Di lembaran terakhir dia menulis : "Hari ini dan untuk kesekian kalinya
ayah tidak bisa menemaniku. Tadi aku mengajak ayah ke pasar malam padahal
ini kan hari terakhir ada pasar malam di komplekku dan aku udah janji sama
pak
Mamat kalau aku akan membeli boneka yang ditawarkan tadi sore saat pak
Mamat
lewat depan rumahku, aku katakan pada pak Mamat kalau aku akan pergi
bersama
ayah ke pasar malam dan aku akan membeli boneka pak Mamat. Karena ayah
masih
 belum pulang pasti pak Mamat sudah menjualnya. Pak Mamat maafkan Aisyah
yah.
 Besok pagi akan Aisyah tunggu di depan rumah dan minta maaf pada pak
Mamat kalau Aisyah tidak bisa pergi ke pasar malam. Kali ini Aisyah yang
akan
 duluan meminta maaf, biasanya kan pak Mamat selalu minta maaf kalau
sudah melihatku di depan rumah menanti majalah yang kupesan. Dia selalu
 bilang,"maaf yah neng pak Mamat terlambat". Padahal menurutku pak Mamat
 nggak terlambat hanya aku yang terlalu cepat menunggunya. Begitu
melihatku sudah menunggu dia mengayuh sepedanya lebih cepat lagi. Saat
kutanya
 kenapa sih pak Mamat selalu minta maaf padahal pak Mamat kan nggak
punya salah pada Aisyah.
 "Iya neng pak Mamat tidak ingin mengecewakan neng Aisyah kemaren kan
 sudah bilang kalau pak Mamat nganterin pesanan neng Aisyah pagi2
sebelum neng pergi kesekolah. Coba kalau pak Mamat datangnya kesiangan
pasti neng
kecewa, pak Mamat nggak ingin neng, ngecewakan orang karena kekecewaan itu
akan
 menimbulkan luka di hati. Dan susah neng untuk menyembuhkannya kecuali
 kita minta maaf dengan tulus pada orang yang telah kita kecewakan".

 Aku jadi ingat sama ayah, ayah tidak pernah mengucapkan maaf padaku,
atau mungkin karena ayah menganggapku masih kecil atau ah, aku tidak mau
 berprasangka buruk terhadap ayah. Walaupun sebenarnya aku sangat kecewa
 dengan ayah tapi aku tidak ingin menyimpan kekecewaan itu didalam hati.
 Bahkan hatiku selalu terbuka untuk kata maaf ayah.

 Aku menangis membaca tulisan Aisyah, kudekati Aisyah di pembaringan
sambil kupandangi wajahnya yang polos. Aisyah anakku sayang maafkan ayah,
ternyata kau punya hati emas.
 Aku memang tidak pernah minta maaf pada Aisyah atas janji2 yang tidak
pernah kupenuhi padanya. Dan aku selalu menganggapnya dia sudah
melupakannya
 begitu melihatnya dipagi hari wajahnya begitu cerah dan selalutersenyum.
Dan ternyata dia masih mengingatnya dalam tulisan2nya. Ah, entah sudah
berapa banyak goresan rasa kecewa yang ada dihatimu andai kau tidak
memaafkan
ayah. Aisyah, ayah akan menunggumu sampai terbangun untuk meminta maafmu.

 ---Untuk anakku tersayang Aisyah---

 Renungan:
 Terkadang kita malu atau enggan hanya untuk sekedar mengatakan kata
"maaf" dan membiarkannya menjadi goresan2 luka yang membekas di hati. Atau
 mungkin  kita sering beranggapan bahwa mereka akan melupakannya setelah
beberapa hari. Kalau seandainya anda juga pernah melakukan hal yang sama
seperti
 saya, tidak ada kata terlambat untuk meminta maaf pada orang yang
pernah anda kecewakan. Jangan malu untuk melakukan hal yang benar sekalipun
itu anda lakukan untuk seorang bocah atau teman, karena mereka juga punya
hati nurani. Dan seandainya mereka masih tersenyum padamu walaupun anda
telah mengecewakan mereka anda harus bersyukur atas karunia itu.


>> Perusahaan Anda mau kirim bunga papan? Klik, http://www.indokado.com/papan.html
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]






Kirim email ke