--- the forwarded message follows ---
--- Begin Message ---
Jawapos, 18 Februari '02
Hati-Hati Mencubit Anak
Biarkan Menangis Saat Kecewa

SURABAYA - Hati-hati bila mencubit anak. Salah-salah,
bisa berakibat fatal. Bila cubitansampai mengakibatkan
kulitmembiru, pertanda pembuluh darah di tempat itu
pecah. Bila intensitasnya tinggi, mengakibatkan
paru-paru tersumbat, yang menjadikan aliran darah
tidak lancar.  Ini ditegaskan psikiater anak dan
remaja dr Ismet Yusuf SpKj, saat seminar Kiat
Menanggulangi Stress pada Anak di Sekolah Alam Insan
Mulia, kemarin. 
Terlebih bila birunya kulit itu akibat dipukul, tentu
semakin memperparah kondisinya. "Seringkali ibu
menganggap ini sebagai hal yang wajar, karena anak
tetap bisa melakukan aktivitas seperti biasanya.
Padahal, sangat berpengaruh pada kesehatannya,
terlebih kecerdasan emosinya (EQ/Emotional Quotient),"
ujarnya.
Penelitian yang pernah dilakukan dosen FK Universitas
Diponegoro Semarang ini menunjukkan, kebiasaan memukul
dan mencubit anak justru lebih sering dilakukan kaum
ibu. Sebanyak 92 persen aktivitas "menyakiti fisik"
anak ini dilakukan ibu, 7 persen ayah, dan 1 persen
dilakukan keduanya. Seringnya aktivitas ini dilakukan,
sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak. Gangguan
emosi atau stres akan dialami, yang akhirnya
mengganggu terbentuknya rasa percaya diri dan
kemandirian anak. Dokter asal Semarang ini
menambahkan, salah satu cara untuk membantu tumbuhnya
kecerdasan emosi anak adalah dengan membiarkan anak
menangis saat kecewa atau fisiknya sakit. "Jangan
malah disuruh diam dengan mbentak. Biarkan
letupanemosinya keluar, jangan ditahan. Begitu juga
saat tertawa keras sebagai ungkapan kegembiraannya.
Yang patut dicurigai kalau
sedih justru tertawa," tukasnya.Kecerdasan emosi anak,
lanjutnya, bisa ditunjukkan anak sejak kecil.
Misalnya, pada kebiasaan ngompol atau makannya. "Bila
ada anak berusia lebih dari dua tahun masih suka
ngompol, bisa dipastikan emosinya tidak cerdas. Begitu
pula bila ia masih disuapi saat makan," ujarnya.Dua
kondisi ini, menunjukkan tidak adanya kemandirian dan
pengendalian diri. Biasanya, anak yang memiliki
kebiasaandemikian akan cengeng dan tidak bisa
mengambil keputusan sendiri. "Bantu anak untuk melatih
kemandiriannya. Bila ia masih ngompol, batasi makan
atau minum saat malam, atau dilatih puasa saat jam
tertentu. Latih pula kedisiplinan anak. Selain itu,
bisa juga dibarengi dengan obat-obatan," sarannya.
Namun bila kebiasaan ngompol ini tetap tidak hilang
setelah usia lima tahun, perlu pemeriksaan dokter
lebih lanjut. (arr)


__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Yahoo! Sports - Coverage of the 2002 Olympic Games
http://sports.yahoo.com

--- End Message ---

>> Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke