Rekan-rekan sekalian,
ini ada info, kali saja bisa menjawab persoalan kita mengenai kasus Ngompol yg lagi 
hangat akhir2x ini.

salam
debby
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Mengatasi Inkontinensia Urine

Jakarta, Kompas

Inkontinensia urine, mengompol tanpa terkontrol meski si penderita berusaha sekuat 
mungkin menahan, terjadi di segala usia. Pada anak-anak, hal ini sering tak disadari 
orangtuanya dan dianggap mengompol biasa.

Padahal ada jenis inkontinensia yang bisa menyebabkan gagal ginjal. Pada orang lanjut 
usia inkontinensia dianggap lumrah, sementara jika terjadi pada orang dewasa bisa 
menimbulkan rasa malu dan frustrasi.

Demikian antara lain masalah yang dibahas dalam simposium "Diagnosis dan 
Penatalaksanaan Mutakhir Inkontinensia Urin", akhir pekan lalu, dalam rangka Pertemuan 
Ilmiah Tahunan I Perkumpulan Inkontinensia Indonesia. "Pada dasarnya masalah 
inkontinensia bisa diatasi," demikian antara lain pendapat yang muncul dalam simposium 
tersebut.

Penyebab inkontinensia urin bermacam-macam. Antara lain, infeksi saluran maupun 
kandung kemih, kelemahan otot dasar panggul, kelemahan klep (sfingter) saluran kemih 
(uretra), hiperaktivitas otot kandung kemih, penyumbatan uretra (misalnya pembengkakan 
prostat pada pria), ketidakseimbangan hormon, tumor, kelainan saraf, dan fistula 
(lubang) pada kandung kemih.

Menurut dr Yunizaf SpOG, Kepala Subbagian Uroginekologi Rekonstruksi Bagian Obstetri 
dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Rumah Sakit Cipto 
Mangunkusumo (FKUI/RSCM), prevalensi inkontinensia urin sekitar 10-20 persen di 
masyarakat.

Pada orang lanjut usia, sambung dr Siti Setiati SpPD dari Subbagian Geriatri Bagian 
Ilmu Penyakit Dalam FKUI/ RSCM, menurut data luar negeri sekitar 15-30 persen.

Gagal ginjal

Sementara dr Taralan Tambunan SpA(K) dari Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM, kurun 
tahun 1989-2000 dirawat 18 kasus inkontinensia pada anak.
Semua kasus disertai infeksi saluran kemih berulang dan 11 kasus sudah
mengalami gagal ginjal kronik. Dari jumlah itu, paparnya, sembilan kasus
disebabkan kelainan saraf tulang belakang.

Penyebab disfungsi kandung kemih pada anak-anak adalah gangguan sistem saraf pusat 
(tulang belakang dan otak serta batang otak), kelainan anatomik pada saluran atau 
kandung kemih, dan kelainan fungsional.

Menurut Setiati, penyebab inkontinensia pada usia lanjut juga kebiasaan berkemih yang 
salah waktu muda-terlalu sering berkemih walau kandung kemih belum penuh-sehingga 
kapasitas kandung kemih mengecil.

Sejumlah penyakit bisa mencetuskan inkontinensia, seperti gagal jantung, diabetes, 
stroke, Parkinson serta demensia (keruntuhan mental). Juga obat-obatan antara lain 
calcium channel blocker, beta blocker, diuretik, psikotropik, dan antikolinergik. (atk)

Kirim email ke