMTP id PAA44084
>         for <basuki_r@[10.1.0.5]>; Mon, 29 Nov 1999 15:07:07 +0700
> Received: from fluke.client.org (h-209-202-46-062.fast.escape.ca [209.202.46.62])
>         by arjuna.iptn.co.id (8.9.1a/8.9.3) with ESMTP id PAA03872
>         for <[EMAIL PROTECTED]>; Mon, 29 Nov 1999 15:58:48 +0700
> Received: from server1.client.org (unknown [216.151.200.73])
>         by fluke.client.org (Postfix) with SMTP id 2BB8527E3D
>         for <[EMAIL PROTECTED]>; Mon, 29 Nov 1999 02:58:09 -0600 (CST)
> Received: (qmail 23838 invoked by uid 616); 29 Nov 1999 08:38:46 -0000
> Mailing-List: hubungi/contact [EMAIL PROTECTED]
> Precedence: bulk
> Reply-To: [EMAIL PROTECTED]
> X-Provider: http://www.indoglobal.com
> X-Archive: http://www.mail-archive.com/balita-anda@indoglobal.com/
> Delivered-To: mailing list [EMAIL PROTECTED]
> Received: (qmail 23819 invoked from network); 29 Nov 1999 08:38:44 -0000
> Message-ID: <[EMAIL PROTECTED]>
> From: Khoerul Anwar <[EMAIL PROTECTED]>
> To: "'[EMAIL PROTECTED]'" <[EMAIL PROTECTED]>
> Date: Mon, 29 Nov 1999 15:34:07 +0700
> MIME-Version: 1.0
> X-Mailer: Internet Mail Service (5.0.1460.8)
> Content-Type: text/plain;
>         charset="iso-8859-1"
> Subject: [balita-anda] AUTISME ( 1 )
> Sender: [EMAIL PROTECTED]
>
> Sumber : SWARA (5/8 1999)
>
> CIRI-CIRI & PENANGANAN AUTISME
>
> KETIKA putranya, Ikhsan (8) lahir pada tahun 1991, tak ada kelainan
> menyertainya. Baru pada perkembangan selanjutnya, bayi itu memerlukan
> pengawasan ketat karena ia alergi terhadap makanan, cuaca dan obat, sehingga
> harus menjalani terapi dan diet ketat. Ketika Ikhsan berusia sekitar 18
> bulan, ibunya, Dyah Puspita, merasa ada sesuatu yang berbeda dengan
> putranya. Perkembangan bicara dan bahasanya tidak menunjukkan kemajuan
> berarti, dan ia tampak asyik dengan dirinya sendiri.
>
> Saya merasa ada tameng yang membatasi Ikhsan dengan dunia kami. Saat ia
> berusia sekitar 18-24 bulan, meski tidak rewel tetapi ia cenderung sulit
> dipegang baik secara fisik maupun psikis. Ia juga tak mau dipeluk, kontak
> matanya terbatas, pandangannya kerap menerawang, sering memasukkan benda ke
> dalam mulut dan ia tampak tertekan di tengah keramaian," cerita Dyah pada
> Seminar Autisme dan Penanganannya di Jakarta, Sabtu (31/7).
>
> Mengetahui anak laki-lakinya berbeda dengan anak-anak pada umumnya, Dyah pun
> berusaha mencari tahu apa penyebab dan bagaimana mengatasinya. "Saya sampai
> berhenti bekerja, karena saya ingin dia tahu bahwa saya adalah ibunya. Saya
> ingin ia sadar bahwa dunia luar sangat menarik, bahwa dunianya amat sepi dan
> tak bermakna. Saya sampai memberhentikan semua orang yang bekerja di rumah,
> agar ia hanya pergi kepada saya bila memerlukan sesuatu," kata Dyah yang
> juga psikolog itu.
