Fosil Katak-Salamander Ditemukan
Michael Skrepnick/University of Calgary
Rekaan artis menggambarkan Gerobatrachus hottoni
Artikel Terkait:

    * Salamander Raksasa dan Katak Kerdil di Ambang Punah

Kamis, 22 Mei 2008 | 11:09 WIB

CHICAGO, KAMIS - Katak jelas berbeda dengan salamander. Tetapi,
keduanya memiliki kemiripan, yakni bisa hidup di air dan darat dan
memiliki empat kaki. Namun, yang ditemukan kali ini sungguh
menakjubkan karena merupakan perpaduan keduanya.

Para peneliti Kanada telah menemukan fosil berusia 290 juta tahun yang
disebut frogamander. Nama itu mengacu pada kata frog atau katak dan
salamander. Temuan tersebut diharapkan memberi petunjuk mengenai nenek
moyang katak dan salamander yang merupakan hewan amfibi itu.

Amfibi modern-katak, salamander, dan caecilian serupa cacing-merupakan
hewan-hewan yang diduga memiliki hubungan kekerabatan. Namun,
ketiadaan catatan fosil yang menunjukkan perkembangan evolusi mereka
menjadi bahan perdebatan di ranah ilmu pengetahuan.
 
Temuan fosil Gerobatrachus hottoni atau "katak tua" yang
dideskripsikan dalam jurnal Nature mungkin menjadi satu-satunya
petunjuk yang ada mengenai kekerabatan keduanya.

"Ini adalah mata rantai yang hilang antara fosil purba dan fosil
modern yang menjadi nenek moyang hewan-hewan amfibi itu," ujar Jason
Anderson dari University of Calgary yang memimpin penelitian. "Inilah
yang kita sebut sebagai katak-salamander."

Gerobatrachus memiliki bentuk antara katak dan salamander, dengan
tulang pergelangan kaki serupa dengan tulang salamander, tengkorak
lebar serupa katak, dan tulang belakang yang serupa perpaduan keduanya.

Fosil tersebut memunculkan dugaan bahwa amfibi modern mungkin berasal
dari dua kelompok, di mana katak dan salamander berasal dari amfibi
purba yang disebut temnospondyl, sementara caecilian serupa cacing
adalah keturunan lepospondyls.

Gerobatrachus hottoni sendiri ditemukan di Texas tahun 1995 oleh tim
peneliti dari Institusi Smithsonian, yang salah satu anggotanya adalah
almarhum Nicholas Hotton. Dari situlah fosil tersebut diberi nama.

Pekerjaan tim yang dilanjutkan oleh Anderson kemudian berhasil
memunculkan anatomi fosil itu secara penuh. "Fosil tersebut nyaris
lengkap," ujar Anderson. "Ia mati dalam posisi terlentang.
Kaki-kakinya terlipat di bagian perut."

Walau masih menjadi perdebatan yang harus dibuktikan melalui lebih
banyak temuan, Anderson yakin penemuan ini akan memberi petunjuk untuk
menjawab pertanyaan apakah katak dan salamander memiliki nenek moyang
sama yang lebih modern dibanding perkiraan sebelumnya. (Nature)

Reply via email to