Poe Rebo kamari, budak kuring nu rumaja (16 taun), sungutna samutut, cenah babaturanana raribut mareuli coklat valentine, ari manehna duit "jatah Jajanna" beak. Menta deui ka indungna teu dibere, ka kuring malah "didakwahan" ......
Tah, kolot urang Bukitinggi mah, meureun tenang, da papalentinan teh geuning dilarang. Ngan meureun nu darargang di Bukittinggi nu sungutna saramutut ... Wartosna nyanggakeun: Perayaan Hari Valentine Dilarang di Bukittinggi Rabu, 13 Pebruari 2008 | 10:58 WIB TEMPO Interaktif, Padang:Pemerintah Kota Bukittinggi melarang remaja merayakan Valentin Day 14 Februari. Bagi remaja yang terlihat merayakan bisa dianggap melanggar Peraturan Daerah tentang Pemberantasan Maksiat. Pemerintah mulai besok akan mengerahkan 100 satuan polisi pamong praja merazia hotel serta menangkap remaja yang berduaan di jalan. Wakil Wali Kota Bukittinggi Ismet Amzis, Rabu (13/2) mengatakan, alasan melarang perayaan Hari Valentin semata-mata karena dianggap tidak sesuai adat istiadat Minagkabau dan agama Islam. "Itu bukan budaya kita, dan Valentin Day ini dekat dengan maksiat, maaf saja, di acara ini biasanya ada yang berpelukan, berciuman, itu kan maksiat," katanya. Selain Valentin Day, Pemerintah Kota Bukittinggi juga melarang perayaan acara tahun baru di Jam Gadang pada tahun depan. Sebelumnya, sebagai kota wisata, setiap tahun baru Bukittinggi kebanjiran wisatawan yang ingin merayakan tahun baru di Jam Gadang, ikon wisata di kota Bukittinggi. "Perayaan tahun baru itu juga sama saja dengan Valentine Day, dekat- dekat dengan maksiat. Jadi biarlah Bukittinggi ini sepi tanpa wisatawan dari pada banyak maksiat," katanya. Pemerintah Kota Bukittinggi telah menghimbau sekolah-sekolah untuk mengerahkan siswanya ke masjid dan musola pada Kamis (14/2). "Kami juga telah meminta kepada seluruh pengurus masjid dan musola agar pada malam Valentin Day mengisi acara dengan ceramah agama untuk remaja," katanya. Ismen Amziz mengatakan, pemerintah Kota juga telah mengeluarkan larangan semua hotel dan restoran Bukittinggi untuk tidak membuat acara Valentin Day. Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bukittinggi Roni Valian mengatakan masih mempelajari dulu larangan dari walikota. "Saya no comment dulu," katanya.