>
> Ikhsan tak sendirian, penyandang autisme infantil dalam 10 tahun terakhir
> ini, menurut perkiraan dr Melly Budhiman, psikiater anak dan Ketua Yayasan
> Autisme Indonesia, meningkat luar biasa. "Bila 10 tahun yang lalu jumlah
> penyandang autisme diperkirakan satu per 5.000 anak, sekarang meningkat
> menjadi satu per 500 anak. Sayangnya, jumlah profesional yang mendalami
> bidang autisme tak sebanding dengan peningkatan jumlah penyandangnya. Ini
> menyebabkan sering terjadi kerancuan dalam menegakkan diagnosis."
>
> Di sisi lain, bila seorang anak sejak dini sudah diketahui menyandang
> autisme, penanganan dan terapinya bisa lebih terarah, sehingga kemungkinan
> si anak untuk bisa hidup "normal" pun jauh lebih besar. Berdasarkan
> pengalaman pribadinya, Dyah mengatakan," Intervensi dini amat penting,
> bahkan dapat menjadi penentu masa depan anak. Meski literatur menjelaskan
> bahwa autis adalah masalah seumur hidup, tetapi dengan tata laksana dan
> intervensi dini yang berkelanjutan, tanpa terputus, dapat membuat si anak
> tak tampak lagi perilaku dan ciri autisnya."
>
> Pembicara lainnya, dr Rudy Sutadi, Direktur Program Klinik Intervensi Dini
> Autisme - Jakarta Medical Center, mengutip hasil penelitian yang dilakukan
> Lovaas tahun 1987 di AS yang menggunakan metode modifikasi perilaku 40 jam
> seminggu selama dua tahun terhadap 19 anak autis berusia di bawah empat
> tahun dengan IQ rata-rata 60, ternyata 47 persen berhasil mencapai fungsi
> kognitif normal.
>
> "Saat ini anak-anak tersebut sudah berusia belasan tahun, 47 persen tampak
> normal. Penampilan mereka tidak dapat dibedakan dengan sebayanya, baik dari
> sudut keterampilan sosial maupun akademik. Sementara 42 persen memperoleh
> kemajuan pada berbagai bidang, tetapi tidak cukup untuk mengikuti secara
> penuh di kelas reguler, dan hanya 11 persen yang ditempatkan di kelas untuk
> anak retardasi mental."
>
> Gangguan perkembangan
>
> MENURUT Melly, austisme adalah gangguan perkembangan yang mencakup bidang
> komunikasi, interaksi dan perilaku yang luas dan berat. Gejala autis mulai
> tampak pada anak sebelum mencapai usia tiga tahun. Penyebabnya adalah
> gangguan pada perkembangan susunan saraf pusat yang mengakibatkan
> terganggunya fungsi otak. "Autisme bisa terjadi pada siapa saja, tak ada
> perbedaan status sosial-ekonomi, pendidikan, golongan etnik maupun bangsa.
> Perbandingan antara pria dan perempuan penyandang autisme diperkirakan 3-4
> banding satu," ujarnya.
>
> Gejala penyandang autisme antara lain bayi cenderung menghindari kontak
> mata, dengan ibunya sekalipun; senang melihat mainan yang berputar dan
> digantung di atas tempat tidur; terlambat bicara dan bahasanya tak
> dimengerti orang lain; tak mau menengok bila dipanggil namanya; cenderung
> tak mempunyai rasa empati; suka tertawa-menangis-marah tanpa sebab yang
> nyata; dan merasa tidak nyaman bila memakai pakaian dari bahan yang kasar.
>
> Gangguan perilaku pada anak autis bisa berlebihan dan kekurangan. Perilaku
> berlebihan misalnya hiperaktif, melompat-lompat, lari ke sana-sini tak
> terarah, berputar-putar atau mengulang-ulang gerakan tertentu. Sedang
> perilaku kekurangan seperti bengong, tatapan matanya kosong, bermain dengan
> monoton, kurang variatif dan biasanya dilakukan secara berulang-ulang.
