Perkembangan Otak (I)
Oleh Staff IQEQ


Otak adalah organ yang paling penting dalam tubuh manusia. Organ inilah yang
mengontrol seluruh kerja tubuh. Proses pembentukan sel-sel otak ini hanya
terjadi sekali seumur hidup, yakni sejak dari kandungan hingga usia kurang
lebih tiga tahun. Sel-sel otak yang mati tidak dapat tergantikan oleh sel
yang baru.

Setelah sel-sel otak selesai terbentuk, sel-sel tersebut akan terus
bertambah besar dan kompleks dengan jumlah lebih dari 10.000 milyar
sambungan antar sel. Perkembangan sel-sel otak sangat tergantung dari setiap
rangsangan yang diterima, baik rangsangan yang positif maupun negatif dari
sekelilingnya.

Otak manusia terbagi atas 2 bagian, yaitu otak kiri dan otak kanan. Otak
kiri mengatur cara berpikir logis, kemampuan kognitif, dan menganalisa yang
memungkinkan seseorang mempelajari bahasa dan matematika. Sedangkan otak
kanan menghasilkan pikiran-pikiran kreatif dan artistik, seperti emosi,
musik, dan intuisi.

Bagian otak untuk berpikir disebut Korteks atau neokorteks, adalah jaringan
berlipat-lipat yang tebalnya kira-kira 3 mm, yang membungkus
hemisfer-hemisfer. Sementara hemisfer serebral mengendalikan sebagian besar
fungsi tubuh mendasar seperti gerak otot dan pencerapan, korteks memberi
makna apa yang kita lakukan dan cerap. Korteks juga berperan penting dalam
memahami kecerdasan emosional. Korteks memungkinkan kita mempunyai perasaan
tentang perasaan kita sendiri, memahami sesuatu secara mendalam,
menganalisis mengapa kita mengalami perasaan tertentu, dan selanjutnya
berbuat sesuatu untuk mengatasinya.

Bagian otak yang mengurusi emosi adalah sistem Limbik. Sistem Limbik
terletak jauh dalam hemisfer otak besar dan terutama bertanggungjawab atas
pengaturan emosi dan impuls.

Sistem Limbik meliputi :

Hippocampus, yaitu tempat berlangsungnya proses pembelajaran emosi dan
tempat disimpannya ingatan emosi. Di sini terjadi perekaman dan pemaknaan
pola persepsi, ingatan naratif, dan mengenali perbedaan makna.
Amigdala, adalah pusat pengendalian emosi pada otak. Amigdala memproses
hal-hal yang berkaitan dengan emosi. Rasa sedih, marah, nafsu, kasih sayang,
dan sebagainya bergantung pada Amigdala. Hubungan antara Korteks dan
Amigdala inilah yang menentukan kecerdasan emosi (EQ) seseorang.
Pada seseorang yang cerdas, terdapat banyak komunikasi dan interaksi antara
otak kiri dan kanan. Untuk meningkatkan interaksi tersebut, dibutuhkan
rangsangan dari luar yang ditangkap melalui panca indera. Melalui penelitian
diperoleh, bahwa musik klasik dan musik yang harmonis merupakan rangsangan
yang terbaik bagi perkembangan otak. Saat mendengarkan musik, lirik lagu
akan merangsang otak kiri, dan melodinya akan merangsang otak kanan.
Rangsangan yang didapatkan selama 12 bulan pertama sejak kelahiran, sangat
berperan dalam pembentukan dan perkembangan otak, dibandingkan pada
tahun-tahun berikutnya.

Agar otak berkembang secara sempurna, dibutuhkan nutrisi yang sempurna pula.
Asam Linoleat yang biasa disebut Omega 6, Asam Omega 3, dan DHA
(Docosahexaenoic Acid) adalah beberapa zat yang sangat dibutuhkan oleh otak
untuk perkembangannya, di samping karbohidrat, protein, kalsium, mineral dan
zat-zat penting lainnya. Zat-zat tersebut tidak diproduksi oleh tubuh,
sehingga harus dipenuhi dari makanan yang dimakan oleh Ibu yang mengandung.

Di samping rangsangan untuk kecerdasan intelektualnya, sejak dini seorang
anak harus dirangsang emosinya secara benar. Bernyanyi dan bermain adalah
beberapa hal yang terbaik untuk merangsang kecerdasan emosi anak. Seiring
bertambahnya usia, anak juga harus diperkenalkan dengan etika, moral dan
nilai-nilai keagamaan. Hal-hal tersebut yang akan menjadi penyeimbang dari
perkembangan IQ dan EQ-nya di kemudian hari.


sumber : http://www.iqeq.web.id/art/art02.shtml



>> Kirim bunga ke-20 kota di Indonesia? Klik, http://www.indokado.com
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]















Kirim email ke