Hurip PKS.....!!!!

H Surtiwa wrote:
> Kuanon RI rek dibawa2 kana pamikiran Karl Marx (DM)  jeung Hasan Al-bana
> (IM)
>
> On 3/6/09, Kisunda <rudiyanasu...@gmail.com> wrote:
>   
>> Banyak kalangan yang khawatir dengan gejala fundamentalisme. Alasanya
>> sederhana, fundamentalisme mengancam perinsip hidup bersama: dimana
>> ruang-ruang akses, ekspresi dan kemugkinan pemanfaatnya terbagi secara
>> merata di antara berbagai individu maupun kelompok sosial dan kultur.
>>
>> Kondisi seperti di atas merupakan fenomena Indonesia kontemporer. Banyak
>> kalangan yang meyakini dan mempercayai Islam sebagai jawaban final atas
>> semuannya, sehingga mereka berpandangan bahwa negara wajib untuk
>> menginstitusinalkan syariah. Perspektif sempit tersebut telah
>> memunculkan fenomena revivalisme Islam atau biasa disebut kelompok
>> fundamentalisme Islam.
>>
>> Gelombang fundamentalisme Islam yang diwujudkan dalam hadirnya
>> partai-partai berlandaskan Islam mengalami peningkatan. Pada pemilu 1999
>> tercatat 86 kursi dari Partai yang berideologi Islam, dan 2004 naik
>> menjadi 127 kursi. Sedang terjadi stagnasi/ merosot PAN menyusut
>> suaranya dari 7,12 % pemilu 1999, menjadi 6,44 % pada pemilu 2004.
>> Sedang PKB 12,61% merosot hanya mendapat 10,57%.
>>
>> Kondisi ini merupakan pengulangan, namun sekali lagi, hadir dalam bentuk
>> yang berbeda. Sebagai cerminan sederhana, marilah kita bandingkan antara
>> Partai Komunis Indonesia (PKI), salah satu partai kuat dan idola di
>> zaman Sukarno dan Partai Keadilan Sejahtra (PKS), sebuah partai "the
>> new-rising star" di Zaman SBY. Pada pemilu tahun 1999 PKS dapat
>> meraih suara 1,4 persen suara. Lalu pada pemilu tahun 2004, PKS
>> merupakan partai yang paling berhasil dalam mendulang suara, dengan
>> mengalami kenaikan mencapai 7,3 persen. Perolehan ini berhasil
>> menempatkan 45 kursi wakilnya di senayan.
>>
>> Namun demikian, banyak di antara kelompok fundamentalis tersebut kini
>> seringkali melakukan propaganda pada masyarakat atas bahaya komunisme,
>> sebagai komponen dari masyarakat yang akan menghanguskan bangsa
>> Indonesia. Komuniasme dikampanyakean sebagai barang yang "haram"
>> dan musti dimusnahkan. Peristiwa Penyerbuan Papernas, banyaknya sepanduk
>> anti komunisme merupakan fakta yang tidak bisa ditolak.
>> ***
>>
>> Harus diakui, kehadiran PKS telah merubah peta politik Indonesia.
>> Organisasi Masyarakat seperti NU dan Muhammadiyah resah, dan mengerutu.
>> Banyak massa mereka yang menyebrang, tidak lagi memilik PKB atau PAN.
>> Sedangkan PKI merupakan partai urutan nomor lima pada pemilu 1955, namun
>> bila kita cermati, ada sisi menarik kesamaannya, terlepas dari berbagai
>> perbedaan yang tentu juga banyak di antara keduanya.
>>
>> Pertama baik PKS maupun PKI hadir saat tepat dunia sedang gersang
>> "suwung"; PKI, di saat masyarakat desa yang butuh kemakmuran,
>> sedang PKS lebih pada masyarakat kota yang sedang "kosong",
>> "krisis kepercayaan" dan butuh ketrentaman hidup, dan
>> personaliti yang meyakinkan. PKI menjawabnya dengan propaganda
>> masyarakat adil ala sosialis, sedang PKS menjanjikan masyarakat yang
>> bersih, sesuai dengan aturan-aturan ajaran agama Islam.
>>
>> Kedua PKI digerakkan oleh orang yang berpikir rasional (ala marxis),
>> demikian pula dengan PKS umumnya mengehendaki "rasionalisasi"
>> dalam agama—dalam pengertian bebas dari syirik, mistik, khurafat.