>
> Gejala-gejala tersebut tidak harus ada pada setiap anak autis. Pada anak
> autis yang berat mungkin semua gejala itu ada padanya, tetapi pada
> penyandang autisme ringan biasanya hanya terdapat sebagian saja dari
> gejala-gejala tersebut.
>
> Mengenai faktor penyebabnya, lebih lanjut Melly menyatakan, ini disebabkan
> adanya kelainan pada struktur sel otak, yaitu gangguan pertumbuhan sel otak
> pada saat kehamilan trimester pertama. "Pada saat pembentukan sel-sel otak
> tersebut berbagai hal bisa terjadi sehingga menghambat pertumbuhan sel otak,
> misalnya karena virus (rubella, tokso, herpes), jamur (candida), oksigenasi
> (perdarahan), dan keracunan dari makanan."
>
> Akibatnya, fungsi otak jadi terganggu, terutama fungsi yang mengendalikan
> pemikiran, pemahaman, komunikasi dan interaksi. Oleh karena itulah,
> penyandang autisme biasanya sulit berinteraksi dan berkomunikasi dengan
> orang lain. "Secara medis kelainan yang terdapat di otak penyandang autis
> itu tidak bisa disembuhkan," kata Melly.
>
> Harapan bagi anak autis
>
> BERBICARA mengenai Tatalaksana Perilaku atau Applied Behavior Analysis (ABA)
> atau metode Lovaas, Rudy mengatakan, terapi yang di Indonesia mulai
> dipraktikkan sejak tahun 1997 ini, memberi harapan bagi anak autis, karena
> dapat menyebabkan anak autis mampu mencapai tingkatan yang sebelumnya
> merupakan hal mustahil. "Mereka dapat mengikuti sekolah reguler, berkembang
> dan hidup mandiri di masyarakat, tanpa menampakkan gejala sisa autis," kata
> Rudy yang juga Wakil Ketua Yayasan Autisme Indonesia.
>
> ABA atau Tatalaksana Perilaku adalah ilmu yang menggunakan perubahan
> perilaku untuk membantu individu membangun kemampuan dengan ukuran
> nilai-nilai yang ada di masyarakat. "Terapi ini menggunakan prinsip
> belajar-mengajar untuk mengajarkan sesuatu yang kurang atau tidak dimiliki
> anak autis. Misalnya anak diajar berperhatian, meniru suara, menggunakan
> kata-kata, bagaimana bermain. Hal yang secara alami bisa dilakukan anak-anak
> biasa, tetapi tidak dimiliki anak penyandang autisme," tutur Rudy.
>
> Semua keterampilan yang ingin diajarkan kepada penyandang autis diberikan
> secara berulang-ulang dengan memberi imbalan bila anak memberi respons yang
> baik. Pada awalnya imbalan bisa berbentuk konkret seperti mainan, makanan
> atau minuman. Tetapi sedikit demi sedikit imbalan atas keberhasilan anak itu
> diganti dengan imbalan sosial, misalnya pujian, pelukan dan senyuman.
>
> Dalam terapi ini terdapat lebih dari 500 tugas individual yang perlu
> diajarkan kepada anak autis. Pengajarannya berlangsung sekitar dua tahun,
> secara intensif selama 40 jam per minggu. "Anak-anak yang maju pesat,
> umumnya dapat masuk kelas prasekolah dalam 6-12 bulan setelah diterapi.
> Tetapi hasil terbaik umumnya pada mereka yang terapinya sudah dimulai
> sebelum usia tiga tahun."
>
> Untuk keberhasilan yang optimal, Rudy menyarankan agar selain tenaga terapis
> yang berpengalaman dan sabar, orangtua serta anggota keluarga lainnya
> diharapkan juga terlibat dalam proses ini. "Mereka bisa menggunakan waktu
> luang di luar terapi untuk mengembangkan kemampuan anak, misalnya dengan
> mengajaknya ke taman, pergi ke mal, mengunjungi keluarga dan sebagainya.
