> Kompas, Minggu, 15 Juli 2001
> 
> 
> Bedah "Caesar" dan Pemberdayaan Pasien
> Oleh Chrisdiono M Achadiat
> 
> 
> DUA artikel mengenai bedah caesar di harian ini (18 Maret dan 30 April
> 2001) mendapat tanggapan pembaca, khususnya kalangan medis. Seorang dokter
> dari Bandung mengirimkan beberapa naskah hasil download Internet berkaitan
> dengan masalah bedah caesar ini, yang semuanya memprihatinkan tingginya
> angka bedah caesar. 
> Pada akhir tahun 1980-an, sekitar sejuta kasus bedah caesar di AS ternyata
> separuhnya tidak perlu dilakukan. Artinya, dengan penanganan yang lebih
> memadai terhadap pasien selama kehamilan dan persalinan, hampir 500.000
> kasus bedah caesar (yang tidak perlu) dapat dihindarkan. Penelitian The
> Public Citizen Health Research Group ini mendorong para dokter untuk
> melakukan review terhadap tindakan bedah caesar yang semakin uncontrolled
> dan mengada-ada. 
> Sebagai suatu prosedur operasi mayor (besar), bedah caesar mengandung
> risiko yang tinggi, baik selama pembedahan maupun sesudahnya, bahkan pada
> kehamilan dan persalinan berikutnya. Walaupun begitu, kebanyakan dokter
> tidak mau menyampaikan dengan jujur risiko-risiko tersebut kepada pasien.
> Justru para dokter acap kali hanya menonjolkan "yang baik-baik" dari bedah
> caesar itu. Tentu saja hal itu karena kekhawatiran pasien akan membatalkan
> niatnya untuk menjalani bedah caesar bila risiko-risiko itu disampaikan.
> Apa saja risiko-risiko tersebut? 
> Selama pembedahan dan beberapa waktu sesudahnya, risiko terbesar terhadap
> ibu adalah perdarahan dan infeksi, serta beberapa keadaan yang lebih
> jarang seperti reaksi akibat pembiusan (lokal ataupun umum), lumpuhnya
> (sementara) sistem pencernaan dan masa tinggal di RS yang lebih lama (dan
> tentu saja biaya yang berlipat). 
> Risiko perdarahan misalnya, angka kejadiannya jauh lebih tinggi
> dibandingkan dengan kelahiran biasa dan sampai detik ini belum satu teknik
> pun yang dapat menduga, apalagi mencegah, perdarahan yang mungkin terjadi
> selama pembedahan. Sebagaimana diketahui, perdarahan menempati peringkat
> pertama sebagai penyebab kesakitan dan kematian ibu bersalin, diikuti
> dengan infeksi dan gestosis (eklamsia-preeklamsia). Proporsi terbesar
> perdarahan pasca-persalinan terjadi pada bedah caesar. 
> Terhadap bayi melekat risiko-risiko yang acap kali "mengejutkan", yakni
> prematuritas (bayi kurang bulan), problem pernapasan dan nilai APGAR
> rendah. (Nilai APGAR adalah suatu standar penilaian untuk menentukan
> kesehatan bayi saat lahir dengan menggunakan lima parameter). Yang jarang
> terjadi adanya trauma atau perlukaan ketika melahirkan bayi. 
> Dalam salah satu artikel, disebutkan bahwa pada banyak kasus bedah caesar
> ternyata bayi yang dilahirkan adalah prematur (belum cukup bulan), padahal
> prematuritas itu memberikan kontribusi sekitar 70% terhadap infeksi
> pernapasan bayi baru lahir karena paru-parunya relatif belum matang
> (sering disebut sebagai respiratory distress syndrome/RDS). Angka kematian
> akibat RDS ini mencapai 40-60%! Ternyata kelahiran prematur itu terjadi
> karena sang dokter terlalu dini melakukan bedah caesar, padahal usia
> kehamilan belum mencukupi. 
> Yang sangat memprihatinkan, kebanyakan dokter "gatal tangan" untuk bedah
> caesar ini karena... akan berlibur panjang ke luar negeri! Dokter ingin
> berlibur, pasien yang dijadikan "korban"! Data di banyak RS (khususnya
> swasta) menunjukkan, menjelang liburan panjang angka bedah caesar dapat
> dipastikan melonjak secara drastis! 
> Masih banyak yang berpendapat bahwa jika sekarang dilakukan bedah caesar,
> maka berikutnya harus bedah caesar lagi (once cesarean, always cesarean);
> padahal telah diketahui bahwa 80% wanita yang pernah mengalami bedah
> caesar, dapat melahirkan biasa (per vaginam) dengan aman. 
> Namun, sekali lagi, dokter-dokter "memanipulasi" soal bekas bedah caesar
> ini, terbukti dengan data di AS menunjukkan bahwa sekitar 30-40% bedah
> caesar dilakukan atas indikasi bedah caesar pada persalinan sebelumnya.
> Pasien ditakut-takuti dengan risiko robeknya rahim, padahal vaginal birth
> after cesarean (VBAC) telah diketahui aman apabila pasien diperiksa dan
> dievaluasi dengan cermat. Singkatnya, kalau sekarang bedah caesar, belum
> tentu untuk berikutnya! 
        bersambung ke bagian 1 a



>> Rayakan ultah putra/i Anda dengan kue Teletubbies dll! Klik, 
>http://www.indokado.com/kueultah.html
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]





Kirim email ke