-------Original Message-------
Subject: Info
dari India: yang tercecer dari Kunjungan Bu Mega
--- In [EMAIL PROTECTED], "esty"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote: sewaktu kunjungan bu mega ke india yg
merupakan tour terakhir setelah sebelumnya dari korsel, korut dan cina,
mahasiswa india seperti sewaktu kedatangan presiden gus dur dan pak
harto dulu, juga direkrut menjadi panitia. umumnya menjadi guide
rombongan presiden yg tinggal di hotel, sedangkan presiden tinggal di
istana kepresidenan sgb tamu negara. kami yg terpilih jadi panitia
merasa senang sekali. karna dari situlah kami yg menjadi panitia akan
merasakan "kedekatan" dan "keakraban" dg bapak2 terhormat bangsa ini.
di tangan merekalah kendali dan maju mundurnya bangsa indonesia
terletak, setidaknya selama mereka berkuasa. krn itu kami
sangat menaruh respek sama mereka.
namun kami sangat kaget dg
"kenyataan kecil" yg kami hadapi sewaktu rombongan itu sampai ke hotel
Oberoi, hotel bintang lima tempat bapak2 kita itu tinggal selama di New
Delhi. Baru pertama sampai ke hotel, apa yg mereka lakukan bukanlah
istirahat, menyimpan enerji untuk acara padat besok harinya. tetapi mrk
langsung menghubungi kami untuk minta minta diantar ke pub untuk minum2
bir dan bersantai. Dan dari sebagian besar rombongan bapak2 (sekitar
70%) minta dicarikan "ayam india". Kami yg menjadi "guide amatir" ini
tentu saja tidak tahu menahu "urusan begituan". dan ini sempat membuat
mereka sangat kecewa. Uniknya, dari bapak2 yg minta "ayam india" itu
terdapat beberapa peneliti terkenal yg namanya sering nongol di
koran dan tivi swasta. termasuk seorang peneliti muda yg lagi naik
daun, yg tampangnya pernah saya lihat waktu menjadi host diskusi panas
antara islam liberal dan islam fundamentalis di sebuah tivi swasta pada
bulan puasa yg lalu.
hal2 yg ingin saya diskusikan dan
tanyakan di sini khususnya pada rekan2 di tanah air adalah sbb:
pertama, apakah "main ayam betina" atau quick encounter itu hal yg
wajar terjadi, sehingga bukan merupakan hal yg tabu lagi bagi para
pejabat2 kita yg sedang mengadakan tour2 luar negerinya, sehingga hal2
semacam itu tidak merusak kredibilitas dia secara moral dalam bidang
lain?
kedua, saya banyak mendengar dari rekan2 senior bahwa hal2
itu juga biasa terjadi pada setiap kunjungan para pejabat ke luar
negeri pada masa2 orde baru. tp haruskah kebiasaan itu berlanjut pada
ero demokrasi ini?
ketiga, kalo rakyat amerika yg sangat permissif
terhadap hal2 yg bersifat extra marital relationship sangat tidak
menerima dg skandal yg terjadi thd. presiden clinton, mengapa kita
orang timur yg tidak permisif kok malah tenang2 saja ketikta pemimpin2
mereka melakukan hal yg sama?
keempat: tidak perlukah pemerintah,
dalam rangka 'clean government' , membuat aturan yg jelas dalam soal
skandal2 pejabat yg main selingkuh ini? sebab bukan rahasia lagi bahwa
pejabat2 BPK menjadi loyo semangatnya ketika sudah disuguhin wanita
cantik di kamar hotelnya. begitu juga yg saya dengar di tanah air,
bapak2 dpr pusat yg berkunjung ke daerah selalu "loyo" semangat
"jihad"nya ketika menemui ada "ayam" di kamar hotel mrk. Selama ini,
hal2 ini tidak pernah disinggung di media, dan baru sekarang saya tahu
jawabnya: ternyata wartawan2 [tdk. semuanya] yg ikut rombongan
bu mega kemaren juga mencari "ayam india" juga.
Esty
Angela, New Delhi Get Your Private, Free E-mail from Indiatimes
at http://email.indiatimes.com
Buy
Music, Video, CD-ROM, Audio-Books and Music Accessories from http://www.planetm.co.in
Timbul
Budi Santoso Bank Indonesia
Kendari [EMAIL PROTECTED]
Are you Indonesian
alumni of IIUM? If yes, please register under this group, introduce
yourself briefly and post it to [EMAIL PROTECTED] To
Unsubscribe, please send a blank message to:
[EMAIL PROTECTED]
|