> Hal-hal yang biasanya dianggap kecil ini, bisa mambantu anak autis untuk
> mengembangkan kemampuan sosialnya. Selain itu, dengan cara ini seluruh hari
> anak menjadi bagian dari proses terapi, dan orangtua pun menjadi bagian
> integral dari terapi itu."
>
> Selain terapi Tatalaksana Perilaku, menurut Melly, ada beberapa terapi lain
> yang umumnya diterapkan pada penyandang autisme. Namun apa pun terapi yang
> dipilih orangtua, keberhasilannya antara lain tergantung dari berat
> ringannya gejala, umur si anak (umur yang paling baik untuk terapi antara
> dua sampai lima tahun, di mana sel otak masih bisa dirangsang membentuk
> cabang-cabang baru), kecerdasan anak, kemampuan bicara dan berbahasanya.
>
> Salah satu terapi bagi anak autis adalah terapi medikamentosa, misalnya
> dengan memberi beberapa vitamin terutama dari jenis vitamin B (B6, B15)
> dalam dosis tinggi. Terapi megavitamin ini pada sebagian anak berefek baik.
>
> Ditambahkannya, meski belum ada obat yang bisa menyembuhkan autisme
> infantil, tetapi dapat dipakai obat untuk menghilangkan gejala yang tak
> diinginkan seperti hiperaktif, agresif, menyakiti diri sendiri dan epilepsi.
> "Obat memang tidak menyembuhkan, tetapi hanya mengurangi gejala autismenya
> dan menimbulkan perilaku yang lebih terarah," tutur Melly.
>
> Namun diingatkannya, bahwa penyandang autisme itu biasanya unik, artinya
> setiap individu mempunyai gejala dan memerlukan penanganan masing-masing.
> "Vitamin atau obat yang bagus untuk penyandang autisme yang satu, belum
> tentu bagus pula hasilnya bagi penyandang autisme lainnya," Melly
> menambahkan. cp
>
> Kunjungi: http://www.balita-anda.indoglobal.com
> "Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat & cerdas"
>
> -= Dual T3 Webhosting on Dual Pentium III 450 - www.indoglobal.com =-
> Etika berinternet, kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
> Berhenti berlangganan, e-mail ke:  [EMAIL PROTECTED]
> EMERGENCY ONLY! Jika kesulitan unsubscribe, email: [EMAIL PROTECTED]
> Panduan Menulis Email yang Efektif http://hhh.indoglobal.com/email/
> http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di Internet
>
> >From [EMAIL PROTECTED] Mon Nov 29 15:16:52 1999 +0700
> Status:
> X-Status:
> X-Keywords:
> Received: from arjuna.iptn.co.id (IDENT:0@arjuna [167.205.206.3])
>         by semar.iptn.co.id (8.9.3/8.9.3) with ESMTP id PAA49068
>         for <basuki_r@[10.1.0.5]>; Mon, 29 Nov 1999 15:16:50 +0700
> Received: from fluke.client.org (h-209-202-46-062.fast.escape.ca [209.202.46.62])
>         by arjuna.iptn.co.id (8.9.1a/8.9.3) with ESMTP id QAA04888
>         for <[EMAIL PROTECTED]>; Mon, 29 Nov 1999 16:08:24 +0700
> Received: from server1.client.org (unknown [216.151.200.73])
>         by fluke.client.org (Postfix) with SMTP id EDFEC27E7B
>         for <[EMAIL PROTECTED]>; Mon, 29 Nov 1999 03:07:16 -0600 (CST)
> Received: (qmail 24801 invoked by uid 616); 29 Nov 1999 08:41:21 -0000
> Mailing-List: hubungi/contact [EMAIL PROTECTED]
> Precedence: bulk
> Reply-To: [EMAIL PROTECTED]
> X-Provider: http://www.indoglobal.com
> X-Archive: http://www.mail-archive.com/balita-anda@indoglobal.com/
> Delivered-To: mailing list [EMAIL PROTECTED]
> Received: (qmail 24780 invoked from network); 29 Nov 1999 08:41:19 -0000
> Message-ID: <[EMAIL PROTECTED]>
> From: Khoerul Anwar <[EMAIL PROTECTED]>
> To: "'[EMAIL PROTECTED]'" <[EMAIL PROTECTED]>
> Date: Mon, 29 Nov 1999 15:36:46 +0700
> MIME-Version: 1.0
> X-Mailer: Internet Mail Service (5.0.1460.8)
> Content-Type: text/plain;
>         charset="iso-8859-1"
> Subject: [balita-anda] Harapan "Sembuh" bagi Penyandang Autis ( 2 )
> Sender: [EMAIL PROTECTED]
>
> Sumber : Kompas (18/7 1999)
>
> AUTISME : Harapan "Sembuh" bagi Penyandang Autis
>
> AUTISME tergolong sebagai penyakit yang kompleks dan berat, dan karena itu
> dianggap tak bisa disembuhkan. Kondisi autis pada seseorang akan menetap.
