Bola Paling Bulat di Dunia
CSIRO
Bola yang dibuat dari susunan atom-atom silikon murni diusulkan
menjadi standar inter nasional untuk satuan kilogram.
Artikel Terkait:

    * Standar Satuan Kilogram Akan Didefinisi Ulang

Rabu, 2 Juli 2008 | 06:26 WIB

JAKARTA, RABU - Pepatah mengatakan bola itu bulat. Namun, di antara
yang bulat pasti ada yang paling bulat. Sekelompok tim peneliti
internasional yang terdiri dari insinyur berbagai negara mengklaim
telah membuat bola paling bulat di dunia.

Bukan bola sepak, voli, atau bola untuk bermain yang dibuat tim
Avogadro Project ini, melainkan bola yang akan diusulkan sebagai
standar internasional untuk satu satuan kilogram. Bola yang punya
nilai ilmiah sangat tinggi tersebut menjadi salah satu obyek
pembicaraan utama dalam konferensi Instrumentasi dan Teleskop
Astronomi SPIE di Perancis, pekan lalu.

Tak mudah membuatnya. Bola tersebut terbuat dari isotop silikon murni,
silikon-28, yang dibuat di mesin pengayaan uranium pada fasilitas
bekas pembuatan senjata nuklir di Rusia. Dari Rusia, material tersebut
diangkut ke lembaga metrologi Jerman untuk disusun menjadi bola
kristal. Setelah enam kali gagal, akhirnya berhasil dibuat dua bongkah
kristal masing-masing seberat 5 kilogram yang kemudian dikirim ke
Australia.

Dengan peralatan optik presisi, bongkahan tersebut dibentuk menjadi
bulatan kristal. Masing-masing berdiameter 93,75 milimeter dan
massanya sebanding dengan standar kilogram yang dimiliki Australia
saat ini. Saking halusnya, tingkat kekasarannya hanya 0,3 nanometer
dan beda kelengkungan di berbagai titik antara 60-70 nanometer saja.    
'Jika Anda membuatnya sebesar ukuran Bumi, kekasaran di permukaan
hanya 12-15 milimeter dan variasi kelengkungannya 3-5 meter," ujar
Achim Leistner dari Australian Commonwealth Scientific and Industrial
Research Organization  (CSIRO).

Bola tersebut memang disusulkan sebagai standar kilogram yang akan
ditentukan berdasarkan jumlah atom silikon dalam sebuah bola kristal.
Untuk menghitung volume bola digunakan interferometer optik yang akan
mengukur jarak antara satu titik dan titik lainnya dari 60.000 lokasi
berbeda di permukaan bola. Sementara untuk mengukur kerapatan atom
digunakan kristalografi sinar-X yang sanggup melihat struktur kristal
susunan atom-atom dalam bola tersebut.  

Dengan mengalikan volume dan kerapatan dapat diketahui jumlah atom
silikon dalam sebuah bola. Tinggal disepakati berapa jumlah atom yang
menjadi standar satu kilogram.

Kilogram merupakan satu-satunya standar pengukuran yang masih
ditentukan dengan obyek fisik, yakni sebuah silinder platina iridium
di Sevres, Perancis, yang sudah dipakai sejak 120 tahun lalu. Namun,
yang menjadi masalah massa logam tersebut lambat laun mengalami
perubahan sehingga tidak sama dengan 40 duplikatnya yang disebarkan ke
berbagai belahan dunia.

Kelompok ilmuwan yang peduli dengan masalah tersebut mempertimbangkan
untuk mendefinisikan ulang satuan kilogram. Komite internasional untuk
berat dan pengukuran (ICWM) akan memutuskan perubahan tersebut pada 2011.

WAH
Sumber : NewScientist

Kirim email ke