Ruam popok adalah suatu kelainan kulit yang sangat sering ditemukan pada
bayi dan anak di bawah usia 3 tahun. Sesuai dengan namanya, kelainan ini
memang sangat berkaitan erat dengan penggunaan popok, baik popok kain
ataupun popok disposable (sekali pakai) Namun sebenarnya kelainan yang sama
juga dapat dijumpai pada orang dewasa, seringnya pada orang tua yang
mengalami kelumpuhan ataupun mereka yang tidak dapat menahan atau
mengontrol keinginan buang air besar maupun buang air kecilnya.
Sinonim
Sering  juga  disebut  sebagai  dermatitis  popok,  dermatitis popok primer
iritan  ataupun  dermatitis  amonia.  Orang awam sering menyebutnya sebagai
berengan.  Yang  dimaksud  dengan  dermatitis  dalam ilmu kedokteran adalah
suatu   proses   peradangan   atau  inflamasi  pada  kulit  (derma=kulit  ;
itis=peradangan atau infeksi)

Epidemiologi
Setiap  anak  yang  menggunakan  popok, maka berpotensiuntuk menderita ruam
popok   ini.  Bahkan  berdasarkan  penelitian  Philipp  dkk,  seperti  yang
dipublikasikan  dalam  The  ALSPAC  Survey  team.British Journal of General
Practicepada  bulan  Agustus 1997, dikatakan semua anak akan menderita ruam
popok  minimal satu kali selama masa kanak-kanaknya. Sementara di Indonesia
memang belum tersedia data mengenai kelainan ini.

Penyebab
Tentu  saja  tidak  semua anak yang memakai popok akan menderita ruam popok
ini,  namun  memang  memiliki kerentanan akan mengalaminya. Banyak hal yang
mempengaruhi  timbulnya  ruam  popok  ini,  namun sebenarnya hal utama yang
mendasarinya  adalah  faktor  iritasi.  Iritasi ini terjadi terutama karena
adanya  kontak  dengan  urin/  air  seni  dalam  jangka  waktu  lama akibat
pemakaian  sebuah  popok  yang  berkepanjangan.  Selain  itu,  iritasi juga
disebabkan oleh:
·    Gesekan kulit dengan bahan popok. Hal ini akan semakin berat pada
bayi/ anak yang gemuk apalagi bila ukuran popok yang digunakan tidak sesuai
dengan yang seharusnya (terlalu kecil)
- Enzim yang terdapat di feses ( tinja/ kotoran ) bayi/ anak
- Pemakaian deterjen dan pelembut pakaian ( jika kurang bersih saat
melakukan pembilasan waktu mencuci popok kain )
Perlu  diketahui  juga,  ternyata  angka kejadian ruam popok akan meningkat
jika bayi atau anak menderita diare. Penggunaan susu kaleng ( pengganti air
susu ibu) juga mempertinggi resiko terjadinya ruam popok.

Selain  faktor  iritasi,  ternyata  kelainan  kulit yang terjadi dapat pula
diperberat  dengan  adanya  infeksi  sekunder  oleh kuman dan jamur. Kuman/
bakteri   yang  sering  menginfeksi  adalah  jenis  Staphylococcus  aureus,
sedangkan jamurnya berasal dari golongan Candida albicans. Sebenarnya kedua
jenis   mikroorganisme   ini   secara  normal  dapat  ditemukan  di  daerah
selangkangan  dan  sekitar  alat  kelamin,  bahkan ragi candida juga normal
terdapat  di  saluran  pencernaan.  Infeksi sekunder biasanya sudah terjadi
dalam  waktu  48-72  jam  setelah timbulnya kelainan di daerah popok secara
primer  akibat  iritasi  penggunaan  popok saja. Pada kulit yang normal dan
utuh,  maka kedua mikroorganisme ini tidak akan menimbulkan penyakit. Namun
adanya faktor iritasi yang telah dijelaskan di atas terlebih dahulu, dimana
kulit akan mengalami peradangan awal maka infeksi inipun dapat dengan lebih
mudah terjadi.

Gejala dan Tanda klinis
- Kulit di daerah popok menjadi berwarna kemerah-merahan, dengan disertai
tanda peradangan lainnya, yaitu agak membengkak.

- Jika disertai dengan infeksi sekunder oleh jamur candida, maka biasanya
dapat ditemukan lesi/ kelainan yang berukuran lebih kecil di sekitar lesi
utama, dinamakan sebagai lesi satelit.

- Infeksi sekunder oleh kuman seringkali ditandai dengan timbulnya cairan
nanah.


Komplikasi
Jika tidak diobati atau diabaikan maka dapat terjadi:

- Disuria, yaitu rasa sakit yang timbul saat buang air kecil

- Retensio urine, yaitu tidak bisa buang air kecil. Hal ini biasanya
terjadi karena adanya rasa sakit, maka anak akan menahan keinginannya untuk
buang air kecil.


Pengobatan
Yang biasa diberikan adalah salep yang mengandung zinc oksida yang bersifat
mengeringkan,  serta mengandung zat anti-jamur dan atau anti-bakteri. Salah
satu  sediaan  yang  tersedia  di  pasaran  adalah  miconazole  yang selain
bersifat antijamur juga memiliki aktivitas anti-bakteri.

Selain itu, kita juga sebaiknya sebisa mungkin mengatasi faktor-faktor lain
seperti yang telah dijelaskan di atas, yang juga mungkin ada pada bayi atau
anak kita


Tips dan Saran :
·    Karena prinsip yang harus diingat adalah jika kulit dijaga tetap
kering, maka kelainan ini jarang terjadi, maka usahakan kulit bayi tetap
kering karena ruam popok sangat jarang terjadi pada kulit yang kering.
Untuk itu sebaiknya:

·    Gantilah segera popok yang basah dengan popok yang bersih dan kering

·    Saat mengganti popok, sebaiknya bersihkan daerah popok, cukup dengan
air hangat dan keringkan dengan lembut dan jangan digosok. Usahakan agar
daerah popok terkena angin selama kurang lebih 5 menit sebelum bayi
dipakaikan popok yang baru.

·    Hindari pemakaian tissue basah terlalu sering karena mengandung
alkohol yang juga dapat menyebabkan iritasi pada kulit.

·    Gunakan salep yang diberikan dokter untuk mencegah dan mengobati jika
ruam popok itu telah terjadi.


[info dari: Janssen ? Cilag (divisi PT Johnson & Johnson Indonesia) ( tgl :
01-Feb-2001 )]








----------------------------------------------------------------
      The information transmitted is intended only for the person or entity
      to which it is addressed and may contain confidential and/or
      privileged material.  Any review, retransmission, dissemination or
      other use of, or taking of any action in reliance upon, this
      information by persons or entities other than the intended recipient
      is prohibited.   If you received this in error, please contact the
      sender and delete the material from any computer.



>> Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]


Kirim email ke