---------- Forwarded message ----------
From: H Surtiwa <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Sep 22, 2008 3:15 PM
Subject: Re: KRISIS PALSU MINYAK & PANGAN
To: "Jampanx Bang Jampang (via Multiply)" <[EMAIL PROTECTED]>

Sigana Pak Direktur Wakala ..kacampur antawis Harga Emas..sareng Duit
Emas...Anu diterangkeun ku anjeunna teh..eta inflasi Duit Emas langkung alit
ti inflasi harga minyak...Ari artos sebagey alat pembayaran sistim moneter
bade nagnggo naon wae tiasa..pan aya konversina...Unggal nagara oge gaduh
mata uang Emas..kanggo investasi..malah ayeuna tos aya uang emas
digital..nya sami wae sareng uang dollar kertas...atanapi naon wae..Konversi
anu penting.

kadua....Minyak sareng Emas sami2 SDA anu teu tiasa dianyarkeun (Non
Renewable resources, Sumber Daya yang tidak terbarukan)...hiji
mangsa...bakal beak...janten duanana bakal nerekel hargana..nurutkeun pola
konsumsi (supply & demand).  sanajan nerekel na emas langkung
boyot...kumargi sistim ekonomi parantos global..nya aya we patalina dina
bentuk konversi tea ..(moneter dunya sareng ekonomi global).

*Uang Emas *

Yang dimaksud uang emas adalah uang yang dibuat dari emas, biasanya
tiap-tiap negara mempunyai uang emas dengan ciri-ciri yang berbeda. Uang
emas ini pada umumnya mempunyai nilai yang sama dengan nilai emasnya sesuai
kadar dan beratnya.

Uang emas asing adalah uang emas dari negara-negara asing yang masuk ke
Indonesia. Jenis-jenis uang emas asing diantaranya adalah :
 *Uang Emas *
 Jenis
Asal
Berat gram
Karat
Peribuan
 1 Souvereign
Inggris
7.99
22
0.916
 1/2 Souvereign
Inggris
3.99
22
0.916
 20 Dollar
USA
33.45
21.5
0.90
 10 Dollar
USA
16.72
21.5
0.90
 5 Dollar
USA
8.36
21.5
0.90
 1 Ducaat
 venesia
3.49
22
0.916
 100 Piaster
Turki
7.20
22
9.16
 1 Goulden
Belanda
6.72
22
0.916
 20 Mark
Jerman
7.965
21.5
0.90
 10 Pesos
Mexico
17.73
21.5
0.90
 20 Lira
Italia
6.45
21
0.90
 1 Corono
Portugal
17.73
22
0.916
 20 Lewa
Bulgaria
6.45
21.5
0.90
 1 Dinar
Arab
4.25
22
0.916

Setelah uang emas tidak lagi digunakan sebagai alat pembayaran, fungsinya
berubah jadi alat Investasi karena memang emas harganya naik terus dan tidak
terkena inflasi. Sehingga muncul coin-coin emas sebagai alat investasi, baik
coin dari Goldquest, Dinar, maupun coin2 yang dikeluarkan oleh BI. PT. Antam
pun sekarang mengeluarkan coin emas.

Jika Anda berniat Investasi emas, sebaiknya membeli emas dalam bentuk coin,
atau fine gold atau emas batangan karena ongkos bikin yang dikenakan lebih
rendah daripada bentuk perhiasan. Jika Anda mengalami kesulitan dalam
investasi emas, hubungi [EMAIL PROTECTED]









