Sampurasun,

Hadelah......, resep ari inohong ngabogaan kahayang tur lain nga ukur 
carita.

Ceung pamadegan kuring, aya dua "tokoh" atwa anu leuwih pas meureun, 
dua simbol Jawa Barat, anau eta dua simbol teh memang hirup jeung 
diaku di dua wilayah anu rada beda. Nyaeta anu kahiji Prabu Siliwangi 
anu dianggap sabage simbol masyarakat Jawa Barat (khususna etnis 
Sunda) sacara umum. Anu kadua Sunan Gunung Jati anu dianggap sabage 
simbol Jawa Barat ti kalangan pasantren jeung komunitas Jawa Barat 
beh wetan (?), utamana jalur pantura, jeung Banten.

Ceuk pamadegan kuring lamun mah ieu simbol "disinergikeun" bakal jadi 
kakuatan anu lain lalawora keuneun. Sabab, sabage conto, kiwari 
wacana kasundaan saolah-olah ngan ukur milik kominatas anu nyekel 
deleg simbol siliwangi; sedengkeun ti kalangan anu nyekel deleg 
simbol Sunan Gunung Jati salila ieu sok asa disapirakeun tur asa 
diank terrekeun sarta teu dianggap sabage katurunan Ki Sunda, malah 
dianggap sabage kelompok penghianat. Komunitas Banten anu 
ngarumasakeun lewih condong ka simbol Sunan Gunung Jati kiwari geus 
misah ti Jawa Barat; boa-boa Cirebon oge (Cirebon, Indramayu, 
Majalengka, jeung Kuningan) bakal misah ti Jawa Barat. Komo salila 
ieu wilayah Cirebon sok ngarasa dianek terekeun ku Jawa Barat.

Enya kitu.....? NYA TEUING.....


