--- In Baraya_Sunda@yahoogroups.com, "Rahman" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Kezaliman Berjamaah
> 
> Apa pembeda agawaman dan negarawan dalam menyikapi persoalan sosial
> agama seperti kekerasan atas Ahmadiyah? Seorang agamawan tentu masih
> hirau pada perbedaan di tingkat doktrin agama, namun seorang
> negarawan, mestinya melampaui penilaian pada level doktrin yang bias.
> Titik perhatian negarawan tidak lagi pada seseorang menganut paham
> apa, tapi apakah ada hak-hak dasar mereka yang telah dirampas, tak
> pandang apa paham agamanya.
> 
> 

Ratusan Ulama Menolak Keberadaan Ahmadiyah
Ketua MDI, "Mereka bukan Islam Karena Punya Nabi Sendiri"

SUKABUMI, (PR).-
Ratusan alim ulama dan pimpinan pondok pesantren Kota dan Kabupaten
Sukabumi, Kamis (23/2) berkumpul di pendopo untuk menyampaikan
aspirasi umat Islam, menolak keberadaan Jemaat Ahmadiyah di daerahnya.
Dalam pernyataan sikapnya yang disampaikan di hadapan muspida, para
ulama menilai keberadaan Jemaat Ahmadiyah sudah meresahkan umat Islam.

Perwakilan pondok pesantren yang hadir berasal dari Al Masthuriyah,
Salafiah, Annidzom, Sunanulhuda, Sirajul Athfal, dan pengurus serta
anggota Majelis Dakwah Islam. Sedangkan yang hadir di pendopo antara
lain Bupati Sukabumi, kajari, dan kapolresta beserta perwakilan
anggota muspida lainnya. Penyampaian aspirasi berjalan lancar dan aman.

Adapun aspirasi yang disampaikan berisi usulan agar Bupati Sukabumi
secara tegas melarang keberadaan Jemaat Ahmadiyah Qadiani. Selain itu,
pemerintah daerah juga harus bertanggung jawab menyadarkan pengikut
Ahmadiyah yang dinilai sudah melenceng dari ajaran Islam dan mengimbau
kepada para pengikut Ahmadiyah untuk kembali ke Islam yang benar. Jika
tidak, jangan sekali-kali membawa nama Islam.

Tadzkirah

"Biarkan mereka (Jemaat Ahmadiyah-red) membuat ajaran sendiri karena
mereka bukan Muslim. Hal ini untuk menjaga kemurnian Islam," ujar K.
Nurjen, Ketua MDI Kec. Sukabumi yang membacakan aspirasi para ulama di
pendopo.

Alasan yang disampaikan oleh para ulama tersebut, antara lain, ajaran
Ahmadiyah berkeyakinan bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah seorang nabi
setelah Nabi Muhammad saw. Jemaat Ahmadiyah juga memiliki kitab Tadzkirah.

Pengikut Ahmadiyah memiliki tempat yang disakralkan, yaitu Rabwah dan
Qadian, serta memiliki perhitungan bulan sendiri. Dengan alasan-alasan
itu, para pengasuh pondok pesantren merasa bertanggung jawab mengemban
amanah yang sangat luhur dan mulia, menjaga akidah, keimanan yang
murni serta benar. Para ulama pengasuh pondok pesantren berkewajiban
mencegah kemungkinan bahaya yang dapat merusak utuhnya akidah dan
keimanan.

Setelah merujuk pada berbagai fatwa dan pendapat serta berbagai
keputusan negara-negara Islam, akhirnya diminta agar pemerintah
menghentikan kegiatan-kegiatan ibadah dari pengikut Ahmadiyah selama
masih mengatasnamakan Islam.

Bupati Sukabumi H. Sukmawijaya menegaskan, Pemkab Sukabumi telah
mengambil langkah-langkah seperti menghentikan kegiatan pengajian yang
selama ini dilaksanakan oleh Jemaat Ahmadiyah di Masjid Panjalu. (A-82)***





http://groups.yahoo.com/group/baraya_sunda/

[Ti urang, nu urang, ku urang jeung keur urang balarea] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/Baraya_Sunda/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke