Privatisasi BUMN Berdampak Positif JAKARTA, KOMPAS - Privatisasi badan usaha milik negara berpengaruh positif dan signifikan terhadap keunggulan daya saing dan kinerja keuangan. Pegawai BUMN mendukung sepenuhnya kebijakan privatisasi setelah melihat langsung dan merasakan manfaat privatisasi bagi perusahaan dan pegawai khususnya.
Dari hasil wawancara diketahui, bila terjadi penolakan oleh pegawai terhadap privatisasi BUMN, itu disebabkan ketidakpahaman mereka tentang privatisasi serta adanya hasutan pihak tertentu yang tidak menginginkan privatisasi, tutur mantan Deputi Menneg BUMN Ferdinand Nainggolan (50) dalam promosi doktor di depan tim penguji di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, yang dipimpin Dekan FEUI Bambang P Brodjonegoro, Jumat (11/11). Ferdinand Nainggolan yang lulus dengan predikat cum laude dalam Ilmu Manajemen Strategis mempertahankan desertasinya Pengaruh Privatisasi dan Perbedaan Metode Privatisasi (IPO atau Strategic Sales) Terhadap Keunggulan Daya Saing dan Kinerja Keuangan BUMN di Indonesia. Privatisasi BUMN merupakan isu hangat yang selalu muncul di tengah masyarakat. Isu terakhir adalah perbedaan pendapat antara Wakil Presiden dan Menteri BUMN yang kurang setuju dengan pendapat Menteri Keuangan jika tujuan privatisasi hanya untuk mempercepat pencairan dana pinjaman dari ADB sebesar 250 juta dollar AS (Basri, 2005). Dilema yang muncul, tidak semua BUMN memiliki keunggulan daya saing sehingga, jika dipaksakan diprivatisasi, nilai jualnya masih relatif rendah. Jika BUMN dibiarkan terus beroperasi tanpa perubahan, kinerja perusahaan sulit dikembangkan. Bahkan, dapat menjadi beban yang berat bagi pemerintah. Pemberitaan terakhir adalah masalah PT Merpati Nusantara yang mengharapkan suntikan dana dari pemerintah Rp 475 miliar hanya untuk bertahan hidup, bukan untuk pengembangan usaha. Rata-rata BUMN memperlihatkan tingkat ROI (imbal hasil investasi) yang rendah, yaitu 1,41 persen (tahun 2001), 1,64 persen (2002), 1,66 persen (2003), 1,70 persen (2004). Sementara itu, target ROI berdasarkan master plan BUMN juga tidak banyak berbeda, yaitu 1,73 persen (2005) dan 1,76 persen (2006). Dari laba tahun buku 2001, Rp 28,793 triliun (158 BUMN), 79 persen hanya dari kontribusi 11 BUMN, 50 perusahaan merugi, 97 perusahaan lainnya tidak memberikan kontribusi yang berarti terhadap laba perusahaan. Nainggolan menyebutkan, untuk dana RAPBN yang Rp 350 triliun, BUMN hanya memberi kontribusi Rp 8 triliun. Ada BUMN yang sebelum diprivatisasi menghasilkan pendapatan Rp 35 miliar, setelah privatisasi mencapai Rp 100 miliar. Mengutip laporan dari National Commission on the Public Service tahun 1989, sebagian responden menilai kinerja BUMN tidak terlalu baik karena berbagai penyebab. Di antaranya pelayanan publik yang sering kali dipersepsikan dengan korupsi, pemborosan, dan inefisiensi. Kinerja buruk BUMN tidak hanya terjadi di negara berkembang, juga di Amerika Serikat, yang sarat permasalahan inefisiensi. Oleh karena itu, peran pemerintah perlu dikurangi. (AG) ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> http://groups.yahoo.com/group/baraya_sunda/ [Ti urang, nu urang, ku urang jeung keur urang balarea] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/Baraya_Sunda/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/