AG. /bdg










--- In Baraya_Sunda@yahoogroups.com, "Rahman" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Digali, Nilai Kesundaan Siliwangi 
> 
> BANDUNG, (PR).-
> Badan Pembina Citra (BPC) Siliwangi Pusat tengah menyusun buku yang
> akan membahas tentang nilai-nilai kesundaan dalam Siliwangi. Buku 
yang
> dimaksud bukan buku sejarah biasa, melainkan buku yang diharapkan
> mampu membangkitkan semangat kesundaan yang sudah memudar dan jiwa
> juang yang semakin melemah.
> WAKIL Gubernur Jabar, Nu'man A. Hakim, menyalami para tokoh Jabar
> (dari kiri) Ny. Popong Otje Djundjunan, Agus Muhyidin, R. Nuriana, 
dan
> Himawan Soetanto usai membuka lokakarya penulisan buku Siliwangi di
> Aula Barat Gedung Sate Bandung, Sabtu (11/3).*M. GELORA SAPTA/"PR"
> 
> "Di dalam buku itu, kita coba menggali, menelusuri, serta mengangkat
> nilai-nilai yang terkandung dalam Siliwangi. Baik itu yang bersifat
> filosofis, norma, dan semangat, intrinsik, ekstrinsik, bahkan
> nilai-nilai praktis sesuai dengan konteks dan realitas, termasuk
> perubahan dan perkembangannya," ungkap Ketua BPC Siliwangi Pusat,
> Mayjen TNI (Purn.) H. Tayo Tarmadi, ketika ditemui di sela-sela
> lokakarya penulisan buku tersebut yang berlangsung di Aula Barat
> Gedung Sate, Sabtu (11/3).
> 
> Buku tersebut, kata Tayo, akan dijadikan semacam media komunikasi.
> Walaupun yakin sepenuhnya, beragam permasalahan yang ada tidak akan
> serta-merta selesai hanya melalui buku. "Tapi, paling tidak, kita
> berkewajiban untuk mengingatkan kembali Siliwangi kepada warga Jawa
> Barat. Bagaimanapun, Siliwangi itu ibarat lampu suar. Kalau tak
> dikomunikasikan, kan semakin jauh, cahaya lampu suar itu akan 
semakin
> memudar," ujar Tayo.
> 
> Tayo menjelaskan, latar penulisan buku tersebut adalah begitu 
derasnya
> arus global. Persoalan lain adalah hegemoni budaya Barat, yang
> diperkirakan sudah sedemikian merasuk ke dalam peradaban orang 
Sunda.
> "Kita tidak ingin intrinsik kebudayaan itu tersapu dan tercerabut 
dari
> akarnya," demikian Tayo Tarmadi.
> 
> Saat ini, lanjut Tayo, muncul nuansa kurang kompak di kalangan
> masyarakat Jawa Barat dalam menanggapi beragam isu yang berkembang,
> seperti wacana megapolitan dan pemekaran Jawa Barat menjadi beberapa
> provinsi.
> 
> "Sepertinya, itu sekaligus mengesankan bahwa kareueus menjadi warga
> Jawa Barat sudah memudar. Barangkali, jiwa juang kita, sebagai akar
> dari budaya nenek moyang kita, itu pun sudah melemah. Makanya, 
melalui
> buku ini, coba kita satukan kembali. Masa lalu diharapkan menjadi
> kekuatan untuk memenangkan hari ini dan masa depan," katanya.
> 
> Hal senada diungkapkan Ketua Tim Penyusunan Buku, Kolonel TNI 
(Purn.)
> Sulyana W.H. Menurut dia, kurang pengamalan nilai budaya Sunda 
diduga
> sebagai penyebab semakin terpuruknya nilai moral masyarakat Jabar.
> "Nilai luhur ini adalah identitas jati diri bangsa kita, yang
> tampaknya mulai tergeser oleh nilai-nilai lain," ujarnya.
> 
> Nilai luhur Sunda banyak terefleksi dalam sejarah Sunda. Sayangnya,
> sejarah Jawa Barat kurang begitu muncul ke permukaan sehingga untuk
> mengkaji nilai juang Siliwangi dan nilai luhur budaya Jabar (Sunda)
> beberapa kalangan merasa kesulitan. Padahal, nilai-nilai luhur itu
> dirasa penting untuk disosialkan kepada masyarakat.
> 
> Nilai budaya Sunda, menurut Sulyana, dipercaya sebagai pedoman dan
> prinsip prajurit Siliwangi, yang selalu mendapat tempat yang baik di
> tengah masyarakat mana pun. Keluhuran nilai juang prajurit Siliwangi
> dipercaya berakar pada sejarah dan budaya masyarakat Jawa Barat.
> 
> "Akan tetapi, di dalam buku yang akan disusun ini, Siliwangi tak 
hanya
> ditujukan kepada Kodam III, tapi juga Prabu Siliwangi yang punya 
nama
> besar, sebagai panutan masyarakat Sunda, bahkan dimitoskan. Sebab
> dipercaya, dia telah mengukir sejarah dan budaya Jabar yang bernilai
> dan bercitra tinggi," kata Sulyana.
> 
> Sementara itu, budayawanHidayat Suryalaga mengatakan, Siliwangi
> bukanlah sebuah nama. Siliwangi adalah gelar yang diberikan kepada
> Prabu Wastukancana, bukan Sribaduga Maharaja sebagaimana anggapan
> banyak orang.
> 
> "Gelar adalah buah dari karya. Itulah yang sebenarnya akan kita gali
> dan diungkapkan ke dalam buku. Apalagi, kesadaran kita dalam
> bersejarah selama ini memang kurang begitu baik," ungkapnya.
> 
> Nilai juang Siliwangi, kata Hidayat Suryalaga, dipercaya berakar 
pada
> budaya Sunda adalah silih asah, silih asih, dan ilih asuh. Budaya
> tersebut di lapangan benar-benar dihayati oleh setiap prajurit 
Siliwangi.
> 
> "Karenanya, di mana pun mereka berada, selalu diterima dengan baik.
> Bahkan, menuai kemenangan. Selain itu, para prajurit juga pandai
> beradaptasi dengan lingkungan baru sehingga tidak pernah dianggap
> orang asing oleh rakyat," kata Hidayat.
> 
> Diperoleh keterangan, dalam menyusun buku, tim mengalami kendala,
> karena sumber sejarah Sunda yang sangat terbatas.
> 
> Oleh karenanya, guna memekatkan kandungan buku itu pula, lokakarya
> digelar. Sementara itu, berpuluh tokoh Jawa Barat hadir untuk
> memberikan masukan, di antaranya Solihin G.P., H.R. Nuriana, Mayjen
> TNI Sriyanto, Nu'man Abdul Hakim, Himawan Soetanto, Hidayat 
Suryalaga,
> Enoch Atmadibrata, dan Ny. Popong Otje Djundjunan. Turut hadir
> Pemimpin Umum HU Pikiran Rakyat, H. Syafik Umar.
> 
> Rencananya, Mei mendatang, bertepatan dengan hari ulang tahun Kodam
> III/Siliwangi, buku 2 judul itu diluncurkan, yakni Siliwangi adalah
> Rakyat Jawa Barat, Rakyat Jawa Barat adalah Siliwangi dan "Nilai-
nilai
> Kejuangan Siliwangi. (A-125/A-155)***
>






http://groups.yahoo.com/group/baraya_sunda/

[Ti urang, nu urang, ku urang jeung keur urang balarea] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/Baraya_Sunda/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke