Hallo, Jadi inget pernah dapet e-mail bagus dari temen,
Mudah-mudahan bisa menjawab perdebatan tentang susu.
Kalau ada yang pernah dapat delete aja

Semoga bermanfaat

Teny

---------------------- Forwarded by Teny Yudawati/bjsfer/BJSERVICES on
11/20/2000 03:15 PM ---------------------------


"Ruben" <[EMAIL PROTECTED]> on 09/23/2000 09:52:59 AM

Assalamu'alaikum wr.wb.

Mohon maaf kalau menyimpang dari misi milis ini.

Jika artikel ini benar, maka nampak ketidak tahuan kita sering dimanfaatkan
oleh perusahaan-perusahaan besar penghasil makanan dan minuman untuk
keuntungan mereka sendiri.

JAKARTA, JUM'AT 22 SEPTEMBER 2000
HARIAN MEDIA INDONESIA - HAL 9

DHA SULIT DISERAP BAYI
JANGAN TERPENGARUH IKLAN SUSU

JAKARTA (MEDIA) : Tingkat konsumsi Docosahexanoic Acid (DHA) yang
berlebihan akan membahayakan metabolisme tubuh. Sebab tubuh terpaksa
dibebani pekerjaan yang lebih berat untuk mengelaurkan asam lemak
esensial tersebut.

Spesialis penyakit anak Dr. Utami Roesli MBA, mengutip hasil penelitian
yang dilaksanakan di Australia, Amerika Serikat maupun Eropa, bahwa di
tiga kawasan negara maju ini, belum dihasilkan efektifitas dari penambahan
DHA dalam produk susu maupun makanan bayi dan anak-anak termasuk
untuk ibu hamil. "Jadi belum ada anjuran untuk menambahkan unsur asam
linoleat dan asam linolenat itu ke dalam susu", ujarnya kepada Media,
kemarin di Jakarta. Lebih jauh ditegaskan, seperti juga lemak susu sapi,
maka asupan DHA tsb. tersebut bukan merupakan ikatan rantai panjang,
sehingga masih sulit diserap oleh pencernaan bayi. Terlebih lagi, katanya,
karena susu yang akan dikonsumsi ini harus dibuat dengan menggunakan
air panas hingga mengalami proses pemanasan. Akibatnya, aktifitas enzim
desaturase dan elongase yang memfasilitasi pembentukan DHA dalam tubuh
secara otomatis hancur.
Karena itu, Utami, sebagai pakar air susu ibu (ASI) mengingatkan kepada
masyarakat, khususnya kaum ibu, supaya jangan terpengaruh terhadap iklan
susu dan makanan pendamping ASI yang mengandung DHA dengan iming-
iming mampu meningkatkan kecerdasan bayi.
"Asam lemak esensial tersebut justru cukup terkandung dalam ASI, bahkan
unsur DHA-nya tergolong ikatan rantai panjang yang sangat mudah diserap
pencernaan bayi", ujarnya. Karena itu dia menganjurkan agar bayi diberikan
ASI sejak lahir sampai umur 4 bulan, karena asam lemak ASI juga terdiri
dari
asam arakidonat. "Berarti, kandungannya melebihi unsur asam linoleat dan
asam linolenat".
Setelah empat bulan, katanya, bayi dapat diberikan tempe yang mengandung
pula asam linoleat maupun asam linolenat karena lemaknya termasuk ikatan
rantai panjang. Utami menjelaskan, setelah mencapai umur enam bulan, bayi
juga dapat diberikan ikan laut, yang secara alami mengandung pula kedua
asam lemak itu tanpa harus mengonsumsi susu formula.

Menyesatkan

Ketua Lembaga Peningkatan Penggunaan ASI Rumah Sakit Saint Carolus ini
mengakui, semboyan "Empat Sehat Lima Sempurna" yang berlaku sejak dulu
dinilai telah menyesatkan masyarakat. "Orang beranggapan konsumsi makanan
sehari-hari belum sempurna jika tidak minum susu. Susu bukan berarti tidak
penting, namun bukan segala-galanya", tegasnya lagi. Dia bahkan melihat
iklan
susu maupun makanan bayi dan anak-anak yang diimplementasi dengan DHA
cenderung menyesatkan masayarakat, karena produsen memanfaatkan
kebodohan konsumen yang tak memahami manfaat sesungguhnya dari
unsur tambahan tersebut.

Sementara, kalangan spesialis gizi di Indonesia umumnya menyatakan masih
awam terhadap kandungan DHA dalam susu. Karena sampai sejauh ini, belum
pernah dilakukan penelitian tentang manfaatnya.
Dokter Soebagyo Sumodihardjo MSc, pakar gizi dari bagian Ilmu Gizi Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, mengungkapkan pihaknya abru mengetahui
hal itu dari media massa.
Ketika ditemui Media usai pembukaan lokakarya "Pemerataan serta Peningkatan
Pemanfaatan Lulusan Pendidikan Tenaga Kesehatan di Sektor Non-Departemen
Kesehatan dan Kesejahteraaan Sosial" kemarin di Jakarta, dia belum bersedia
dimintai komentarnya. "Saya baru mengkliping dan belum membaca literatur",
ujarnya. Dia berjanji memberitahukan hal tersebut seminggu kemudian setelah
segala informasi dikumpulkan dari berbagai sumber.

Spesialis Anak Dr. Sri S. Nasar sebelumnya menginformasikan bahwa overdosis
DHA pada manusia, sejauh ini baru terlihat dialami orang Eskimo yang banyak
mengkonsumsi ikan laut. Dikatakan bahwa gejalanya berupa perdarahan, mirip
flek-flek berwarna kebiruan di kulit. "Efek yang lain baru ditemukan pada
monyet
maupun tikus, tapi gejalanya berbeda". (Rse/V-1)

Wassalamu'alaikum wr.wb.

Tks. & B. Rgds.,
See ya in cyberspace ...
RK@SM










>>>> 2.5 Mbps InternetShop >> InternetZone << Margonda Raya 340 <<<<
>> Kirim bunga ke-20 kota di Indonesia? Klik, http://www.indokado.com
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]















Kirim email ke