Terima kasih ya Pak Rames..
Mamanya nadya
-----Original Message-----
From: Rames Sitorus [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
Sent: Friday, September 01, 2000 3:14 PM
To: Balita ML
Subject: Re: [balita-anda] RE: imunisasi Hib
Dear Netters,
Karena banyak permintaan, maka artikel yang bentuk Document
Word, saya
copy-kan ke dalam e-mail (dalam bentuk text).
(Mudah-mudahan tidak ditolak Milis ....:))
Semoga semua netter bisa membacanya dengan baik.
Salam,
Papa-nya Resa
Rames Sitorus
Tel. 62-21-4242000
Fax. 62-21-4268546
http://www.Kring12000.com
Balita Kena Flu, Jangan Main-main
Ini peringatan bagi keluarga yang mempunyai balita. Ada
baiknya selalu
mewaspadai penyebaran Haemophilus Influenza tipe B (Hib),
biang penyebab
utama infeksi bakteri invasif pada anak-anak seluruh dunia.
Bahkan dijelaskan Prof Michael D. Decker dari Vanderbilt
University School
of Medicine AS, dalam temu ilmiah "Combination Vaccine In
Indonesia year
2000" di Graha Bik. Iptek Dok FK Unair, Sabtu (3/6),
serangan Hib ini
termasuk berisiko tinggi membawa kematian balita.
Menurut Decker, serangan Hib di negara-negara belahan utara
dan negara
tropis memang berbeda. Untuk negara belahan utara, serangan
Hib cenderung
pada manusia usia lanjut. Sedang untuk negara tropis,
termasuk Indonesia,
Hib menyerang pada anak-anak (balita), yang biasanya dalam
bentuk meningitis
(radang otak).
Hal itu didukung hasil penelitian Hardiono Pusponegoro,
serta Bradford dan
kawan-kawan. Dari penelitian itu Hib disebutkan sebagai
penyebab utama
meningitis bakteri pada usia 2 bulan
hingga 2 tahun. Juga diungkap sekurang-kurangnya 37,8%
meningitis bakteri
disebabkan Hib.
"Bradford dan kawan-kawan yang juga melakukan penelitian di
Lombok, telah
menemukan
4,6% anak sehat berusia kurang 2 tahun mengandung koloni Hib
dinasofaring,"
ujar Decker.
Penularan Hib tak ubahnya seperti penyakit flu. Di mana
bakteri menyebar
melalui air liur
penderita yang di bawah angin lalu dihirup calon penderita.
Lalu sejauh mana
kerentanan penyebaran Hib pada anak-anak di Indonesia?
Decker memang tak
menyebutkan data, sejauh mana epedemi infeksi Hib yang
menjadi penyebab
radang otak pada balita di sini. Hanya saja, Indonesia, yang
tentunya sama
dengan negara tropis, termasuk rentan akan penyebaran
penyakit berisiko
tinggi membawa kematian itu.
"Yang penting, tindakan kita adalah mengantisipasi secara
dini, sehingga
tidak kehilangan
kesempatan untuk mencegah sebagian besar serangan penyakit
ini," katanya.
Sama Tingginya
Decker mejelaskan, angka serangan Hib di negara-negera
belahan bumi utara
sama tingginya
dengan negara-negara tropis. Ini juga berarti serangan Hib
di negara-negara
yang sudah tinggi
tingkat ekonominya, seperti Swedia, Kanada, maupun
Firlandia, sama tingginya
dengan di Indonesia.
"Jadi, status sosial ekonomi tidak melindungi seseorang dari
penyakit Hib,
dan semua pasien
(masyarakat) berhak mendapatkan perlindungan dari penyakit
itu," ujarnya.
Sementara itu, Dokter Darto Saharso dari Devisi saraf anak
lab./SMF Ilmu
Kesehatan Anak RSUD Dr Soetomo-Fakultas Kedokteran Unair
Surabaya,
mengatakan penyakit radang otak pada balita itu mulai
teridentifikasi sejak
1986, dan tiap tahun terjadi lonjakan kasus.
Berdasarkan data dari rumah sakit Dr Soetomo, penyakit
radang otak yang
disebabkan serangan Hib itu 11% terhadap anak usia 5 tahun,
27% pada anak
1-4 tahun, dan 62% pada anak 1 bulan hingga 1 tahun. Dari
data di sana juga
terlihat tingkat risiko kematian cukup tinggi. Seperti pada
1997, dari
sejumlah kasus, hanya sekitar 17% yang berhasil diselamatkan
tanpa cacat,
28% mengalami cacat, dan sekitar 55% membawa kematian. "Dari
data itu,
tentunya menjadi tantangan kita, sejauh mana bisa
menyelamatkan balita dari
serangan Hib," ujarnya.
