Ini saya re-posting. Semoga bermanfaat. > ----- Original Message ----- > From: kLaR@ VemBriaRTo <[EMAIL PROTECTED]> > To: balitaMilist <[EMAIL PROTECTED]> > Sent: Wednesday, November 29, 2000 10:08 AM > Subject: [balita-anda] Fw: Metode Pemilihan Jenis Kelamin > > > Dari hasil penelitian para ahli ternyata diketahui sbb: > > 1. Spermatozoa y mempunyai kepala, volume dan density yang lebih kecil > dibandingkan dengan spermatozoa x, sehingga spermatozoa y lebih > mudah menembus leher rahim pada proses pembuahan. > > 2. Spermatozoa y berenang lebih gesit/lebih cepat dibanding spermatozoa x, > sehingga spermatozoa y lebih cepat masuk ke dalam rahim untuk pembuahan > sel telur. > > 3. Spermatozoa y umurnya lebih singkat (hanya bertahan 1 hari atau paling > lama 2 hari), sedangkan spermatozoa x dapat bertahan sampai 3 hari. > > 4. Spermatozoa y peka terhadap suasana asam, sedangkan spermatozoa x lebih > tahan terhadap suasana asam. > Berdasarkan pada pengetahuan tersebut diatas, para ahli membuat beberapa > metode untuk pemilihan jenis kelamin sesuai yang diinginkan pasangan > suami > istri, yaitu a.l: > > 1. Pengaturan diet > > Diet ibu yang banyak mengandung kalium dan natrium, lebih besar > kemungkinan melahirkan bayi laki2, sedang diet yang kaya kalsium dan > magnesium, besar kemungkinan melahirkan bayi wanita. Oleh sebab itu > bagi > ibu2 yang mendambakan anak laki2 dianjurkan makan-makanan yang sangat > banyak > mengandung K/Na seperti: garam, buah2an/juice, teh, kopi, ikan/ikan > laut > dsb. Sebaliknya bagi ibu2 yang menginginkan bayi wanita dianjurkan > makan > makanan yang banyak mengandung Ca/Mg seperti: kacang2an, susu serta > chocolate yang bebas garam. Stolkowski dan Choukroun (1981) > menganjurkan > pemberian diet tsb 1,5 bulan sebelum saat konsepsi yang direncanakan. > Dilaporkan angka keberhasilan sebesar 84 %. > > 2. Pengaturan waktu hubungan > > Seperti telah diterangkan diatas bahwa spermatozoa y bergerak > lebih > cepat/gesit dibanding spermatozoa x, namun hanya dapat bertahan > selama > kurang lebih 1-2 hari dalam kandungan. Oleh sebab itu hubungan yang > dilakukan tepat pada saat ovulasi (saat lepasnya sel telur dari > indung > telur), besar kemungkinan menghasilkan bayi laki2, sedang hubungan > yang > dilakukan 2-3 hari menjelang saat ovulasi besar kemungkinan > menghasilkan > bayi wanita. Kleegman (1954) melaporkan angka keberhasilan dengan > metoda > tersebut sebesar 80%. > > Untuk menentukan saat ovulasi, dapat dilakukan melalui > beberapa cara: > - Pengukuran suhu basal badan (suhu badan saat baru bangun pagi, > sebelum > melakukan kegiatan), dimana saat ovulasi ditandai dengan penurunan > suhu > badan secara mendadak diikuti kenaikan kembali sesudah 1-2 hari > (suhu > bifasik). Biasanya kenaikan suhu sekitar 0.5 derajat celcius dan > hal ini > terjadi sekitar 14 hari sebelum haid berikutnya. Cara ini dapat > dilakukan > sendiri dirumah. > - Pemeriksaan lendir serviks, dimana sebelum ovulasi lendir serviks > hampir > tidak ada. Pada saat ovulasi, lendir serviks mulai banyak/encer > serta dapat > diregangkan. Sesudah ovulasi lendir serviks jadi kental serta tidak > dapat > diregangkan. Hal inipun dapat diperiksa sendiri dirumah. > - Cara lain hanya dapat dilakukan di lab/RS, seperti pemeriksaan > hormonal, > pemeriksaan mikroskopis atas lendir serviks, pemeriksaan USG atau > pemberian > clomifencitrat. > Kesulitan pada metoda ini, bila siklus menstruasi istri tidak > teratur sehingga sulit menentukan saat ovulasi secara tepat. > > 3. Pengaturan keasaam vagina > > Dianjurkan pemakaian vaginal douche (obat untuk mencuci vagina), > sesaat sebelum melakukan hubungan/inseminasi buatan sbb: > - larutan asam/cuka yang encer, bila menginginkan bayi wanita (2 > sendok makan > cuka/ 1 liter air). > - larutan alkalia/sodium bicarbonat encer bila ingin bayi laki2 (2 > sendok > tepung soda/1liter air). > > 4. Metode Shettles > > Shettles (1970) menganjurkan suatu metode gabungan sbb: > > *) Bila ingin bayi laki2 dilakukan sbb: > - hubungan dilakukan saat ovulasi > - pemakaian douche alkalia sebelum hubungan > - diusahakan agar saat ejakulasi suami bersamaan dengan saat > orgasme > istri > - diet alkalis kurang lebih 1,5 bulan sebelumnya. > > *) Bila menginginkan bayi wanita, dilakukan sbb: > - hubungan dilakukan 2-3 hari sebelum saat ovulasi > - pemakaian douche asam sebelum hubungan > - diusahakan agar istri tidak orgasme > - diet yang asam kurang lebih 1,5 bulan sebelumnya. > > 5. Preparasi sperma > > Metode lain dilakukan dengan cara memproses sperma terlebih > dahulu, > sebelum dilakukan inseminasi buatan. Hal ini hanya dapat dilakukan di > rumah > sakit. > Pada metode invitro, dilakukan preparasi sperma (semen) untuk > memisahkan > spermatozoa (semen) untuk memisahkan spermatozoa x dan y terlebih > dahulu, > sebelum diinseminasikan (intravaginal, intra servikal atau > intrauterin). > Metode ini didasarkan atas perbedaan volume, density, bentuk serta > ukuran > antara spermatozoa x dan spermatozoa y. > > (Dikutip dari PHAROS Buletin No.1-97)
>> Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/ >> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]