Rekan2, mungkin yang dimaksud email dari mbak Tuti dibawah ini ya....karena saya bisa langsung membacanya dan tidak ada hambatan (email kosong) . rgds, sari
[EMAIL PROTECTED] wrote: > FYI.. > ----- Forwarded by Tuti Hariani/APRN/SCB on 06/06/02 09:56 ----- > > [EMAIL PROTECTED] > 06/06/02 09:50 > > > To: > cc: (bcc: Tuti Hariani/APRN/SCB) > Subject: Ungkapkan untuk Istri Tercinta > > > Untuk semua Kaum Adam cobalah berempati terhadap pasangannya... > > Ungkapan Sederhana Untuk Istri Tercinta > By M. Fauzil Adzim > > Bila malam sudah beranjak mendapati Subuh, bangunlah sejenak. Lihatlah > istri Anda yang sedang terbaring letih menemani bayi Anda. Tataplah > wajahnya yang masih dipenuhi oleh gurat-gurat kepenatan karena seharian > ini badannya tak menemukan kesempatan untuk istirah barang sekejap, > KalaU saja tak ada air wudhu yang niembasahi wajah itu setiap hari, > barangkali sisa-sisa kecantikannya sudah tak ada lag. > > Sesudahnya, bayangkanlah tentang esok hari. Di saat Anda sudah bisa > merasakan betapa segar udara pagi, Tubuh letih istri Anda barangkali > belum benar benar menemukan kesegarannya. Sementara anak-anak sebentar > lagi akan meminta perhatian bundanya, membisingkan telinganya dengan > tangis serta membasahi pakaiannya dengan pipis tak habis-habis. Baru > berganti pakaian, sudah dibasahi pipis lagi. Padahal tangan istri Anda > pula yang harus mencucinya. > > Di saat seperti itu, apakah yang Anda pikirkan tenang dia? Masihkah Anda > memimpikan tentang seorang yang akan senantiasa berbicara lembut kepada > anak-anaknya seperti kisah dari negeri dongeng sementara di saat yang > sama Anda menuntut dia untuk nenjadi istri yang penuh perhatian, santun > dalam bicara, lulus dalam memilih kata serta tulus dalam menjalani > tugasnya sebagai istri, termasuk dalam menjalani apa yang sesungguhnya > bukan kewajiban istri tetapi dianggap sebagai kewajibannya. > > Sekali lagi, masihkah Anda sampai hati mendambakan tentang seorang > perempuan yang sempurna, yang selalu berlaku halus dan lembut? Tentu saja > saya tidak tengah mengajak Anda membiarkan istri kita membentak > anak-anak dengan mata rnembelalak. Tidak. Saya hanya ingin mengajak Anda > melihat bahwa tatkala tubuhnya amat letih, sementara kita tak pernah > menyapa jiwanya, maka amat wajar kalau ia tidak sabar. begitu pula > manakala matanya yang mengantuk tak kunjung memperoleh kesempatan untuk > tidur nyenyak sejenak, maka ketegangan emosinya akan menanjak. Disaat > itulah jarinya yang lentik bisa tiba-tiba membuat anak kita rnenjerit > karena cubitannva yanq bikin sakit. > > Apa artinya? Benar, seorang istri shalihah memang tak boleh > bermanja-manja secara kekanak-kanakan, apalagi sampai cengeng. Tetapi > istri shalihah tetaplah manusia yang membutuhkan penerimaan. Ia juga > butuh diakui, meski tak pernah meminta kepada Anda. Sementara > gejolak-gejolak jiwa yang memenuhi dada, butuh telinga yang mau > mendengar. Kalau kegelisahan jiwanya tak pernah menemukan muaranya > berupa kesediaan untuk mendengar, atau ia tak pernah Anda akui > keberadaannya, maka jangan pernah menyalahkan siapa-siapa kecuali dirimu > sendiri jika ia tiba-tiba meledak. Jangankan istri kita yang suaminya > tidak terlalu istimewa, istri Nabi pun pernah mengalami situasi-situasi > yang penuh ledakan, meski yang membuatnya meledak-ledak bukan karena > Nabi Saw. tak mau mendengar melainkan semata karena dibakar api > kecemburuan. Ketika itu, Nabi Saw. hanya diam menghadapi 'Aisyah yang > sedang cemburu seraya memintanya untuk mengganti mangkok yang > dipecahkan. > > Alhasil, ada yang harus kita benahi dalam jiwa kita. Ketika kita > menginginkan ibu anak-anak kita selalu lembut dalam mengasuh, maka bukan > hanya nasehat yang perlu kita berikan. Ada yang lain. Ada kehangatan > yang perlu kita berikan agar hatinya tidak dingin, apalagi beku, dalam > menghadapi anak-anak setiap hari, Ada penerimaan yang perlu kita > tunjukkan agar anak-anak itu tetap menemukan bundanya sebagai tempat > untuk memperoleh kedamaian, cinta dan kasih-sayang. Ada ketulusan yang > harus kita usapkan kepada perasaan dan pikirannya, agar ia masih tetap > memiliki energi untuk tersenyum kepada anak-anak kita. Sepenat