Lalu dengan tindakan apa untuk menangkal serangan Hib itu?
Decker maupun
Darto, mengatakan, untuk sementara tindakan orangtua balita
yang paling
tepat adalah melakukan preventif melalui imunisasi. Apalagi
hasil rekayasa
ilmu kedokteran didukung teknologi medis telah ditemukan
vaksin Hib
konjugat. Imunisasi vaksin Hib itu, lanjut Decker, sebaiknya
dilakukan pada
balita mulai usia 2 bulan, di mana antibodi maternal sudah
tidak ada lagi.
"Menghadapi serangan Hib itu, WHO kini telah
merekomendasikan untuk
mempertimbangkan
penggunaan vaksin Hib konjugat dalam program imunisasi
nasional bagi
negara-negara anggotanya," tegas Decker.
Dalam pertemuan ilmiah membedah fenomena penyakit Hib,
diikuti 250 dokter
itu ramai diwarnai tanya jawab. Bahkan dari penjelasan
Decker, rupanya masih
ada keraguan sejumlah dokter sehingga mereka lebih memilih
menunda pemberian
vaksin Hib hingga bayi berusia enam bulan. Langkah ini lebih
untuk
menghindari pemberian suntikan lebih dari dua kali pada
balita.
Apakah tindakan ini benar? Menjawab pertanyaan itu, Decker
mengatakan, amat
penting memulai seri pemberian imunisasi pada kunjungan
pertama anak untuk
mendapatkan. Dengan kata lain saat memberi suntikan DTP
pertama, juga harus
mulai memberi suntikan Hib yang pertama.
"Risiko terbesar penyakit Hib pada usia dini. Jadi bila
menunggu hingga anak
berusia 6 bulan atau lebih berarti kehilangan separo lebih
keuntungan dari
vaksin Hib," katanya.
Sekadar diketahui, dalam pengembangan vaksin Hib konjugat
itu, salah satunya
hasil produksi Pasteur Merieux Connaught, di mana vaksin Hib
yang dihasilkan
mengandung PRP-T, dan khusus pengembangan di sini ditangani
PT Aventris
Pasteur. (sab)
Sumber: http://www.surabayapost.co.id/
----- Original Message -----
From: Nining <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Friday, September 01, 2000 2:44 PM
Subject: RE: [balita-anda] Fw: [balita-anda] RE: imunisasi
Hib
> Tolong dong,
>
> Aku juga mau, please kirim ke aku ya.
>
> Terima kasih.
>
> -----Original Message-----
> From: Gokma Hasugian [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
> Sent: Friday, September 01, 2000 2:38 PM
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: Re: [balita-anda] Fw: [balita-anda] RE: imunisasi
Hib
>
>
> tolong kirim ke aku juga dong (japri)
>
> thx,
> mama bonita-benito
>
> Rames Sitorus wrote:
>
> > Ibu Sri,
> >
> > Saya mau kirim artikel tentang Hib, ditolak sama Milis,
karena lebih
dari
> 40
> > Kb.
> >
> > Rgds,
> > Rames S.
> >
> > ----- Original Message -----
> > From: Rames Sitorus <[EMAIL PROTECTED]>
> > To: <[EMAIL PROTECTED]>
> > Sent: Friday, September 01, 2000 11:32 AM
> > Subject: Re: [balita-anda] RE: imunisasi Hib
> >
> > > Ibu Sri,
> > >
> > > Saya bantu mencarikan artikel ttg Haemophilus
Influenza tipe B (Hib).
> > > Berikut salah satu cuplikan dari artikel :
> > > Menurut Decker, serangan Hib di negara-negara belahan
utara dan negara
> > > tropis memang berbeda. Untuk negara belahan utara,
serangan Hib
> cenderung
> > > pada manusia usia lanjut. Sedang untuk negara tropis,
termasuk
> Indonesia,
> > > Hib menyerang pada anak-anak (balita), yang biasanya
dalam bentuk
> > meningitis
> > > (radang otak).
> > >
> > > Untuk lebih lengkapnya , silahkan baca sendiri artikel
attachment
> (Balita
> > > Kena Flu.doc (32,0 KB)).
> > >
> > > Salam,
> > > Rames S. (Papa-nya Resa)
> > > Tel. 62-21-4242000
> > > Fax. 62-21-4268546
> > > http://www.Kring12000.com
> > >
>> www.jajak.com >> Pilih jawabannya dan rebut hadiahnya <<
>> Kirim bunga ke-20 kota di Indonesia? Klik,
http://www.indokado.com
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke:
[EMAIL PROTECTED]