>> Maksudnya elite PKI merupakan orang-orang yang "melek buku" dan
>> cenderung berpikiran lebih modern, sekalipun massanya berada lebih
>> banyak di kalangan masyarakat bawah. Demikian pula dengan PKS, penggerak
>> utama dan kader inti mereka umunya adalah orang-orang yang
>> "well-educated", lulusan universitas-universitas di dalam negeri
>> ataupun di dalam negeri.
>>
>> Ketiga baik PKI maupun PKS memilik massa yang solid dan militan. Namun
>> jika PKS lebih di wilayah perkotaan, sedang PKI umumnya di pedesaan di
>> mana para petani biasa berdiam. Keempat "everyday is campaingn"
>> tampaknya menjadi siasat yang sama dalam PKI maupun PKS. Ini terbukti
>> bagaimana kedua partai tersebut dalam melakukan "promosi" partai
>> mereka bukan hanya saat/menjelang pemilu saja. Dalam aktivitas
>> keseharian, dan berbagai moment PKS merupakan partai yang getol turun ke
>> jalan, atau turun ke lapangan—seperti bakti sosial saat bencana
>> alam, dan lainnya. Ini juga dilakukan oleh PKI di zaman Sukarno.
>> Kelima baik PKI maupun PKS sama-sama menerapkan sistem sel dalam proses
>> kaderisasi massanya. Sebagaimana dikatakan presiden PKS, Tiffatul
>> Sembiring, Partai yang dipimpinya memiliki 8,3 juta konstituent dan 500
>> ribu kader yang aktif tersebar di seluruh nusantara (Burhanuddin,
>> Indopos/9/706). Keenam antara PKI dan PKS menempuh jalan prosedural dan
>> akomodatif, memasang pengaruh dan kekuatan di mana-mana. PKI yang
>> bergandengan dengan Sukarno, tebar jala diberbagai lini dan seterusnya.
>> Sama halnya dengan PKS yang akomodatif terhadap pemerintahan SBY, ikut
>> pemilu secara fair dan memasang orang di mana-mana.
>>
>> Ketujuh orang-orang PKS umumnya adalah orang yang sangat kuat memegang
>> ideologi. Mereka adalah sekelompok orang yang merasa prihatin akan
>> situasi bangsa ini agar menjadi lebih baik, mereka juga mempunyai emphai
>> atas orang-orang miskin. Demikian pula dengan PKI.
>> Kedelapan mewujudkan cita-cita masyarakat imajiner merupakan impian PKI
>> maupun PKS. PKI dengan keadilan distributif ala sosialisme, sedang PKS
>> masyarakat Islam. Kesembilan, antara PKI dan PKS adalah partai yang
>> memiliki jaringan atau ikatan ideologi di tingkatan internasional. PKI
>> dengan Unisoviet, Cina dan negara-negara komunis. Sedang PKS mempunyai
>> ikatan, atau minimal semangat yang sama dengan beberapa negara Islam di
>> timur tengah.
>> Kesepuluh dalam bebarapa hal kecil baik PKI maupun PKS juga memiliki
>> kesamaan dalam memantapkan perjuangan mereka. Jika PKI sering
>> menggunakan jargon "revolusi" "perjuangan proletar"
>> "camerade" maka PKS juga mempunyai jargon-jargon seperti
>> "jihad" "dakwah", "ikhwan" dan identitas,
>> "partai proletar" atau "partai dakwah" dan seterusnya.
>> Kesebelas baik PKI maupun PKS sama-sama partai dengan basis ideologi
>> yang mejadi objek kritikan dan bertentangan dengan mereka yang
>> menghendaki kebebasan dan demokrasi liberal. Karena memang, dalam altar
>> sejarah, tipe organisasi sepereti PKI dan PKS baik dari segi ideologi
>> dan sikap dalam kehidupan bernegara seringkali bersebarangan dengan
>> nilai-nilai demokrasi dan cenderung menghendaki masyarakat yang seragam.
>>
>> Tentu saja masih terdapat persamaan-persamaan yang lain di antara kedua
>> partai ini. Terlebih lagi hal-hal yang bersifat teknik dan pengelolaan
>> organisasi kepartaian. Selain itu juga terdapat persamaan yang sifatnya
>> sangat paradigmatik, sebagai contoh baik PKI maupun PKS percaya akan
>> misi Universalisme. Komunisme yang menjadi basis ideologi PKI merupakan
>> gagasan yang lahir di rahim Univeraslime pencerahan, yang mempercayai
>> kebenaran tunggal yang musti dikampayekan dan diperjuangkan dalam
>> masyarakat. Ini dapat ditelusuri pada gagasan-gagasan Marx yang
>> mempostulatkan determinasi ekonomi sebagai pusat segala lika-liku
>> fenomena kehidupan manusia di bumi ini.