On 9/22/08, Jampanx Bang Jampang (via Multiply) <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
>
>
> <http://multiply.com/gv/g0SXml0WWYXshRu2zMujbw/eTTlO+qR6X0gy0++6PeUtA?xurl=http%3A%2F%2Fmultiply.com>
>  Jampanx
> Bang Jampang ([EMAIL PROTECTED]) has posted a new review.
>   [image: Review][image: Review][image: Review] KRISIS PALSU MINYAK &
> PANGAN<http://multiply.com/gv/g0SXml0WWYXshRu2zMujbw/eTTlO+qR6X0gy0++6PeUtA?xurl=http%3A%2F%2Fmultiply.com%2Fgi%2Fjampanx%3Areviews%3A69>
> **** Sep 22, '08 2:22 AM
> for everyone
> Category:OtherPertanyaan kita adalah apakah penyebab dan akar krisis
> ekonomi dan pangan tersebut? Apakah kelangkaan (scarcity) dari sumber energi
> dan pangan, sebagaimana dikatakan oleh para pejabat? Ataukah inflasi
> sebagaimana dikatakan oleh para ekonom? Ataukah ada persoalan lain?
>
> Salah satu faktor yang dituding sebagai penyebab krisis ekonomi dunia
> akhir-akhir ini adalah harga minyak mentah dunia. Dalam kurun enam bulan
> belakangan ini, menyusul krisis kredit perumahan di AS sejak September 2007,
> harga minyak terus-menerus naik. Sebelum memasuki kuartal terakhir 2007 lalu
> harga minyak hanya sekitar 70 dolar AS. Dalam waktu yang tak terlalu lama
> harga ini bergejolak dan, sesudah melewati angka psikologis 100 dolar
> AS/barel, terbukti tak kunjung reda, bahkan kini telah mencapai angka
> tertingginya, 115-an dolar AS.
>
> Belum ada tanda-tanda gejolak ini akan berakhir, kita disodori oleh krisis
> baru yang lebih mengkhawatirkan, yakni krisis pangan. Media masa
> memberitakan mulai terjadinya kerusuhan di berbagai kota di dunia. Insiden
> orang kelaparan pun makin membayangi. Para pejabat di PBB (Perserikatan
> Bangsa Bangsa) bahkan menyebutkan krisis pangan ini sebagai the silent
> tsunami yang melanda dunia.
>
> Pertanyaan kita adalah apakah penyebab dan akar krisis ekonomi dan pangan
> tersebut? Apakah kelangkaan (scarcity) dari sumber energi dan pangan,
> sebagaimana dikatakan oleh para pejabat? Ataukah inflasi sebagaimana
> dikatakan oleh para ekonom? Ataukah ada persoalan lain?
>
> Tulisan ini ingin membuktikan bahwa memang ada persoalan yang
> ditutup-tutupi, atau setidaknya dialihkan, hingga akar masalah yang
> sebenarnya tidak diketahui umum.
>
>
>
> Komodifikasi dan Muslihat Uang Kertas
> Persoalan sesungguhnya bukan terletak pada komoditi itu sendiri, baik
> minyak atau pun pangan atau komoditi apa pun, melainkan pada manipulasi yang
> merusak tatanan alamiah. Krisis minyak atau pangan, atau komoditi apa pun,
> tidak pernah disebabkan oleh kelangkaan komoditi itu sendiri. Implikasinya,
> krisis komiditi tidak pernah bermula dari komoditi itu sendiri, melainkan
> bermula dari komodifikasinya dan alat transaksi yang digunakan sebagai
> penukar komoditi tersebut, yakni uang fiat (kertas) yang tidak memiliki
> nilai apa pun kecuali selembar kertas itu sendiri.
>
> Pertama-tama kita pahami, pada dataran teknis, memang ada persoalan
> distribusi, tapi bukan produksi. Sumber daya alam (SDA) selalu melimpah,
> kalau tidak di semua daerah, di suatu daerah lainnya. Persoalannya, dalam