apa pun > ia. > > Ada lagi yang lain: pengakuan. Meski ia tidak pernah menuntut, tetapi > mestikah kita menunggu sampai mukanya berkerut-kerut. Karenanya, marilah > kita kembali ke bagian awal tulisan ini. Ketika perjalanan waktu telah > melewati tengah malam, pandanglah istri Anda yang terbaring letih itu. > lalu pikirkankah sejenak, tak adakah yang bisa kita lakukan sekedar > Untuk menqucap terima kasih atau menyatakan sayang? Bisa dengan kata > yang berbunga-bunga, bisa tanpa kata. Dan sungguh, lihatlah betapa > banyak cara untuk menyatakannya. Tubuh yang letih itu, alangkah > bersemangatnya jika di saat bangun nanti ada secangkir minuman hangat > yang diseduh dengan dua sendok teh gula dan satu cangkir cinta. > Sampaikan kepadanya ketika matanya telah terbuka, "Ada secangkir minuman > hangat untuk istriku. Perlukah aku hantarkan untuk itu?" > > Sulit melakukan ini? Ada cara lain yang bisa Anda lakukan. Mungkin > sekedar membantunya menyiapkan sarapan pagi untuk anak-anak, mungkin > juga dengan tindakan-tindakan lain, asal tak salah niat kita. Kalau kita > terlibat dengan pekerjaan di dapur, rnemandikan anak, atau menyuapi si > mungil sebelum mengantarkannya ke TK, itu bukan karena gender-friendly; > tetapi semata karena mencari ridha Allah. Sebab selain niat ikhlas > karena Allah, tak ada artinya apa yang kila lakukan. Kita tidak akan > mendapati amal-amal kita saat berjumpa dengan Allah di yaumil-kiyamah. > Alaakullihal, apa yang ingin Anda lakukan, terserah Anda. Yang jelas, > ada pengakuan untuknya, baik lewat ucapan terima kasih atau tindakan > yang menunjukkan bahwa dialah yang terkasih. Semoga dengan kerelaan kita > untuk menyatakan terima-kasih, tak ada airmata duka yang menetes dari > kedua kelopaknya. Semoga dengan kesediaan kita untuk membuka telinga > baginya, tak ada lagi istri yang berlari menelungkupkan wajah di atas > bantal karena merasa tak didengar. Dan semoga pula dengan perhatian yang > kita berikan kepadanya, kelak istri kita akan berkata tentang kita > sebagaimana Bunda 'Aisyah radhiyallahu anha berucap tentang suaminya, > Rasulullah Saw., "Ah, semua perilakunya menakjubkan bagiku." > > Sesudah engkau puas memandangi istrimu yang terbaring letih, sesudah > engkau perhatikan gurat-gurat penat di wajahnya, maka biarkanlah ia > sejenak untuk meneruskan istirahnya. Hembusan udara dingin yang mungkin > bisa mengusik tidurnya, tahanlah dengan sehelai selimut untuknya. > Hamparkanlah ke tubuh istrimu dengan kasih-sayang dan cinta yang tak > lekang oleh perubahan, Semoga engkau termasuk laki-laki yang mulia, > sebab tidak memuliakan wanita kecuali laki-laki yang mulia. > > Sesudahnya, kembalilah ke munajat dan tafakkurmu. Marilah kita ingat > kembali ketika Rasulullah Saw. berpesan tentang istri kita. "Wahai > manusia, sesungguhnya istri kalian mempunyai hak atas kalian sebagaimana > kalian mempunyai hak atas mereka. Ketahuilah,"kata Rasulullah Saw. > melanjutkan, 'kalian mengambil wanita itu sebagai amanah dari Allah, dan > kalian halalkan kehormatan mereka dengan kitab Allah. Takutlah kepada > Allah dalam mengurus istri kalian. Aku wasiatkan atas kalian untuk > selalu berbuat baik. " > Kita telah mengambil istri kita sebagai amanah dari Allah. Kelak kita > harus melaporkan kepadaAllah Taala bagairnana kita menunaikan amanah > dari-Nya kah kita mengabaikannya sehingga gurat-gurat an dengan cepat > rnenggerogoti wajahnya, jauh awal > dari usia yang sebenarnya? Ataukah, kita sempat tercatat selalu berbuat > baik untuk isti Saya tidak tahu. Sebagaimana saya juga tidak tahu apakah > sebagai suami Saya sudah cukup baik jangan-jangan tidak ada sedikit pun > kebaikan di mata istri. Saya hanya berharap istri saya benar-banar > memaafkan kekurangan saya sebagai suami. indahya, semoga ada kerelaan > untuk menerima apa adanya. > Hanya inilah ungkapan sederhana yang kutuliskan untuknya. Semoga Anda > bisa menerima ungkapan yang lebih agung untuk istri Anda. > > To unsubscribe from this group, send an email to: > [EMAIL PROTECTED] > > Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. >> Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/ >> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]