Lanjutan- sengaja saya bagi 2 krn tadi udah kirim sekaligus ditolak server.
+++++++++++++++++++++++++++++++++++


Bisa di anus atau esofagus

Barangkali yang tidak pernah disangka banyak orang, varises ternyata tidak
hanya bisa terjadi pada jaringan epidermis kulit kaki, tapi bisa pula timbul
pada jaringan mukosa (selaput lendir). Wasir atau hemorrhoid, yang dibedakan
atas wasir interna dan eksterna, misalnya, merupakan salah satu contoh lain
dari bentuk varises. Varises ini terjadi pada anus, yakni berupa pelebaran
pembuluh darah balik di bagian luar "kutub selatan" itu.

Contoh lain yang lebih serius adalah varises esofagus (saluran makanan atas
atau tenggorokan) yang hampir selalu dihubungkan dengan gangguan fungsi hati
(lever). Di sini, bendungan aliran darah tidak ditimbulkan oleh tonus
sekitar esofagus, tapi akibat terjadinya gangguan sirkulasi masuknya darah
ke hati.

Pada sel-sel hati terdapat saluran interseluler yang mampu menyaring darah
yang mengalir ke situ. Pada hati yang kurang berfungsi baik atau rusak
timbul jaringan-jaringan ikat yang mengganggu saluran tersebut. Saluran
menjadi macet atau buntu. Akibatnya, aliran darah melalui hati tidak lancar
dan pembuluh vena melebar, membesar berkelok-kelok. Pembendungan di hati ini
seolah-olah seperti saluran air yang buntu. Maka terbentuklah
tonjolan-tonjolan pembuluh vena di esofagus, bahkan ada kalanya sampai ke
lambung.

Otot-otot polos pada esofagus yang biasanya dapat mengatasi
kelemahan-kelemahan yang terjadi seolah tidak berfungsi lagi. Hal yang
dikhawatirkan apabila terjadi pengendapan (tromboplebitis) atau penyumbatan
pembuluh darah embolus (emboli) sampai ke organ-organ tubuh lain. Lebih
berbahaya lagi kalau sampai pembuluh pecah dan terjadi perdarahan (muntah
darah berwarna merah kehitaman seperti kulit anggur).

Biasanya jiwa sulit tertolong kalau sampai terjadi aspecia (darah masuk ke
saluran napas), atau terjadi hipocolemic shock (kekurangan darah dan
cairan). Pertolongan pertama yang dilakukan adalah segera menyedot darah
keluar dengan alat khusus. Kemudian dengan alat endoskopi (deteksi dengan
selang serat optik melalui tenggorokan, ke lambung dan usus duabelas jari)
dapat dicari daerah terjadinya perdarahan. Kemudian dengan diberi suntikan
obat khusus (a.l. Vasopressin, Somatostatin, b-Blocker), pembuluh yang pecah
dapat diatasi.

Pengobatan dengan bantuan endoskopi ini tidak cukup dilakukan sekali, tapi
harus diulang 5 - 7 hari kemudian. Selanjutnya, pengontrolan dengan
endoskopi dilakukan setiap 1 - 2 minggu, lalu setiap enam bulan, sampai
perdarahan betul-betul dapat ditanggulangi.

Menurut para ahli bagian endoskopi pencernaan Klinik Mayo, Minnesota, AS,
perdarahan dialami oleh 10 - 20% penderita varises esofagus per tahun. Lebih
dari 70% penderita kambuh kembali dalam dua tahun bila tidak rutin
dikontrol. Namun, dengan semakin canggihnya alat endoskopi, 60- 85%
penderita perdarahan bisa tertolong.

Mengingat akibat yang ditimbulkan varises esofagus sangat mengerikan, setiap
penderita gangguan hati (terutama sirosis hati) disarankan untuk dirawat
dengan baik agar penciutan atau pembengkakan hati tidak semakin parah dan
komplikasi bisa dicegah. Selain itu konsumsi makanan perlu diperhatikan
untuk menunjang pemulihan fungsi hati.

Diet penderita varises antara lain terdiri atas makanan rendah lemak,
karbohidrat yang dihaluskan, serta dianjurkan banyak makan ikan serta buah
segar dan sayuran. Hendaknya dihindari mengkonsumsi daging berprotein
tinggi, makanan kalengan, keju, dan makanan gorengan. Merokok dan meminum
minuman beralkohol sebaiknya juga dihentikan.

Di luar itu dianjurkan untuk disiplin dalam mengkonsumsi suplemen vitamin
dan obat-obatan yang dianjurkan dokter. Yang tak kalah penting, berolahraga
dan beristirahat dalam takaran yang cukup. (Nanny Selamihardja)


>> Mau kenduri di kantor? Perlu nasi tumpeng? klik, http://www.indokado.com  
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]



Kirim email ke