>>
>> Demikian pula dengan PKS yang memegang teguh agama sebagai keyakinan
>> (addin) yang musti diwujudkan dalam pemerintahan (daulah). Memang agama
>> di sini, digunakan untuk melawan Universalisme ala Barat/pencerahan.
>> Namun apa yang dikerjakan adalah repetisi regimentasi kebenaran dengan
>> menawarkan universalismenya sendiri. Yakni agama sebagai titik pijak
>> segala kehidupan yang mutlak, berlaku melintasi ruang dan waktu. Yang
>> lantas kebenaran tersebut musti ditegakkan, hingga kuasa manusia di bumi
>> berjalin erat dengan pemilik kuasa planet Saturnus atau Yupiter. Dan
>> tentu saja yang bukan bagian dari mereka, adalah "the others" yang harus
>> disadarkan. Pola paradigama seperti ini jelas mengancam kebebasan
>> individu, dan pluralitas yang tidak bisa ditolak kehadirannya.
>>
>> Di samping persamaan-persamaan yang ada. Sudah barang tentu, terdapat
>> pula berderet perbedaan-perbedaan di antara kedua partai ini baik dari
>> segi konteks sosial maupun konteks zaman yang sedang dihadapi. Sekalipun
>> begitu, apa yang dipaparkan di sini—persamaan-persamaan
>> keduanya—merupakan usaha melihat bagaimana keduanya mempunyai peran
>> yang signifikan dalam pergulatan Indonesia.
>> Terlepas dari itu semua, terdapat kesamaan lain yang itu mungkin tidak
>> penting tetapi juga menarik. Kegairahan PKI maupun PKS dalam konstelasi
>> politik di Indonesia, mempunyai inspirator yang hampir mirip wajahnya
>> dan sama-sama berjenggot lebat: Karl Marx dan Hasan al-Bana.
>>
>>
>> -------------------------------------------------------
>>
>> (coretan seorang kawan aktivis yg teguh membela orang-orang tertindas)
>>
>> Muhammad Amin's Notes
>> Arta Adhi Surya
>> <http://www.facebook.com/s.php?k=100000080&id=1238732299>  at 12:55pm
>> February 28itulah resiko demokrasi, harus siap menerima segala bentuk
>> konsekuensi ideologi dan harus juga siap menerima siapa yang akan
>> menjadi "sopir" bagi negeri ini
>>
>> Donny Indrasworo
>> <http://www.facebook.com/s.php?k=100000080&id=764708459>  at 1:19pm
>> February 28Cantik putri wajah ayu
>> Menata hati yang tampan
>> Kalau ingin Indonesia maju
>> abang pilih nomor lapan
>>
>> Muhammad Amin <http://www.facebook.com/profile.php?id=557092165>  at
>> 1:26pm February 28@ Artha Adhi Surya : Betul Bung, tetapi
>> lucunya....justru PKS sendiri yg menginginkan syariat Islam bukan
>> demokrasi, malah banyak org PKS yang anti demokrasi. Kalau PKS sekarang
>> bebas itu karena demokrasi, jadi demokrasi sekuler jangan diganti
>> syariat Islam. Kenyataan paradoksal....!!!! ;-))
>>
>> PKI dan PKS sebenarnya sama-sama berada di kutub radikal, radikal kiri
>> dan radikal kanan. Keduanya tidak menyelesaikan masalah bangsa, tapi
>> memperparah.......contoh sudah banyak, tidak perlu diulangi kebodohan
>> sejarah itu.....
>>
>> Semoga berkenan....Peace&Love..
>>
>> Basri Hasan <http://www.facebook.com/s.php?k=100000080&id=1093785330>
>> at 1:28pm February 28Ideologi basic Islam adalah communalism, hampr
>> seluruh syirah Muhammad demikian. Sekaligus mereka sangat
>> authoritarianism dan pragmatism, terlihat bgmn jenazah Muhammad
>> diterlantarkan selama 3 hari demi kursi khalifah. Model authotarianism
>> ini sangat membius karena didukung filosofi "pro deo" dan ajaran
>> akunting pahala.