> Perkembangan otaknya dalam berperilaku (behaviour) akan terhenti pada saat
> gejala itu pertama kali muncul. Bila tidak mendapat penanganan yang benar,
> baik melalui terapi perilaku maupun pengobatan, jangan harap ia akan
> "sembuh" dengan sendirinya.
>
> "Saya sulit melukiskan perasaan saya ketika saya dan istri saya menyadari
> ada kelainan pada putri kami, Patricia," tutur Harry Sugianto (37), warga
> Solo. "Ketika itu dia baru berumur 18 bulan. Ia mulai menunjukkan gejala
> tidak mau merespons panggilan mamanya. Tatapan matanya selalu menghindar,
> dan seterusnya. Setelah membaca berbagai informasi, wah, ketahuan anak saya
> termasuk autis."
>
> Ia lalu berusaha memeriksakan ke dokter anak, ke psikiater, dan sebagainya.
> Tetapi tak ada perkembangan yang berarti. Upaya lewat paranormal pun
> dilakukan, namun hasilnya nol. Ia mendengar tentang klinik terapi autisme di
> Semarang, cabang dari Surabaya.
>
> Harry kemudian mengirim anaknya untuk mengikuti terapi pelatihan di klinik
> Yayasan Agca Cabang Semarang. Ia harus melajo (ulang-alik) Solo-Semarang
> setiap hari. "Yah, demi anak, apa pun kami lakukan. Tetapi lama-kelamaan
> terasa capek, begitu pula bagi anak kami," tuturnya.
>
> Dalam waktu 1,5 bulan, Patricia mengalami perkembangan cukup berarti.
> Setelah berhenti mengikuti terapi di Semarang, Harry tergugah untuk
> mengumpulkan orangtua yang senasib di sekitar Kota Solo. Ia berhasil
> merangkul sebanyak 12 orangtua yang anaknya autis. Lalu mereka bersama-sama
> mendirikan klinik autis Nathanisa yang merupakan cabang Yayasan Agca Centre.
>
> Metode Lovaas
>
> Dr Handoyo MPH, pendiri Yayasan Agca Centre, menjelaskan terapi perilaku
> yang diterapkan di kliniknya menggunakan metode Lovaas (O Ivar Lovaas PhD).
> Handoyo yang putra bungsunya, Agil (kini 5 tahun) mengidap autisme, terpacu
> untuk melakukan berbagai upaya penyembuhan bagi anaknya. Agil sempat
> diupayakan di Yayasan Autisma Asa Jakarta, lalu di Laboratorium
> Tumbuh-Kembang RS Kandang Menjuangan Jakarta.
>
> Setelah membaca berbagai literatur dan metode mengenai autisme, ia
> memutuskan melatih sendiri putranya dengan metode Lovaas, karena terbukti
> efektif. Metode ini menuntut ketelatenan dan kesabaran terapis (pelatih).
