Selasa, 20 Februari 2001

Anthrax


oleh: Iwan S. Handoko

Masyarakat Indonesia, khususnya wilayah Jabotabek, dikejutkan dengan
ditemukannya kasus Anthrax di daerah Bogor. Hal ini tentu mengundang
rasa
was-was bagi kita yang hobi makan daging sapi dan kambing. Untuk
mengenal
lebih jauh masalah Anthrax, satumed.com akan menyajikan secara sederhana
untuk anda.

Anthrax adalah suatu penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh Bacillus
anthracis, satu jenis bakteri yang membentuk spora. Anthrax paling
sering
terjadi pada hewan liar dan hewan vertebrata seperti hewan ternak,
kambing,
unta, dan hewan herbivora lainnya (pemakan tumbuhan), namun anthrax juga
bisa terjadi pada manusia jika mereka terpapar dengan hewan, jaringan
atau
organ dari hewan-hewan yang terinfeksi, atau dari produk hewan tersebut.

Karena itu, yang paling mungkin untuk terkena infeksi Anthrax adalah
para
pekerja yang senantiasa berhubungan dengan hewan-hewan tersebut. Spora
B.
anthracis bisa hidup di tanah selama beberapa tahun lamanya, dan manusia
bisa terinfeksi anthrax setelah menyentuh beberapa produk hewan yang
terinfeksi atau dengan menghirup spora anthrax dari produk-produk hewan
yang
terkontaminasi. Anthrax juga bisa tersebar akibat mengkonsumsi daging
yang
kurang matang dari hewan yang terinfeksi.

Cara penularan anthrax dapat melalui 3 jalan, lewat sentuhan (kulit),
saluran pernafasan, dan saluran pencernaan. Penularan langsung dari
orang ke
orang tidak mungkin terjadi sehingga mengunjungi dan bercakap-cakap
dengan
penderita anthrax tidak menjadi masalah.

Gejala klinis
Gejala klinis biasanya muncul dalam waktu 7 hari, dan gejala yang timbul
tergantung dari cara penularan penyakit ini:

Penularan langsung (sentuhan):


Penularan terjadi bila seseorang yang mempunyai luka (walau sangat
kecil) di
kulit menyentuh produk-produk hewan yang tercemar dengan kuman anthrax
ini.
Kuman akan masuk melalui luka tersebut dan terjadilah infeksi.
Gejala awal berupa gatal-gatal yang mirip dengan gigitan serangga, namun
dalam 1-2 hari berkembang, membengkak dan kemudian menjadi luka (ulkus)
yang
tidak sakit. Luka ini berdiameter rata-rata 1-3 cm, dengan ciri khas
berupa
adanya wilayah mati (nekrosis) berwarna hitam di bagian tengahnya.
Kelenjar getah bening di wilayah yang berdekatan mungkin akan
membengkak.
Sekitar 20% dari kasus yang tidak dapat diobati bisa mengakibatkan
kematian.
Kematian jarang terjadi jika diobati dengan terapi anti-mikroba yang
tepat.
Pernafasan:

Gejala awalnya mirip dengan gejala flu biasa.
Setelah beberapa hari, gejala akan berlanjut menjadi gangguan pernapasan
berat dan syok.
Penularan jenis ini biasanya berakibat fatal.
Saluran pencernaan:

Terjadi bila seseorang mengkonsumsi daging yang terkontaminasi.
Terjadi suatu peradangan akut di saluran pencernaan.
Gejala awal berupa mual, muntah, hilangnya nafsu makan, demam yang
kemudian
diikuti dengan nyeri perut, muntah darah, dan diare berat.
Bentuk anthrax ini menyebabkan kematian pada 25 hingga 60% kasus.
Pencegahan
Cara paling jitu untuk tidak terkena anthrax adalah menghindari kontak
dengan hewan ternak dan produk-produk hewan tersebut. Tapi kan susah
juga
ya. Cara lain adalah dengan pemberian vaksin anthrax. Vaksin ini
dilaporkan
93% efektif dalam melindungi melawan anthrax. Tapi, tentu masih ada 7%
yang
tidak efektif. Jadi, pemberian vaksin bukan berarti kita tidak perlu
lagi
berhati-hati. Dan ingat, vaksin anthrax yang diperuntukkan bagi hewan
tidak
boleh digunakan pada manusia. Vaksin untuk manusia berbeda dengan yang
diperuntukan bagi hewan.

Imunisasi terdiri dari 3 suntikan yang diberikan selang 2 minggu diikuti
dengan 3 suntikan tambahan yang diberikan pada saat 6, 12, 18 bulan
kemudian. Suntikan vaksin tahunan direkomendasikan sesudahnya.

Advisory Committee on Immunization Practices telah merekomendasikan
vaksinasi anthrax untuk beberapa kelompok berikut ini:

Orang-orang yang pekerjaannya berhubungan langsung dengan organisme di
laboratorium.
Orang-orang yang pekerjaannya berhubungan dengan kulit atau bulu hewan
yang
diimpor dari wilayah-wilayah dimana standar untuk mencegah pemaparan
dari
spora anthrax masih rendah.
Orang-orang yang menangani produk-produk hewan terinfeksi di wilayah
dengan
insiden tinggi.
Personil militer yang ditugaskan di wilayah dengan risiko pemaparan
tinggi
terhadap kuman tersebut.
Para wanita hamil hanya boleh divaksinasi jika benar-benar diperlukan.
Diagnosa
Anthrax didiagnosa dengan memisahkan B. anthracis dari darah, luka pada
kulit, atau sekret pernapasan atau dengan mengukur kadar antibodi
spesifik
dalam darah orang yang dicurigai mengidap penyakit ini.

Pengobatan
Dokter biasanya akan memberikan obat antibiotika yang efektif untuk
penyakit
ini. Tapi, untuk bisa bekerja secara efektif, pengobatan harus diberikan
sejak dini. Jika tidak diobati, penyakit ini bisa berakibat fatal.


Sumber: CDC
======

(Newsletter Satumed.com)




>> kirim cake & bunga ke 20 kota di Indonesia? klik, http://www.indokado.com  
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]


















Kirim email ke