Penderita Cervical Cancer (Kanker Leher Rahim) di negara berkembang mungkin ada jutaan. Di Indonesia sendiri Kanker Serviks merupakan kanker yang paling banyak menyerang wanita. Diperkirakan dari prevelensi kanker yang mencapai 100 per 100 ribu orang, 22 persennya adalah penderita kanker serviks.
Keterlambatan deteksi merupakan penyebab pertama tingginya kasus kanker leher rahim di semua negara berkembang, termasuk Indonesia. Maklum penyakit ini tidak menunjukkan gejala apa terutama pada tahap awal. Ketika orang mulai sadar ada hal yang aneh dalam tubuhnya seperti keputihan, bau, pendarahan atau nyeri pinggul, biasanya itu sudah terlambat. Karena kanker sudah menjalar dalam stadium lanjut. Ada beberapa tindakan yang dapat diambil guna memperkecil resiko kanker. Semua orang seharusnya tidak merokok, menghindari sinar matahari langsung, memakan makanan sehat dan membatasi atau jangan konsumsi minuman alkohol. Selain itu juga harus mengikuti pemeriksaan masal penyakit kanker. Upaya lain seperti memperlihatkan peraturan keselematan ditempat kerja jika berhadapan dengan bajan kimia, radiasi dan bahaya lain yang dapat meningkatkan resiko terkena kanker. Semakin dini kenker di daignosa dan dirawat, semakin besar peluang sembuhnya. Penyinaran berguna untuk mendeteksi beberapa kenker, namun orang masih harus waspada terhadap gejala-gejalanya kerena kanker mungkin timbil diantara penyinaran. Setiap orang harus mencatat tanda-tanda peringatan awal kanker yang tidak bisa disinar. Gejala-gejala berikut membutuhkan perhatian seperti : * Perubahan pada kebiasaan buang air kecil dan besar * Sakit tenggorokan yang tidak sembuh-sembuh * Pendarahan yang tidak biasa * Benjolan pada dada atau tempat lain * Gangguan pencernaan atau kesulitan menelan * Perubahan pada kulit atau tahi lalat * Batuk yang membandel atau SERAK. Pemicu utama kanker leher rahim adalah Human Papilloma Virus (HPV) yang ditemukan pada hampir semua wanita yang mempunyai kenker serviks. Walau demikian umumnya wanita yang mempunyai virus itu tidak pernah berkembang menjadi penyakit. Para wanita dengan tingkat HPV yang tinggi mempunyai resiko jauh lebih besar untuk terkena kanker seviks dibandingkan dengan mereka yang mempunyai sedikit HPV atau tidak terinfeksi. Dalam dua penelitian terpisah yang dilakukan oleh Uppsala University dan Karolinska Institute, Stockholm Swedia, baru-baru ini melihat pada ratusan pemeriksaan PAP SMEAR memperkirakan tingkat dari HPV 16 DNA sebagai indikator yang berguna dari penyakit ini. Pada penelitian pertama dari 3.835 PAP SMEAR, wanita dengan jumlah virus 20% paling tinggi mempunyai 60 kali resiko mengalamai kanker mulut rahim dibanding dengan wanita tanpa HPV 16DNA. Sedangkan penelitian kedua menemukan bahwa kandungan virus HPV tetap tinggi selama 13 tahun atau lebih sebelum diagnosa dan bahkan ketika tes PAP SMEAR-nya normal. Para wanita dengan HPV nya tinggi paling sedikit 30 kali lebih cenderung beresiko mengidap penyakit kanker mulut rahim dibanding dengan wanita yang HPV 16 nya negatif. Tampaknya wanita yang mempunyai kandungan virus tinggi sebelum usia 25 tahun harus lebih berhati-hati. Menurut laporan Lancet Medical Journal, mereka bisa saja mendapat kanker mulut rahim dalam waktu 15 tahun. Hingga saat ini belum ada vaksin untuk melawan virus HPV dan belum ada pengobatannya. Namun displasia mulut rahim, kondisi prakanker yang dapat diteksi lewat pap smear dapat diobati. Para peneliti juga mengatakan jika anda dapat mendeteksi infeksi virus ini pada stadium awal. Anda seharusnya dapat mengurangi infeksi virus tadi dan dapat mengurangi resiko dari tumor akhir. "Hasil penelitian menunjukkan bahwa para wanita dengan tingkat infeksi virus yang rendah beresiko sangat rendah untuk mengalami kanker mulut rahim dalam waktu 10 tahun" ujar Agnetha Josefsson dari Uppsala University. Hal ini bisa berarti harus melalui tes yang berulang. Bukan hanya rujukan ke seorang spesialis sudah mencukupi untuk wanita dengan tingkat virus yang rendah ini. Atau juga melakukan screening sekali dalam 10 tahun sudah cukup bagi wanita yang tidak terinfeksi. PENANGGULANGAN * Pada stadium awal umumnya kanker leher rahim dilakukan dengan cara pembedahan, dimana dilakukan pengangkatan rahim indung telur beserta kelenjar-kelenjar disekitarnya. Teknik ini disebut dengan istilah HISTEREKTOMI RADIKAL. * Bila diperlukan tindakan pembedahan juga dapat dilanjutkan dengan kemoterapi (obat pemusnah sel kanker) * Penyinaran ( radiasi dengan sinar radioaktif) * Pada stadium yang sudah lanjut, tindakan pembedahan umumnya tidak mungkin dilakukan optimal, karena beresiko terjadinya cedera pada organ-organ lain disekitar rahim. * Bagi penderita yang sedang melakukan terapi, jauhi stres, tingkatkan daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi. Jalankan pola hidup sehat. *(dikutip : dari berbagai sumber) Terimakassih semoga bermanfaat buat anda Dede Maulana I-614832 ---------------------------------------------------------------------------- -------- Dapatkan informasi mengenai bisnis sampingan yang secure dan transparan Dengan mengirimkan email kosong via japri dan ketikan di kolom subject " FYI" dan kami akan mengirim sebuah peluang usaha buat anda SEGERA...!. >> Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/ >> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]