> era kapitalisme sekarang ini, sumber daya alam (SDA) sepenuhnya telah
> dikomodifikasikan, artinya dikuasai hanya oleh segelintir orang. Ketika
> telah dikomodifikasikan maka SDA tidak lagi diproduksi dan didistribusikan
> untuk memenuhi kebutuhan semua orang, melainkan untuk memenuhi ketamakan
> segelintir orang yang menguasainya.
>
> Lantas, kedua, ketika komoditi itu telah berada di tangan segelintir orang,
> maka fungsi asasinya sebagai alat pemenuhan kebutuhan hidup manusia tidak
> lagi dipedulikan, komoditi sepenuhnya menjadi sumber kekayaan. Inilah hal
> sebenarnya yang hari-hari ini sedang kita saksikan: kelangkaan energi dan
> pangan yang jadi persoalan mayoritas manusia, dijadikan sumber
> kekayaan-melimpah segelintir orang yang menguasainya di gudang-gudang
> mereka. Dengan kata lain, krisis minyak dan pangan, yang digembar-gemborkan
> media massa di seluruh dunia saat ini, adalah semu belaka.
>
> Dan, ketiga, hal inilah yang seharusnya membuka mata kita semua,
> sebagaimana akan ditunjukkan di bawah nanti, sistem mata uang kertas sebagai
> pengganti komoditi, adalah instrumen penghisapan oleh segelintir orang.
> Sistem uang kertas adalah sistem rente, atau riba, yang sangat menindas,
> karenanya diharamkan dalam Islam. Alat tukar yang halal (karena keadilannya)
> haruslah sesama komoditi, dua yang terbaik di antaranya emas dan perak.
>
>
>
> Dalam Dinar Harga Minyak Stabil
> Harga minyak mentah (Indonesia) terus mengalami kenaikan dalam lima tahun
> terakhir, dari 37.58 dolar AS (2004) menjadi 53.4 dolar AS (2005), menjadi
> 64.29 dolar AS (2006), menjadi 72.36 dolar AS (2007), dan terakhir melonjak
> menjadi 95.62 dolar AS/barel (2008). Kenaikannya adalah 154% (dari 37.58
> menjadi 95.62 dolar AS/barel). Kalau kita ambil harga minyak mentah dunia,
> pada tingkat yang tertinggi sekarang ini, taruhlah sekitar 115 dolar
> AS/barel, maka kenaikannya lebih tinggi, 206%. Secara flat kenaikan
> rata-rata harga minyak mentah Indonesia per tahunnya (dalam dolar AS) adalah
> 38.5%, sedang minyak dunia sebesar 50.1%.
>
> Sementara itu, kurs dinar emas sendiri dari tahun ke tahun juga
> terus-menerus naik. Pada tahun 2004 satu dinar adalah 54 dolar AS, menjadi
> 60 dolar AS (2005), berikutnya (2006) menjadi 85 dolar AS, lalu 95 (2007),
> dan saat ini (2008) menjadi 127 dolar AS, sebelum kembali turun ke 117 dolar
> AS (Mei 2008). Jadi, dinar emas sendiri mengalami apresiasi cukup besar,
> meskipun lebih rendah dari kenaikan harga minyak mentah, yaitu 135% (dari 54
> dolar AS menjadi 117 dolar AS/dinar). Rata-rata apresiasi dinar emas per
> tahun, dalam periode ini, adalah 29.16%, terpaut sekitar 9% dari rata-rata
> kenaikan harga minyak mentah (Indonesia) di atas.
>
> Sekarang kita lihat harga minyak mentah, dalam periode yang sama, dalam
> dinar emas. Pada tahun 2004 harga minyak mentah Indonesia adalah 0.7 dinar
> emas/barel, yang sesudah mengalami kenaikan lumayan tinggi setahun kemudian
> (2005) yakni 28%, menjadi 0.9 dinar emas/barel, kembali turun 11% setahun
> kemudian (2006) menjadi 0.76 dinar emas/barel. Dalam kurun tiga tahun
> terakhir, ketika situasi sangat tidak stabil â€" yang selalu ditampilkan
