Saya juga punya pengalaman yang hampir sama dan pada akhirnya ketemu dokter
yang tepat...sayang (entah untung atau buruk) dokter tersebut justru bukan
DSA tapi dokter umum...dia memang Dokter spesialist tapi spesialisasinya
lain.  Tapi dia begitu aten, cermat dan mengkonsultasikan kembali dengan
sejawat DSA yang lain jika dianggap kasusnya agak parah.  Jika lebih gawat
lagi, dia akan merekomendasikan sejawat lainnya yang kira-kira kompeten
dibidang tsb.

Saya pernah diskusi dengan ibu2 lain di tempat prakteknya di Jl. Gaharu I
yang sudah menjadi "langganan" selama hampir 10 tahun sejak anak pertamanya
masih bayi 3 bulan hingga sekarang putranya 3 orang.  Jika mungkin
diperlukan dokter tsb adl Dokter F Ariyanti, ph : 021-7668547 sore jam
praktek 17:00 - 19:00 di Gaharu, Cilandak - Jaksel.  Pagi hari dokter ini di
RS Haji Pondok Gede.
Anak saya cuocok banget sama dia meskipun dia memiliki DSA sendiri yang
merupakan DSA ahli di Jakarta ini (kepala bag anak suatu RS besar).  Kadang
dg DSAnya mesti kembali lagi, dg Dr Yanti, cukup sekali saja, murah pula
karena fee-nya fee dokter umum.

Yang agak menyusahkan...berhubung ibu Dokter ini punya bisnis sampingan yang
mungkin hasilnya lebih besar dari hasil menjadi dokter (dan juga mungkin tdk
butuh uang dari hasil menjadi Dokter), seringkali beliau ini prei
prakteknya....yaah..kalau lagi sial begini yang sebal.

