dari: klinik nya www.pdat.com

          Melahirkan dengan Mudah dan
          Lancar Lewat Terapi Aroma

          Ketika kita baru memanfaatkan terapi aroma
          atau minyak esensial untuk kecantikan, di
          negeri-negeri belahan barat penggunaannya
          sudah berkembang ke banyak segi, tak cuma
          untuk kecantikan dan kesehatan. Belakangan
          bahkan digunakan untuk membantu murid-murid
          saat belajar di kelas hingga untuk
          memperlancar proses persalinan. 

          Sejarah mencatat, mulanya terapi aroma
          digunakan sejak 2.000 tahun sebelum Masehi
          untuk menyembuhkan suatu penyakit atau
          dipakai dalam ritual keagamaan. Malah, terapi
          aroma juga dipakai untuk menarik lawan jenis!
          Konon, Cleopatra, sang ratu cantik nan molek
          dari Mesir, harus berendam dalam air yang
          diberi tetesan minyak jasmine dulu, sebelum
          bertemu dengan kekasihnya. Ia juga menebarkan
          bunga mawar di atas tempat tidurnya, guna
          membuat sang pria pujaan betah berada di
          dekatnya. Di Mesir pula, minyak esensial
          digunakan dalam proses pengawetan mumi.

          Di dunia Barat, pemanfaatan minyak esensial
          mulanya terutama untuk mengatasi penyakit.
          Ketika wabah kolera menyerang Inggris di abad
          ke-13, Inggris sempat kelabakan. Karena, kala
          itu harga antibiotik selangit. Barangnya
          sukar didapat pula. Jalan keluarnya adalah
          menggunakan minyak esensial tertentu untuk
          mengobati pasien kolera dan mengenyahkan
          wabah tersebut. 

          Kok bisa? "Karena, umumnya minyak esensial
          mempunyai sifat sebagai antiseptik dan
          antibakteri yang sangat kuat, sehingga dapat
          digunakan untuk mengobati suatu penyakit,"
          ujar Dr. Rachmi Primadiati MNMed, DArom,
          DHerbMed, CIDESCO, CIBTAC, BABTAC. Ia
          menyebutkan, penelitian membuktikan, molekul
          uap yang dihasilkan dari minyak esensial,
          sanggup membunuh kuman penyakit dalam waktu
          15 menit. Sementara itu, jika langsung
          menggunakan minyaknya, hanya lima menit waktu
          yang diperlukan. "Itu pun dengan dosis satu
          per dua ribu," ujar Rachmi. 

          Alhasil, di masa Perang Dunia I, minyak
          esensial juga banyak digunakan, terutama
          untuk mengobati luka-luka yang dialami para
          tentara di medan peperangan. Hingga suatu
          ketika, seorang ahli kimia dari Prancis
          bernama Gattefosse, mengalami musibah.
          Laboratoriumnya terbakar. Di saat panik
          menghadapi kebakaran, tanpa sengaja ia
          menyiramkan sejenis cairan dari sebuah botol
          ke tangannya yang terkena luka bakar. Ajaib!
          Setelah cairan tadi habis dan menutupi
          seluruh tangannya, luka di tangannya langsung
          sembuh dan mengering. Cairan tadi adalah
          minyak esensial lavender. 

          Bagaimana halnya dengan persalinan di zaman
          dulu, yang belum mengenal anestesi lokal?
          Lagi-lagi minyak esensial digunakan untuk
          mengurangi rasa sakit saat bersalin,
          memberikan ketenangan, dan mempercepat
          kelahiran. 

          Saat ini, di kala muncul kesadaran akan back
          to nature dan efek samping dari pemakaian
          obat kimia sintetis, minyak esensial, kata
          Rachmi, kembali digunakan pada unit
          persalinan di beberapa rumah sakit terkemuka
          di Inggris, seperti di St. John dan St.
          Elizabeth Hospital di London serta
          Hinchingbrooke Hospital di Huntingdon.
          Rumah-rumah sakit bersalin di sana membakar
          minyak esensial di ruang-ruang bersalin
          dengan diffuser. "Efeknya sebagai antiseptik,
          di samping memunculkan suasana rileks,
          sehingga tidak menimbulkan rasa takut pada
          ibu-ibu yang akan melahirkan," ujar Rachmi.

          Menurut hasil penelitian, beberapa minyak
          esensial tertentu memang dapat mempengaruhi
          lymbic system di otak yang merupakan pusat
          emosi, suasana hati atau mood, dan memori
          untuk menghasilkan bahan neurohormon
          endorphin dan enkephalin, yang bersifat
          sebagai penghilang rasa sakit dan seretonin
          yang berefek menghilangkan ketegangan atau
          stres serta kecemasan menghadapi saat
          persalinan, baik secara alami ataupun melalui
          operasi (sectio caesarea). 

          
          bersambung

>> Mau kenduri di kantor? Perlu nasi tumpeng? klik, http://www.indokado.com  
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]



Kirim email ke