> kepada kita sebagai ’krisis’ â€" harga minyak dalam dinar emas justru
> sangat stabil, tidak beranjak dari 0.76 dinar emas/barel. Dalam periode ini
> (2006-2008) harga minyak mentah dalam dolar AS naik secara drastis, sekitar
> 49%! (dari 64.29 ke 95.62 dolar AS/barel). Dalam dinar emas tidak berubah
> alias kenaikannya 0%!
>
> Dengan cara ini kita melepaskan kaitan antara SDA dengan uang kertas (dolar
> AS). Kita kembalikan kaitan antara satu SDA (minyak) dan SDA lainnya (emas).
> Dengan jelas terbukti, antara keduanya, tidak terjadi pergeseran nilai
> tukar, inflasinya 0%. Kalau pun terjadi pergeseran, lebih karena faktor
> alamiah, kelangkaan atau kelebihan pasok, yang dalam waktu segera mengalami
> keseimbangan baru, sesuai dengan hukum supply-demand itu sendiri. Dengan
> adanya intervensi uang kertas, sebagai pengganti salah satu SDA yang
> dipertukarkan, dengan nilai nominal yang ditetapkan secara paksa oleh hukum
> negara, rusaklah hukum alamiah supply-demand ini. Segelintir orang, para
> pengganda uang kertas itu lah, yang meneguk keuntungan sepenuhnya dari
> rusaknya hukum alam tersebut. Maka, timbullah krisis palsu SDA seperti saat
> ini. Krisis yang sebenarnya adalah pada sistem mata uang kertas!
>
> Zaim Saidi - Direktur Wakala Induk Nusantara
>
> *Tags:* bbm 
> minyak<http://multiply.com/gv/g0SXml0WWYXshRu2zMujbw/eTTlO+qR6X0gy0++6PeUtA?xurl=%2Ftag%2Fbbm%2520minyak>
> *Prev:* Tayangan TV Banyak yang Salahi 
> Aturan<http://multiply.com/gv/g0SXml0WWYXshRu2zMujbw/eTTlO+qR6X0gy0++6PeUtA?xurl=%2Freviews%2Fitem%2F68>
> ****
>
>
>
>
> audio 
> reply<http://multiply.com/gv/g0SXml0WWYXshRu2zMujbw/eTTlO+qR6X0gy0++6PeUtA?xurl=http%3A%2F%2Fmultiply.com%2Fuser%2Fjoin%3Freplylink%3D1%26t%3D1222065064>
>  video
> reply<http://multiply.com/gv/g0SXml0WWYXshRu2zMujbw/eTTlO+qR6X0gy0++6PeUtA?xurl=http%3A%2F%2Fmultiply.com%2Fuser%2Fjoin%3Freplylink%3D1%26t%3D1222065064>
> Add a Comment
>
>
> <http://multiply.com/gv/g0SXml0WWYXshRu2zMujbw/eTTlO+qR6X0gy0++6PeUtA?xurl=http%3A%2F%2Fmultiply.com%2Fgi%2Fjampanx%3Areviews%3A69>
> <http://multiply.com/gv/g0SXml0WWYXshRu2zMujbw/eTTlO+qR6X0gy0++6PeUtA?xurl=http%3A%2F%2Ftaglines2.multiply.com%2Fnfc%3Faffid%3D10053%26group%3D1%26sender%3Dd471d433c13fae559d0b1b04bdc3d0c9%2Cmultiply.com%26rcpt%3Dd41d8cd98f00b204e9800998ecf8427e%2C%26ranstr%3D1222065064706298>
>
>
> Copyright 2008 Multiply Inc, 6001 Park of Commerce, Boca Raton, FL 33487,
> USA
> Stop e-mails, view our privacy policy, or report abuse: click 
> here<http://multiply.com/gv/g0SXml0WWYXshRu2zMujbw/eTTlO+qR6X0gy0++6PeUtA?xurl=http%3A%2F%2Fmultiply.com%2Fbl%2FeTTlO%2BqR6X0gy0%2B%2B6PeUtA>
>


[Non-text portions of this message have been removed]


------------------------------------

http://groups.yahoo.com/group/baraya_sunda/
http://barayasunda.servertalk.in/index.php?mforum=barayasunda


[Ti urang, nu urang, ku urang jeung keur urang balarea]Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/Baraya_Sunda/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/Baraya_Sunda/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Reply via email to