Jumat, 20 April 2001
Obat dengan PPA di Atas 15 Mg Dilarang Beredar

JAKARTA -- Mulai 16 April, pemerintah melarang peredaran semua obat yang
mengandung phenylpropanolamine (PPA) lebih dari 15 mg per takaran. Penegasan
ini disampaikan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Sampurno
lewat siaran persnya yang diterima Republika, kemarin (19/4).

Keputusan ini, kata Sampurno, dikeluarkan berdasarkan rekomendasi dari
Komite Nasional Penilai Obat Jadi (Komnas POJ). Komite inilah yang kemudian
menetapkan bahwa dosis aman PPA adalah maksimal 15 mg per takaran.
Peringatan BPOM ini dituangkan dalam sebuah surat resmi bernomor KBPOM/Ad
I/04634 tertanggal 16 April 2001 dan ditandatangani oleh Sampurno. Larangan
ini dilakukan karena PPA bisa menimbulkan percepatan serangan stroke bagi
pemakainya.

Pada Desember 2000, BPOM dan Komnas POJ menemukan ada 55 dari 189 obat flu
dan batuk yang diproduksi 79 produsen mengandung PPA lebih dari 15 mg per
takaran. Mereka telah diperingatkan pemerintah untuk mengurangi kadar PPA
tersebut. Namun berdasarkan pengamatan Republika, tadi malam, sejumlah
produsen masih belum menaati peringatan tersebut. Procold, Ultraflu, dan
Neozep Forte, misalnya, mengandung PPA 25 mg seperti tertera pada
kemasannya. Sedangkan Mixagrip tepat 15 mg sesuai batas maksimal yang
ditentukan pemerintah. BPOM maupun Komnas POJ masih belum mengeluarkan data
dari 55 obat tersebut berapa yang masih tetap mengandung PPA di atas 15 mg
per takaran.

Sampurno mengatakan, produsen obat wajib mencantumkan peringatan (box
warning) yang jelas terlihat oleh masyarakat. Sehingga bisa mengetahui
apakah obat tersebut aman dikonsumsi atau tidak. Demikian juga untuk stok
obat dengan kandungan PPA di atas 15 mg, bila masih tersimpan, agar segera
dimusnahkan.

Sementara yang masih beredar di pengecer, agar segera ditarik.
Kepada sarana pelayanan obat seperti apotek, rumah sakit, poliklinik, dan
toko obat, yang masih mempunyai stok obat melebihi dosis PPA 15 mg per
takaran, kata Sampurno, agar segera menghentikan penjualannya. Obat-obat
tersebut harus dikembalikan ke distributor atau produsen obat untuk
dimusnahkan. Sedangkan kepada masyarakat, Sampurno mengimbau agar
berhati-hati membeli obat flu dan batuk. Masyarakat agar melihat terlebih
dahulu kandungan PPA-nya. "Bacalah semua informasi mengenai komposisi obat,
aturan pemakaiannya, serta peringatan yang tercantum pada kemasan obat,"
katanya.

Sebelum ini, pada pertengahan 2000, pemerintah AS telah melarang penggunaan
obat yang mengandung PPA, berapapun takarannya. Hal serupa kemudian diikuti
pemerintah Singapura. Dokter pribadi Presiden Abdurrahman Wahid, dr Jusuf
Misbach, yang juga anggota Kelompok Studi Stroke FKUI, kepada Republika
mengemukakan semua obat yang mengandung PPA agar ditarik. Tak peduli berapa
pun dosisnya.

"Singapura saja yang sudah maju, menghapus sama sekali obat yang menggunakan
PPA," ungkapnya. Menurutnya, PPA adalah prekursor serotonin -- salah satu
zat dalam tubuh -- yang mempunyai potensi menaikkan tekanan darah. Sedangkan
Kepala Penyelenggara Unit Stroke RSCM, Dr Airiza Ahmad SpLK, kepada
Republika mengatakan, masyarakat agar tak terlalu cemas terhadap zat
phenylpropanolamine.

Menurutnya, penyakit stroke pada dasarnya adalah produk dari keadaan yang
berlangsung terus-menerus dalam waktu lama. Paling tidak selama enam bulan.
"Tidak mungkin kan kita makan obat flu setiap hari selama enam bulan,"
katanya. Stroke, katanya, lebih disebabkan oleh life style. nri/mal



Jumat, 20 April 2001
Obat Flu/Batuk yang Mengandung PPA lebih dari 15 mg
Laporan:

Obat Flu/Batuk yang Mengandung PPA lebih dari 15 mg
(Data Desember 2000)

1. Abdi Cold
2. Abtudryl
3. Afiflu
4. Avarin
5. Bestocol
6. Caspol
7. Colza
8. Combiflu
9. Contac-500
10. Contrex
11. Cough En-Exp
12. Decold Forte
13. Decotan
14. Dextral Forte
15. Diakaf
16. Duribenza
17. Famirex
18. Flucella
19. Fludexin
20. Flugan
21. Flugesik
22. Flunax
23. Flupac
24. Flupas
25. Flutamol Plus
26. Fluvit C
27. Fluzine
28. Fortaflu
29. Guakamling
30. Histamin
31. Intunal Forte
32. Inza
33. Lacoldin
34. Metakom
35. Mixagrip
36. Neo Novapon
37. Neozep Forte
38. Nodrof
39. Pilexal
40. Procold
41. Ramaflu
42. Rhinegal
43. Rhinodec
44. Rhinopront
45. Rhinotussal
46. Sanaflu
47. Sinutab
48. Stop Cold
49. Teraflu
50. Tuseran Forte
51. Tuzalos
52. Tecorin Forte
53. Triaminic
54. Ultraflu
55. Zanflu


Wass,
[EMAIL PROTECTED] - BalitaAnda admin
ph:+6221-5742205 fax:+6221-5742206

Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com



>> kirim bunga ke negara2 di Asia? klik, http://www.indokado.com  
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]


Kirim email ke