Menurut saya menyekolahkan anak harus dilandasi dengan
niatnya dahulu. Anak kita sekolahkan agar kemampuan
yang dia miliki bisa dikembangkan seoptimal mungkin
sesuai dengan usinya, jadi jangan karena alasan
tertentu seperti agar tidak menganggu adik. Alasan
demikian (apalagi kalau sampai diucapkan di depan
anak) akan membuat anak merasa dibuang/disingkirkan
dari keluarga dan akan berpengaruh pada jiwanya
(merasa tidak aman, tidak dicintai, dll).
Kegiatan bersekolah pada awalnya pasti berat bagi
anak, karena dia harus berada di lingkungan yang asing
dan orang yang belum dia kenal. anak butuh waktu untuk
menumbuhkan kepercayaan diri bahwa dia aman berada
dilingkungan baru tersebut. Untuk itu beberapa tips
yang bisa dilakukan antara lain :
1. Anak disekolahkan jika sudah siap secara fisik dan
mental. Kesiapan fisik misalnya sudah bisa bilang
kalau mau pipis, sudah bisa berkomunikasi sederhana,
sudah bisa memakai/membuka celana, dll. Kesiapan
mental antara lain, sudah mau berkomunikasi dengan
orang lain, sudah bisa ditinggal oleh orang tua
beberapa saat tanpa menjadi histeris, sudah bisa
berkonsentrasi pada suatu hal minimal 5 menit dll.
2. Jangan langsung didaftarkan ke satu sekolah. Kalau
perlu dicoba beberapa sekolah untuk ikut bermain saja
(beberapa sekolah bisa sampai 6 kali datang), lihat
dulu di sekolah mana anak paling merasa nyaman.
3. Lebih baik kalau di sekolah tersebut ada yang dia
kenal, misalnya teman satu komplek, atau tetangga yang
sudah sering bertemu.
4. Teliti dulu bagaimana cara guru mengasuh (tidak
semua guru mampu menangani anak dengan benar). Kadang
anak mogok sekolah karena perlakuan guru yang salah.
5. Secara bertahap tumbuhkan keberanian anak, jadi
kalau hari ini ditunggui sehari penuh, besoknya minta
ijin misalnya ke toko dekat sekolah selama 5-10 menit
setelah itu datang lagi, dan seterusnya sampai anak
berani untuk ditinggal sehari penuh. Jangan abaikan
janji, kalau kita janji akan kembali 10 menit maka
harus ditepati. Demikian pula kalau kita janji
menjemput saat dia keluar dari ruangan, maka usahakan
kita sudah ada saat dia keluar kelas, hal ini
mengajarkan bahwa kita bisa dipercaya.
6. Kalau langkah-langkah tersebut sudah dilakukan dan
anak tidak menunjukkan kemajuan, berarti dia memang
belum saatnya bersekolah. Yang perlu kita lakukan
adalah memberi pengertian bagaimana berperilaku di
rumah. Perilaku nakal terhadap adik biasanya
diakibatkan karena rasa cemburu/tersaingi, karena itu
orang tua harus bijaksana dengan membagi waktu dengan
adil antara kakak dan adik. Misalnya kita katakan,
kalau kakak tidak menganggu adik selama 1 jam (lihat
ke jam mulai angka berapa sampai berapa sekalian
mengenalkan konsep waktu), nanti sore dibacakan buku
cerita atau dimandikan oleh mama, atau insentif lain
yang menyenangkan misalnya boleh main apa saja sama
mama selama 1 jam. Dan kalau dia menepatinya, maka
selama waktu tersebut usahakan anak yang kecil tidak
menganggu (minta bantuan pembantu atau ayahnya untuk
mengasuh).
Demikian dari saya.
Mamanya Dafi
--- sinung <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Netters yth
> Mulai senin kemaren anak saya ABIL (2th 8bl) ikut
> sekolah di pra-tk.
> masalah yang saya hadapi adalah anak saya tidak mau
> ditinggal, dia harus
> ditungguin ibunya. Memang dia paling muda di
> kelompok murid-murid ini. Abil
> sudah punya adik, ALIN (5 bulan), saya ikutkan
> sekolah karena kalau di
> rumah nakalin adiknya terus. Mungkin ada yang punya
> pengalaman, bagaimana
> memulai sekolah ?
> Salam
__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Talk to your friends online with Yahoo! Messenger.
http://im.yahoo.com
Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Kirim bunga untuk handaitaulan & relasi di jakarta http://www.indokado.com
Situs sulap pertama di Indonesia http://www.impact.or.id/dmc-sulap/
Etika berinternet, kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
Berhenti berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]