Assalamualaikum wr wb

Saya berharap juga sebenarnya khusus untuk masalah cafetaria, sebaiknya
semua makanan diberi label halal dan haramnya. Saya tidak anti kok sama
orang yang suka makan makanan yang diharamkan oleh Islam, tapi saya anti
sama orang baik itu Islam maupun non Islam yang sengaja menutupi makanannya
dengan diberi label halal padahal haram.

Karena kalau tidak salah untuk MUSLIM, setiap makanan yang kita makan tidak
halal masuk ke tubuh kita, berarti kita dalam keadaan bisa dibilang "berdosa
terus" sampai makanan keluar dari tubuh kita, dan secara ilmu katanya itu
adalah sebulan penuh . . . . ., saya tidak mau "berdosa terus", karena saya
sudah cukup banyak dosanya . . .:((.

Wassalam

Yusuf Sulaiman

-----Original Message-----
From: Meilanie Buitenzorgy 

Yth. Bapak, Ibu & Teman-teman,

Berikut saya posting-kan beberapa e-mail yang membahas mengenai
bagaimana sikap masyarakat muslim bahkan non muslim terhadap
status pangan halal-haram di negara-negara lain.

Mohon teman2 meluangkan waktu untuk membaca posting ini sampai selesai,
agar kita semua dapat sedikitnya mengetahui sejauh mana tingkat
kepedulian masyarakat negara lain terhadap status halal-haram,
bagaimana jika dibandingkan dengan negara kita, dan mari kita sama-sama
memikirkan cara bagaimana supaya di negara kita juga bisa seperti itu. 

Notabene Islam bukan mayoritas di sana, bahkan Islam jadi minoritas.
Tapi anehnya, ternyata masyarakatnya sangat peduli dengan masalah ini.
Tidak seperti di Indonesia yang merupakan negara berpenduduk muslim
terbesar di dunia, tapi masyarakat muslimnya sendiri malah cuek-bebek
dengan masalah halal-haram, bahkan kadang cenderung sinis. 
Kebanyakan muslim di Indonesia hanya tahu bahwa yang penting bukan babi
dan bukan alkohol sudah pasti halal.  
Padahal, sekali lagi, dengan kemajuan teknologi pengolahan produk pangan
ataupun kosmetika saat ini, masalah halal haram sangatlah tidak sesederhana
itu.
Selengkapnya dapat dibaca kembali artikel-artikel di www.indohalal.com

Saya ingin mengajak teman-teman utk, mari, mulai saat ini,
kita mencoba untuk menjaga kehalalan segala sesuatu yang
masuk ke dalam tubuh kita dan keluarga kita.

Contohnya di cafetaria CIFOR, sebelum kita memilih menu,
tanyakan dulu pada orang cafe, spt Yeyen, Ani, atau lebih bagus
kalau bisa langsung tanya pada kokinya.

Dari mereka saya tahu bahwa ada beberapa masakan yang diberi
wine utk penyedap rasa, terutama yang bahannya daging,
dan biasanya yang suka masak pakai wine itu Gabriel.

Kemudian kalau order chinese food seperti kwetiaw, ifumie dll,
wanti-wanti pada kokinya agar jangan diberi angciu (arak cina).
Kemudian, janganlah mengkonsumsi kue shoes cafe CIFOR, karena
sudah pasti diberi rhoem pada fla-nya.
Demikian juga puding, fla-nya hampir pasti diberi rhum (utk lebih
memastikan tanyakan dulu pada Yeyen/Ani, mereka sangat kooperatif
kalau kita tanya-tanya).  

Cafe CIFOR ini hanya contoh, hendaknya kita juga berhati-hati
jika membeli makanan dari resto/toko, sedapat mungkin kita menanyakan
bahan pembuatnya.  Khusus utk shoes, fla pudding, blackforest, rhum sudah
sangat
umum digunakan karena kalau tidak pakai rhum rasanya kurang enak.
Jadi himbauan saya, lebih baik dihindari saja memakan makanan ini.

Semua bahan2 diatas (wine, rhum) tentu saja haram dikonsumsi umat muslim,
berapapun presentasinya terhadap keseluruhan produk, apakah kurang atau
lebih dari 1%, TETAP HARAM.

Mohon maaf bila tidak berkenan.
Semoga bermanfaat.


wassalam
meilanie buitenzorgy




>> Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]


Kirim email ke