> Sistemnya one on one, bahkan untuk terapi pertama dibutuhkan tiga pelatih
> untuk satu pasien. Selain itu diperlukan alat-alat peraga khusus yang harus
> diciptakan dan dibuat sendiri.
>
> Tahapan pertama pelatihan meliputi latihan kepatuhan serta kontak mata.
> Kemudian disusul melatih inisiatif, kemampuan bahasa (kognitif) atau
> berbicara. Lalu latihan kemampuan ekpresif, latihan kemampuan yang disebut
> preakademik seperti menyangkut konsep warna, bentuk, angka, waktu. Dan
> terakhir melatih kemampuan bercerita (memory recalling).
>
> Tidak ada ukuran, berapa lama seorang anak autis harus menjalani terapi
> perilaku, mengingat perbedaan kondisi masing-masing. "Terapi terhadap
> penyandang autisme bisa dikatakan seumur hidup," tuturnya.
>
> Seorang anak autis yang mengikuti terapi itu di Surabaya sekarang bisa
> bersekolah di Taman Kanak-kanak (TK) untuk anak biasa. Tetapi ia harus tetap
> didampingi oleh orangtuanya, atau sistem shadowing. Begitupun di waktu
> senggang, ia harus menjalani terapi termasuk oleh orangtuanya.
>
> Istilah "sembuh" bagi seorang autis adalah bila ia sudah mandiri, bisa
> melakukan sesuatu (pekerjaan) sendiri. Pada kondisi autisme tertentu, bila
> "tembok" (gangguan) di otak berhasil digempur, ia akan berlaku seperti orang
> normal. Silakan heran, bila ada seorang penyandang autis berhasil meraih
> gelar doktor (PhD) di UCLA, Amerika Serikat!
>
> Obat secretin
>
> Dr Rudy Sutadi DSA menginformasikan, dewasa ini tengah diteliti oleh para
> ahli di AS tentang pengobatan secretin bagi pengidap autisme. Percobaan pada
> seorang anak autis, Parker Beck (3,5) tahun 1997 menunjukkan, suntikan
> secretin membuahkan hasil yang amat mengesankan.
>
> Secretin adalah hormon yang dikeluarkan oleh usus halus sebagai respons
> terhadap makanan. Reseptor secretin juga terdapat pada hipokampus yaitu
> bagian otak yang berhubungan dengan memori dan belajar. Namun belum ada
> kesimpulan tentang peran secretin di otak; apakah berperan pada fungsi
> belajar, bicara, atau kognitif.
>
> Sejauh ini belum ada kepastian tentang efektivitas pemberian secretin
> terhadap penyandang autisme. Dalam beberapa kasus, pemberian secretin punya
> efek langsung pada sistem saraf pusat. Namun 30 persen penderita autis yang
> mendapat secretin memberikan respons negatif. Mereka menjadi hiperaktif dan
> agresif. Padahal harga obat secretin mencapai 200 - 300 dollar AS per sekali
> suntik. (asa)
>
> Albert Einstein pun "Autis"
>
> SIAPA yang menyangka, banyak tokoh-tokoh besar yang masa kecilnya
> diidentifikasi mengidap autisme. Sebut saja nama fisikawan besar Albert
> Einstein, juga perupa jenius dan akbar Leonardo da Vinci serta Michelangelo.
> Tetapi gejala autisme pada tokoh-tokoh dunia itu tak lagi terlihat pada masa
> dewasa. Mereka bahkan menjelma menjadi orang-orang istimewa pada zamannya.
>
> Jangan keliru persepsi, "autisme" bukanlah kondisi membanggakan, tetapi
> justru sebaliknya. Seorang autis berarti abnormal, karena ia mengalami
> gangguan perkembangan pervasif pada aspek bahasa, kognitif, sosial, dan
> fungsi adaptif.
