Teteh, akang, aya deui carita WIL, ceunah enaknya sejimpit, malunya
selangit he..he..he..
------------------------------------------------------------------------

Kamis 14 Februari 2008, Jam: 9:56:00    
Harti, 30, tak mencintai lagi suaminya, bahkan telah pisah ranjang
untuk menuju perceraian. Tapi ketika Pranowo, 36, diam-diam membawa
perempuan lain ke ranjangnya, dia meradang juga. Dia tak suka tindakan
"nggege mangsa" itu, sehingga perselingkuhan suaminya dilaporkan ke
Polres Salatiga.

Antara Harti – Pranowo memang masih dalam jalinan perkawinan. Cuma,
hubungan keduanya sudah tak semesra dulu. Rumahtangga yang dibina
sejak 5 tahun lalu, kini tak lagi menjadi tempat nyaman untuk
berkasih-kasihan sebagai suami istri. Meski masih serumah, mereka
tidak lagi tinggal seranjang. Otomatis dan praktis, hubungan intim
yang menjadi kewajiban mengasyikkan bagi setiap keluarga, tak pernah
lagi dilakukan. Harti di kamar sini, Pranowo di kamar sana. Ngorok
sendirian!

Tali perkawinan mereka memang dalam kondisi kritis. Ibarat tambang,
kondisinya sudah mrinding (aus) tinggal nunggu putusnya saja. Apa
masalahnya, bertolak dari kelakuan Pranowo juga. Soalnya, sudah punya
bini cantik dan putih, masih juga bermain api dengan perempuan lain.
Harti pernah memergoki, Pranowo jalan berdua dengan sang WIL sambil
banthong-banthongan (bergandengan tangan). Langsung dada Harti
mengkap-mengkap macam kap mobil ngejeblak.

Istri yang baik tak boleh mengumbar emosi sembarang tempat. Karenanya
sewaktu tiba di rumah, barulah Harti mencoba klarifikasi pada suami.
Ternyata Pranowo ingkar, tidak mau mengakui aksi selingkuhnya yang
tertangkap tangan. Bahkan dia menganjurkan Harti periksa di spesialis
mata, karena penglihatannya sudah kabur dan ngawur. "Kalau aku
selingkuh, biarlah aku kualat macam jambu monyet, kepala di bawah,"
kata Pranowo meyakinkan.

Reputasi Pranowo langsung hancur di mata istrinya. Lelaki yang selama
ini dinilai jujur dan setia, ternyata telah menjadi pembohong nomer
wahid. Bagaimana mungkin Harti salah lihat. Memangnya di kota sekecil
Salatiga (Jateng) ada lelaki lain yang bisa sama persis dengan
Pranowo? Ya hitamnya, ya keritingnya? Bolehlah hitem dan keritingnya
sama, tapi sampai tompel di leher segala juga bisa diduplikasi? Nggak
mungkinlah iyauwww!

Ingin Harti memberi pelajaran pada suami. Maka sejak itu dia sengaja
tidak mau lagi tidur seranjang dengan suaminya. Bila Pranowo menyusul
ke kamar yang lainnya, lalu mencolek-colek kakinya, Harti dengan sigap
menendangnya. Bila tangan suami mencolek-colek pinggang sebagai
isyarat minta jatah, tangan segera menampelnya. "Sana kelon sama
gendakanmu," kata Harti ketus, gerakannya persis gangsir (jengkerik)
tersentuh kakinya.

Namanya lelaki, "diembargo" soal begituan, pusing juga Pranowo secara
multi dimensi. Berminggu-minggu tak bisa "ngetap olie", dia nekad
membawa WIL-nya ke kamarnya, tentu saja ketika istri tak di rumah. Di
sinilah dia menuntaskan dahaga asmara yang lama tertunda-tunda. Dalam
kondisi krisis rumahtangga sedemikian rupa, ternyata Pranowo bisa juga
bermain selingkuh. Baginya, WIL sekarang memang mau dijadikan "ban
serep". Bila ban utama meletus, tinggal ban barunya dipasang, toh
sudah dibalansing ini.

Dasar Pranowo, semakin sering bini tak di rumah, makin sering
memasukkan WIL-nya ke dalam rumah, sehingga pengurus RT terpaksa
bertindak dengan cara melapor ke Harti. Sang istri pun jadi berang,
sehingga dia minta bantuan polisi untuk menggerebek rumahnya di dukuh
Ngawen, Kelurahan Sidomukti, Salatiga. Tapi ketika polisi datang,
Pranowo meyakinkan bahwa tak ada perempuan asing di rumahnya. "Silakan
geledah, kalau memang ada perempuan di sini," tantangnya.

Untung polisi tak kalah gertak. Semua kamar disweping, dan
ditemukanlah gendakan Pranowo di dalam sebuah kamar. Harti pun
dihubungi. Dan ketika melihat wanita itu ecara nyata dari ujung kaki
hingga ujung rambut, ternyata memang perempuan yang tempo hari nampak
bergandengan mesra dengan suaminya. Pranowo tak bisa lagi berkelit.
Bersama WIL-nya dia digelandang ke Polres Salatiga. Enaknya sejimpit
(sedikit), malunya selangit.
(KR/Gunarso TS)

Kirim email ke