Fosil ikan buktikan evolusi Tiktaalik roseae Fosil Tiktaalik roseae yang diyakini berevolusi menjadi hewan darat Para ilmuwan menemukan fosil hewan di wilayah Artik Kanada yang membuktikan proses evolusi ikan menjadi hewan darat.
Temuan ini memberi kunci menarik bagi para ilmuwan tentang tahapan evolusi makhluk hidup di Bumi. Ahli paleontologi AS telah menerbitkan detail fosil ini dalam jurnal ilmu pengetahuan terkenal Nature. Spesimen berusia 383 juta tahun ini digambarkan sebagai hewan mirip buaya. Namun, hewan ini yang hanya memiliki sirip dan bukan kaki ini diperkirakan hidup di perairan dangkal. 'Missing link' Sebelum fosil ini ditemukan, para ahli sudah memperkirakan bahwa ikan memang berevolusi menjadi hewan darat pada zaman Devon. Namun, fosil ini menunjukkan adanya pemisah antara Panderichthys, ikan yang hidup sekitar 385 juta tahun lalu yang menunjukkan tanda-tanda awal evolusi menjadi hewan darat, dengan Acanthostega, hewan tetrapod (hewan darat berkaki empat) pertama yang muncul sekitar 365 juta tahun lalu. Pada tahun 1999, ahli paleontologi dari Universitas Chicago Neil Shubin dan Profesor Edward Daeschler dari Akademi Ilmu Alam di Philadelphia, meneliti kawasan Artik Kanada untuk menemukan 'missing link' ini yang akan menjelaskan masa transisi dari air ke darat. Setelah meneliti selama beberapa tahun dengan sedikit keberhasilan, akhirnya mereka menemukan yang mereka car pada 2004 lalu. "Sebuah penemuan hebat muncul setelah satu dari kru kami menemukan moncong seekor hewan berkepala pipih menempel di dinding tebing. Ini adalah sesuatu yang benar-benar kami ingin temukan sebab jika beruntung maka keseluruhan kerangka hewan ini ada di dalam tebing itu," kata Profesor Shubin. Tim itu akhirnya menemukan tiga fosil hewan spesies baru yang nyaris utuh, Tiktaalik roseae di kawasan Nunavut Territory, Artik Kanada. Fosil terbesar memiliki panjang 3 meter. "Saat kami kembali ke laboratorium, kami memisahkan batu-batuan dari fosil itu dan kami memang menemukan sebuah fosil yang snagat berbeda," tambah Shubin pada situs BBC News. Mirip buaya Fosil ini memiliki bentuk seperti ikan, memiliki sirip yang kuat dan sisik pada Inilah rupa Tiktaalik roseae menurut imajinasi ilmuwan punggungnya. Namun, hewan ini juga memiliki karakteristik hewan darat. Hewan ini memiliki kepala pipih mirip kepala buaya, mata yang terletak di atas kepala dan leher - bagian tubuh yang tak dimiliki ikan. "Saat kami melihat ke dalam sirip, kami melihat bentuk bahu, siku, dan kami mellihat bentuk awal pergelangan tangan yang sangat mirip dengan bagian tubh hewan darat," jelas Shubin. "Intinya kami menemukan kerangka hewan yang tubuhnya memang diciptakan untuk hidup didarat." Para ilmuwan meyakini posisi mata hewan ini menunjukkan kemungkinan besar hewan ini hidup di perairan dangkal. "Kami menemukan transisi signifikan pada saat ini. Hal signifikan dari hewan ini adalah fosilnya menggabungkan dua bentuk kehidupan - antara hewan yang hidup di air dan darat." Dr Andrew Pillenr seorang palaentoloigis dari Museum Sejarah Alam, Inggris mengatakan penemuan fosil seperti ini dalam kondisi yang sangat baik terbilang sangat langka. "Kondisi fosil itu sangat luar biasa sebab fosil itu hampir membentuk kerangka utuh. Sebab, kita tak perlu lagi menyusun fosil-fosil terpisah untuk melihat keseluruhan tubuhnya." Profesor Jennifer Clack, dari Universitas Cambridge, mengatakan penemuan ini akan membuktikan sebanyak ikon evolusi Archaeopterix, hewan yang diyakini menjadi titik awal evolusi reptil menjadi burung. "Penemuan Tiktaalik memberi harapan sebuah penemuan luar biasa akan segera muncul." Salah satu fosil ini akan dipamerkan di Museum Ilmu Pengetahuan London. http://groups.yahoo.com/group/baraya_sunda/ [Ti urang, nu urang, ku urang jeung keur urang balarea] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/Baraya_Sunda/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/