>
> Bila anak yang normal pada usia 18 bulan sudah bisa mengucapkan sepatah-dua
> patah kata dan merangkainya, anak autis tidak mampu. Oleh karena itu
> orangtua harus waspada, bila anaknya sampai usia 2,5 tahun belum bisa
> bicara. Maklum, usia di bawah tiga tahun merupakan "usia emas" bagi seorang
> anak untuk menandai apakah ia autis atau tidak.
>
> Umumnya, penyandang autis memperlihatkan perilaku yang tidak wajar dibanding
> anak-anak lain. Anak autis terkesan tidak acuh, menyendiri, individual,
> pendiam. Mereka umumnya tak mampu bereaksi terhadap sesuatu dalam
> lingkungannya. Bahkan mereka tak bisa berkomunikasi secara paling sederhana
> sekalipun, seperti "kontak mata" dengan orangtuanya, orang yang paling dekat
> secara emosional.
>
> Sebagian mereka bahkan tak punya memori, tak bisa mengingat apa yang telah
> terjadi, atau yang dia lakukan sebelumnya. Anak-anak autis hidup dalam
> dunianya sendiri. Mereka umumnya melakukan gerakan yang sama diulang-ulang,
> hingga berjam-jam. Atau memperlakukan suatu barang-misalnya mainan
> mobil-mobilan-tidak pada fungsi yang lazim.
>
> ***
> AUTISME mendapat bahasan secara mendalam dalam Simposium Autisme Masa Anak
> di Kota Solo, pekan lalu (12/7), yang diadakan dalam pertemuan ilmiah Ikatan
> Dokter Ahli Jiwa Indonesia (IDAJI). Tiga pembicara adalah dr Ika Widyawati
> SpKJA dari Bagian Psikiatri FK-UI Jakarta, dr Rudy Sutadi DSA Wakil Ketua
> Yayasan Autisma Indonesia, dan Dra Dyah Puspita SPsi, psikolog yang anak
> lelakinya mengidap autisme.
>
> Menurut dr Ika, fenomena autisme relatif baru bagi masyarakat kita.
> Sayangnya, masih sedikit informasi yang tersebar di masyarakat, padahal
> populasi penderita autisme diperkirakan amat banyak.
>
> Tak ada angka populasi jumlah penderita autisme di Indonesia, mengingat
> lemahnya sistem pendataan di sini. Tetapi prevalensi autisme di dunia
> terakhir mencapai 15 sampai 20 per 10.000 kelahiran, atau 0,15 - 0,2 persen.
> Ini meningkat tajam dibanding 10 tahun lalu yang hanya dua sampai empat per
> 10.000 kelahiran. Bila merujuk data di atas, di Indonesia akan lahir 6.900
> anak penyandang autisme per tahun.
>
> Itu mungkin bisa jadi gambaran serius kondisi autisme di masyarakat, bila
> orangtua tidak waspada. Harus diingat, secara empiris terbukti autisme tidak
> pandang bulu. Kaya atau miskin, terpelajar atau tidak, semuanya bisa saja
> terkena autisme. Dan bila tidak secara dini diatasi, kondisi autis itu akan
> menetap.
>
> Dr Handoyo MPH, mantan Direktur RSU Pare (Kediri) yang kini mendirikan
> Yayasan Agca di Surabaya-yang bergerak dalam klinik pelatihan autisme-bahkan
> menyebutkan bahwa penyandang autisme yang tidak mendapat penanganan secara
> dini akan menjadi permanen.
>
> "Banyak orangtua tidak tahu anaknya mengidap autisme. Dan bila dibiarkan
> berlarut akan makin parah, atau menjadi gila autis seperti yang acap kita
> lihat di jalanan. Itu karena kondisi perkembangan otaknya terhenti, stagnan.
> Bahkan banyak di antara orangtua yang terpaksa memasung anaknya sendiri
> karena disangka gila, padahal mengidap autisme," papar Handoyo yang anak
> bungsunya juga autis.
