Kenapa Anak Laki-laki Lebih Tinggi dari Perempuan?

                satuwanita.com - Tinggi badan (TB) anak sudah pasti sangat
dipengaruhi
                tinggi kedua orangtuanya, sekalipun faktor internal ini
bukan merupakan
                satu-satunya faktor penentu. Di luar pengaruh genetis dan
hormon
                pertumbuhan, pencapaian TB maksimum anak ditentukan pula
oleh faktor
                eksternal. Di antaranya konsumsi gizi, serta aktivitas fisik
dan kondisi
                sosiopsikologisnya.
                Pertumbuhan TB anak sudah berlangsung sejak sel sperma ayah
bersatu dengan
                sel telur ibu, membentuk zigot. Pertumbuhannya berlangsung
sangat cepat.
                Dari satu sel berukuran sekian mikron, dalam tempo 9 bulan
telah menjadi
                janin siap dilahirkan rata-rata sepanjang 45- 50 cm (berat
sekitar 3 kg).

                Menurut ahli gizi dan sumber daya keluarga, Wied Harry
Apriadji pada sebuah
                koran nasional, hingga usia 3 tahun TB anak akan terus
berlangsung pesat.
                Laju pertambahannya rata-rata 10-18 cm per tahun. Tahun
pertama umumnya
                bertambah 25 cm. Tahun kedua dan ketiga masing-masing
bertambah 12,5 cm dan
                7,5-10 cm. Kemudian pertambahan TB akan melambat sampai anak
menjelang masa
                puber. Kira-kira pertambahannya hanya 5-7,5 cm per tahun.
Begitu masuk masa
                puber, pertambahan TB melonjak menjadi rata-rata 10 cm per
tahun. 

                Anak perempuan pertambahan TB berlangsung pesat pada awal
masa puber, ketika
                menjelang haid pertama. Tapi pada anak laki-laki puncaknya
baru terjadi pada
                pertengahan masa puber. Itulah sebabnya kenapa anak-anak
dalam kelompok umur
                11-14 tahun umumnya laki-laki lebih pendek daripada
perempuan.

                Mengingat masa tumbuh cepat terjadi lebih awal pada anak
perempuan, maka
                berakhirnya pun lebih awal. Umumnya pada usia 18 tahun
mereka sudah tidak
                bertambah tinggi lagi. Sementara pada anak laki-laki laju
pertumbuhan TB
                masih berlangsung sampai usia 20-21 tahun. Karena itulah
setelah dewasa anak
                laki-laki menjadi lebih tinggi daripada perempuan.

                Pentingnya Gizi
                Jika anak cukup mendapatkan konsumsi gizi, setidaknya TB-nya
pada usia
                setahun 1,5 kali panjangnya saat dilahirkan, sedangkan pada
usia 4 tahun
                TB-nya 2 kali panjang pada saat lahir. Ketika berusia 13
tahun TB-nya 3 kali
                panjangnya saat dilahirkan. Pada saat anak berusia 2 tahun
umumnya sudah
                bisa diprakirakan berapa TB-nya pada saat ia dewasa. Karena
TB pada usia
                tersebut biasanya separuh dari potensi TB maksimum yang bisa
dicapainya
                kelak pada saat berhenti tumbuh.

                Kecukupan karbohidrat dan protein diketahui sangat
menentukan capaian TB
                maksimum anak. Karbohdirat banyak terdapat dalam kelompok
makanan utama,
                sedangkan protein dalam kelompok lauk-pauk. Zat gizi lain
yang juga menonjol
                peranannya dalam memacu TB anak adalah vitamin A, zat besi,
kalsium, seng,
                dan yodium.

                Vitamin A banyak terdapat dalam hati, kuning telur,
margarin, mentega, ubi
                jalar merah, wortel, sayuran daun hijau, buah-buahan yang
daging buahnya
                oranye, seperti mangga, jeruk keprok, pepaya. Selain dalam
hati, kuning
                telur, dan daging; zat besi dan kalsium banyak terdapat
dalam
                kacang-kacangan, termasuk tempe, ikan kering (di antaranya
rebon dan teri),
                ikan presto yang dimakan bersama tulangnya, sayuran daun
hijau (seperti daun
                kacang panjang, daun katuk), sawi putih, serta susu. Seng
dan yodium banyak
                terdapat dalam ikan laut.

                Di luar konsumsi gizi, aktivitas fisik pun dapat memacu laju
pertambahan TB.
                Sebab hormon pertumbuhan yang mempengaruhi pusat pertambahan
panjang pada
                tulang akan lebih banyak dihasilkan jika anak bergiat secara
fisik, misalnya
                berlarian. Demikian juga jika anak bisa tidur lebih nyenyak.

                Uniknya, dari sejumlah penelitian tersimpulkan bahwa
anak-anak yang
                dibesarkan dalam keluarga yang hangat dan penuh kasih sayang
ternyata mampu
                mancapai potensi TB maksimumnya. Sebaliknya, anak-anak yang
tertekan dan
                kurang mendapatkan perhatian, potensi TB-nya tidak tercapai
secara
                optimum.(dini)

                Semoga bermanfaat

                Dede 
------------------------------------------------------------------------ 
ingin Punya Bisnis Sampingan yang secure dan transparan ? 
Dapatkan Ebooknya secara gratis dengan mengirimkan email 
kosong ke : [EMAIL PROTECTED] 
dengan subject : ebook gratis 
----------------------------------------------------------------------------
---------------------



>> Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]


Kirim email ke