Salam//
Mamanya Salsabila Najmi

> -----Original Message-----
> From: Gatot Imam Sukoco [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
> Sent: 17/April/2001 2:38 PM
> To:   [EMAIL PROTECTED]
> Subject:      RE: [balita-anda] Dokter penolong yang arif
> 
> Saya beberapa kali denger dari seorang apoteker,
> bahwa tidak sedikit dokter yg memang terikat "kontrak" dg perusahaan obat
> tertentu.
> Kalau dokter punya pasien, maka dia cenderung mengeluarkan resep dg
> obat-obatan dari pabrik tertentu yg memang sudah terikat kontrak, karena
> akan komisi ke dokter tsb untuk tiap resep yg dikeluarkan. 
> Ketika saya datang ke apotek di jalan raya cimahi, si DSA sedang asyik
> ngobrol dg beberapa orang di ruang prakteknya, saya kira pasien, ternyata
> mereka adalah calo obat yg berusaha menawarkan obat-obatan ke dokter.
> ya begitulah kondisi "bisnis" di bidang medis.
> 
> Tentu saja dokter tidak akan sembarangan.
> Dokter adalah manusia juga, yg pernah kuliah tentunya ngerti bahwa tidak
> semua teman seangkatan yg kuliahnya bareng punya pengetahuan yg sama,
> apalagi ketika praktek menemui gejala-gejala penyakit yg saya yakin bisa
> jadi berbeda diagnosa antara satu dokter dan dokter yg lain, sehingga
> obatnya pun akan lain. Pengalaman menjadi kunci bagi sang dokter (tentu
> juga
> bagi profesi lain).
> Coba sajalah,
> kalau anda sakit, periksa ke 3 dokter spesialis, akankah mereka memberikan
> obat yg sama ?
> kalau pengalaman saya, kebanyakan dokter berikutnya kalau dikasih tahu
> bahwa
> sudah punya obat, dia akan merekomendasikan untuk menghentikan obat tsb
> dan
> pakailah obat dari resepnya dia. Bahkan ketika saya datang ke DSA di jalan
> Gatsu Cimahi, malah dokter bilang :"Apa nggak sakit perut anak ini kalau
> minum obat itu ?"
> Hayo mau percaya ke siapa ini ?
> Kalau kita mau membandingkan,
> coba aja beli buku ISO OBAT (tiap tahun terbit) untuk melihat apa saja
> kandungan suatu obat, kasiat dan efek sampingnya.
> Namun, bagi yg belum kuliah di Farmasi atau Kedokteran, sebaiknya tidak
> perlu merasa lebih pinter dari apoteker dan dokter hanya dg melihat buku
> itu
> lho.
> 
> Kesimpulan :
> tiap dokter punya kemampuan masing-masing dalam mendiagnosa suatu
> penyakit.
> Kalau toh ada "pure business" dibelakang diagnosa tsb, ya hati-hati saja.
> 
> 
> -----Original Message-----
> From: Ai Rosita [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
> Sent: Tuesday, April 17, 2001 10:55 AM
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: [balita-anda] Dokter penolong yang arif
> 
> Selamat bertemu semua..!!
> 
> Saya mau sedikit curhat kepada semua ibu-ibu mudah-mudahan ada manfaatnya.
> Saat ini begitu banyak klinik-klinik yang khusus menerima pasien
> anak-anak. Begitu juga dengan tempat pratek dokter specialis anak yang
> semakin hari-makin bertebaran dimana-mana. Tentu saja hal ini sangat
> melegakan hati kita para ibu-ibu yang sewaktu-waktu ingin memeriksakan
> anaknya ketempat yang terdekat.
> Namun demikian ibu-ibu dari sekian banyak DSA yang ada di kota-kota besar
> khususnya di tempat saya di Bandung, tidak sedikit dokter pratek yang
> mengesampingkan effek kemanusiaan dan hanya mementingkan aspek businesnya.
> Hal ini beberapa kali saya alami saat anak saya sakit dari mulai dia
> lahir sampai sekarang usia 8 bulan. 
> 
> Pada saat pertama kali lahir anak kami
> sudah diberikan susuk bubuk instan merk tertentu yang kata dokter cukup
> bagus. Padahal kita tahu bahwa susu bukuk tersebut belum tentu cocok dgn
> balita kita, belakangan saya tahu bahwa dokter tersebut ditunjuk oleh
> produsen susu tersebut untuk menjual produknya. 
> 
> Menjelang Usia 3 bulan anak saya batuk lalu dibawa ke dokter dan dikasih
> obat batuk dgn merk terntentu dan ternyata setelah saya baca obat batuk
> tersebut adalah khusus untuk dewasa, cuman takarannya dikurangi, tapi saya
> sebagai orang tua tidak mau mengambil resiko, saya buang itu obat.
> 
> Dari sekian banyak dokter DSA yang saya kunjungi, hampir sebagian besar
> menonjolkan aspek bisnis semata. Saya dapat membanyakan saudara-saudara
> kita dikampung yang ingin membawa anaknya ke dokter specialis anak di
> kota. Rata-rata dari mereka menyatakan dokter anak sangat mahal untuk
> ukuran mereka yang bertarif antara Rp.30000 s/d Rp. 50000. sebagian dari
> mereka hanya sanggup membeli obat warung yang kualitasnya patut
> dipertanyakan. 
> 
> Bahkan saya pernah mengalami kejadian yang sangat menyentuh hati. Suatu
> waktu saya datang ke DSA di daerah cimahi. Saat itu saya datang agak
> terlambat dan sudah banyak pasien yang antri disana. karena datang
> terlambat saya antri paling akhir. Pagi itu sekitar jam 8.00 dalam keadaan
> hujan rintik-rintik. Sekitar 10 menit giliran saya,  datang ibu-ibu
> sekitar usia 30 tahunan yang katanya dari kampung yang cukup jauh di
> Cililin. Keadaan anaknya cukup parah yaitu buang air terus. Pas giliran
> saya dipanggil  dokternya bilang saya  "ibu yang terakhir yah..?" saya
> bilang "dok diluar masih ada satu pasien lagi baru datang" 
>  dia bilang dengan tegas "ngak..! saya mau ke kantor kesiangan..!"
> Begitu saya dan anak saya keluar dari ruang periksa, langsung tanpa
> melihat sekelilingnya dia mengunci pintu rumahnya Pret..!!
> saya terkesimak melihat si ibu yang dateng jauh-jauh membawa anaknya yang
> sakit parah dari kampung. Dia terlihat menangis sambil mendekap
> anaknya. lalu saya menyarankan ibu tersebut pergi ke rumahsakit saja. 
>  
> 
> Namun rupanya Tuhan masih memberikan dan menghadirkan dokter-dokter
> berhati mulia. Dokter yang lahir dan benar-benar ingin menolong
> sesamanya. Sewaktu anak saya sakit mata. Saya diberi kabar oleh
> rekan kerja untu membawa ke dokter specialis anak di kawasan
> Kopo. tepatnya di "Taman Kopo Indah". Saya bawah dokter tersebut dan
> ternyata doktersebut cukup berpengalaman dilihat dari usianya. Saya lihat
> dari cara memeriknya begitu lama dan telaten. Namun yang cukup membuat
> saya puas adalah setiap kali menanyakan sesuatu selalu dia jawab dengan
> jujur dan sangat profesional. Dia dgn setia menjawab setiap pertanyaan
> saya berkenaan dgn penyakit anak saya sampai lama sekali. Yang lebih kaget
> lagi begitu saya menanyakan tarif. dia menjawab "Lima ribu rupiah
> saja" Ini sangat harga yang cukup terjangkau pikir saya. Dan pada minggu
> berikutnya anak saya kontrol lagi ke tempat itu, dia menyatakan kalau
> penyakit anak saya sudah sembuh.  Bagitu saya tanyakan tarifnya kembali,
> dia jawab " ah ngak usah bu..! anaknya kan sudah sembuh..!!"
> Langsung saja saat itu saya berdoa dalam hati "ya Allah mudah-mudahan ini
> dokter diberikan umur yang panjang dan jangan engkau ambil setiap orang
> yang mempunyai hati semulia dia"
> 
> itulah kisah saya mencari dokter yang benar-benar dokter sejati.
> Dan bagi ibu-ibu yang memang memerlukan bantuan dokter tersebut di
> Bandung, saya tidak bermaksud promosi sedikitpun, ini semata-mata kita
> ingin menghemat pengeluaran resiko dapur kita. Seandainya anak kita sakit
> dan kebetulan keuangan kita lagi pas-pasan datang saja ke DR. Djaya Nawawi
> telp 022-5402784 cukup dgn Rp 5000 
> 
> Terimakasih,
> Mamah Arsy
> 

>> kirim bunga ke negara2 di Asia? klik, http://www.indokado.com  
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]


Kirim email ke