" Payudara & Kanker"Rasa Nyeri di Payudara Dan Kanker
Dengan semakin meningkatnya tingkat kesadaran akan bahaya kanker payudara, banyak 
wanita yang khawatir saat mereka merasakan nyeri di payudara. Namun menurut laporan 
terbaru, rasa nyeri seperti itu biasanya tidak berhubungan dengan adanya suatu kanker 
di payudara.

"Nyeri pada payudara merupakan gejala paling umum yang menyebabkan para wanita 
berkonsultasi kepada dokter atau ahli bedah," kata dokter Monica Morrow, seorang ahli 
bedah kanker dari Northwestern University Medical School di Chicago. Namun rasa nyeri 
ini jarang merupakan gejala suatu kanker payudara, terutama pada wanita yang masih 
mengalami menstruasi.

Para ahli masih belum yakin akan apa yang sesungguhnya menjadi penyebab rasa nyeri di 
payudara tersebut, demikian pernyataan Morrow dalam sebuah artikel di American Family 
Physician. Karena seringkali timbul bersamaan dengan masa menstruasi, sebagian ahli 
akhirnya menyimpulkan bahwa rasa nyeri tersebut ada hubungannya dengan hormon dan/atau 
tertahannya air. Penyebab umum yang lain adalah cidera, infeksi, kehamilan dan 
menyusui.

"Adapun tujuan dari evaluasi ini adalah untuk menghilangkan kekhawatiran dari para 
wanita serta menunjukkan bahwa gejala nyeri tersebut bukanlah gejala suatu kanker," 
ujar Morrow. Ia menekankan bahwa perkiraan diagnosa suatu kanker payudara pada seorang 
wanita sering didasarkan pada faktor usia, risiko serta gejala yang dialami.

Sebagai contoh, rasa nyeri yang berhubungan dengan siklus menstruasi biasanya 
digambarkan sebagai rasa berat dan sakit serta lebih sering terjadi pada wanita muda. 
Bila tidak ada gejala lain dan dokter menyatakan bahwa pemeriksaan payudaranya normal, 
maka rasa nyeri tersebut biasanya tidak memerlukan pengobatan dan akan hilang sendiri.

Rasa nyeri di payudara yang tidak berhubungan dengan siklus menstruasi lebih sering 
terjadi pada wanita berusia 40-an, dan sering digambarkan sebagai rasa terbakar di 
salah satu payudara. Hal ini kadang-kadang disebabkan oleh suatu kista ataupun luka 
non-kanker.

"Suatu rasa nyeri di payudara harus diobati bila menjadi semakin berat dan mengganggu 
kehidupan seorang wanita ataupun terjadi selama lebih dari beberapa hari setiap 
bulan," kata Morrow. Dia melihat bahwa obat satu-satunya yang diperbolehkan untuk 
mengobati nyeri tersebut adalah danazol, namun obat ini mempunyai efek samping yang 
cukup besar.

Morrow mengungkapkan bahwa cara pengobatan lainnya yang kelihatannya efektif dan 
memiliki efek samping yang kecil adalah dengan minyak primrose di malam hari. Suplemen 
ini dapat dibeli bebas. Ada dua perawatan populer lainnya, walaupun belum ada bukti 
secara medis mengenai efektifitasnya yaitu menghindari kafein dan mengkonsumsi 
suplemen vitamin E.

Gejala lain yang sering membuat seorang wanita pergi ke dokter adalah jika puting 
payudara mereka mengeluarkan cairan (nipple discharge) dan biasanya hal ini juga tidak 
ada kaitannya dengan suatu kanker. Jika cairan tersebut hanya keluar jika payudara 
dirangsang ataupun diremas, biasanya hal tersebut tidak menjadi masalah. Jika cairan 
yang keluar itu mengandung darah ataupun keluar tanpa dirangsang, maka diperlukan 
penilaian yang lebih lanjut.

Para dokter biasanya menggunakan mammogram untuk menilai suatu nipple discharge, dan 
seringkali akan merujuk si wanita kepada seorang ahli bedah.

Bahkan, jika ditemukan adanya suatu benjolan di payudara, itu belum tentu suatu 
kanker. Misalnya suatu kista, yang umum ditemui pada wanita di atas 40 tahun dan masih 
mengalami menstruasi. Jika dokter anda menemukan suatu benjolan di payudara, benjolan 
tersebut mungkin perlu diperiksa dengan mammogram, ultrasound, ataupun biopsi (dimana 
sejumlah kecil jaringan diambil dengan menggunakan jarum).

Maka sangat disarankan untuk para wanita melakukan pemeriksaan terhadap payudaranya 
setiap bulan, dan konsultasi kepada seorang dokter bila mereka merasakan nyeri yang 
nyata, nipple discharge, atau menemukan benjolan di payudara.

Kirim email ke