>
> ***
> DOKTER Ika menjelaskan, autisme adalah kondisi otak yang secara struktural
> tidak lengkap, atau sebagian sel otaknya tidak berkembang sempurna, ataupun
> sel-sel otak mengalami kerusakan pada masa perkembangannya. Melalui
> pemeriksaan dengan MRI (Magnetic Resonance Imaging) pada penyandang autisme,
> sekitar 30-50 persen mempunyai kelainan pada serebelum (otak kecil).
>
> Penelitian dalam bidang neurologis dan genetika menemukan kerusakan yang
> khas pada sistem limbik (pusat emosi) yaitu bagian otak yang disebut
> hipokampus yang berhubungan dengan fungsi belajar dan daya ingat, serta
> amigdala yang mengendalikan fungsi emosi dan agresi. "Penyandang autis
> umumnya tak bisa mengendalikan emosinya. Mereka acap kali agresif, atau
> sebaliknya pasif seolah tak punya emosi," katanya.
>
> Dr Rudy Sutadi menyebutkan, kelainan neurobiologis pada otak disebabkan oleh
> banyak faktor. Beberapa teori menyebutkan tentang pengaruh obat-obatan
> tertentu, atau karena benturan pada kandungan. Saat ini belum bisa
> dipastikan gen mana yang berhubungan dengan autisme. Kemungkinan hal ini
> melibatkan beberapa gen secara kompleks. "Autisme terbukti bukan kelainan
>
> mental. Autisme bukan karena buruknya pengasuhan orangtua, atau faktor
> psikologis pada masa perkembangan anak," tambah Rudy.
>
> Orang sering salah mengira bahwa autisme identik dengan retardasi mental
> atau idiot. Memang pengidap autisme kadang menunjukkan retardasi mental
> (75-80 persen), atau kelemahan pada fungsi saraf motorik yang ditunjukkan
> pada kelemahan otot-otot tertentu. Oleh karena itu, prognosa tentang
> kelainan tersebut amat penting untuk menentukan langkah-langkah
> penanganannya.
>
> Dr Ika menyebutkan, selain banyak orangtua yang tidak memahami gejala
> autisme pada anaknya sendiri, kalangan profesional-yakni para dokter, dokter
> anak, bahkan psikiater-pun banyak yang belum mengerti tentang autisme.
>
> Mereka biasanya memberikan prognosa bahwa anak (yang autis) itu hanya
> mengalami kelambatan dalam perkembangan bicara. Kadang kala mereka, bahkan,
> disamakan dengan penyandang retardasi mental. Anak autis pun lantas
> dimasukkan di sekolah luar biasa (SLB) yang khusus melatih bicara (speech
> therapy). Tentu saja tidak pas. (asa)
>
> Kunjungi: http://www.balita-anda.indoglobal.com
> "Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat & cerdas"
>
> -= Dual T3 Webhosting on Dual Pentium III 450 - www.indoglobal.com =-
> Etika berinternet, kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
> Berhenti berlangganan, e-mail ke:  [EMAIL PROTECTED]
> EMERGENCY ONLY! Jika kesulitan unsubscribe, email: [EMAIL PROTECTED]
> Panduan Menulis Email yang Efektif http://hhh.indoglobal.com/email/
> http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di Internet
>
>   ------------------------------------------------------------------------
> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
> Kirim bunga untuk handaitaulan & relasi di jakarta http://www.indokado.com
> Situs sulap pertama di Indonesia http://www.impact.or.id/dmc-sulap/
> Etika berinternet, kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
> Berhenti berlangganan, e-mail ke:  [EMAIL PROTECTED]




Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Kirim bunga untuk handaitaulan & relasi di jakarta http://www.indokado.com 
Situs sulap pertama di Indonesia http://www.impact.or.id/dmc-sulap/
Etika berinternet, kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
Berhenti berlangganan, e-mail ke:  [EMAIL PROTECTED]









Kirim email ke