>> Kekurangan filosofi ini ialah tiadanya kreatifitas keilmuan, sehingga
>> level hidup ekonomi mereka tetap marginal, disini PKS berbuat sangat
>> lihat dengan melacurkan diri bertindak sekularis, dan tentunya
>> memperkaya diri. Hal yang sama merupakan historical repetition dari
>> Masyumi dahulu, dan berakhir dengan kebangkrutran, mudah-mudahan lebih
>> cepat.
>> Hanya filosofi komunis yg bisa menandingi dulu. Sekarang adanya Mjlis
>> Fesbuqiyah wal Jamaah diharapak akan mencairkan, dengan syarat biaya
>> akses internet dibuat murah.
>> cheers
>>
>> Arta Adhi Surya
>> <http://www.facebook.com/s.php?k=100000080&id=1238732299>  at 1:48pm
>> February 28Sebenarnya syariat islam memang sedang dalam proses menguasai
>> dunia, contoh yg paling kongkret adalah sistem keuangan syariah yg kini
>> bahkan mulai diadopsi lembaga2 keuangan sekuler.
>>
>> Tapi pendapat saya bung amin, apapun sistem yang akan mengelola dunia
>> ini, asalkan itu diterima oleh masyarakat tanpa paksaan (sekali lagi
>> tanpa paksaan, karena saya biarpun muslim dan setuju dengan penerapan
>> syariat islam, tetap menolak segala bentuk pemaksaan dan penindasan) toh
>> sah-sah saja menjadi sistem yang dianut oleh masyarakat dunia tanpa
>> perlu berubah keyakinan harus menjadi islam.
>>
>> Sejarah membuktikan, sistem syariat islam masih merupakan sistem yang
>> terbaik dan adil dalam memperlakukan manusia. Bung Amin tentu masih
>> ingat bagaimana Ali bin Abi Thalib saat manjadi khalifah kalah dalam
>> persidangan memperebutkan baju besinya yang diklaim oleh orang yahudi,
>> karena Ali tak bisa membuktikan bahwa baju besi itu miliknya  :)
>>
>> Ady Aprialdy <http://www.facebook.com/s.php?k=100000080&id=1300355293>
>> at 1:53pm February 28Demokrasi ala menang dan kalah tidak tepat bagi
>> bangsa kita bung... karena the founthing father kita telah menetapkan
>> PANCASILA dasar indonesia merdeka , yang di dalam sila ke 4 di tetapkam
>> musyawarah mufakat sebagai bentuk demokrasinya sehingga gotong royong
>> dapat terlaksana!! ...bagai mana mekanismenya?? ...mari kita diskusikan
>> bersama.. , itu baru dikatakan sebagai generasi penyempurna bukan
>> mengubahnya...
>> Saat ini kita hanya reaksioner BUKAN revolusioner....
>> sehingga kita hanya melakukan dengan benar ..BUKAN yang benar...
>> Heru Malay <http://www.facebook.com/s.php?k=100000080&id=1547517029>  at
>> 1:54pm February 2...@amin
>> Bagi saya, ini satu-satunya catatan anda yang cerdas, saya suka itu  :)
>> Meskipun sayangnya kurang berimbang. Seandainya disebutkan juga
>> perbedaan2nya, mungkin lebih terlihat netral, bisa menyembunyikan
>> tendensi dibaliknya  ;)
>>
>> Tapi komentar anda thd Atha Adi Surya-lah yg lebih ingin saya kritik.
>> Mungkin karena anda di Belanda jadi ketinggalan info terbaru di tanah
>> air ya?
>>
>> Hidayat Nur Wahid (Mantan Presiden PKS) : "...Pancasila dan UUD 1945
>> sudah final untuk Indonesia..." (ada di banyak sumber, silahkan googling
>> sendiri)
>>
>> Anis Matta & juga Zulkieflimansyah (Sekjen & WaSekjen PKS) : "...Politik
>> aliran yang membawa-bawa agama sudah usang... (juga ada di banyak
>> sumber)
>>
>> Hilmi Aminuddin (Ketua Majelis Syuro/penguasa tertinggi PKS) : "...PKS
>> tidak akan menerapkan syariat Islam jika sudah berkuasa..." (juga ada di
>> banyak sumber)
>>
>> Jadi, tuduhan anda bahwa PKS akan menerapkan syariat Islam hanya tuduhan
>> kosong yg bersumber dari ilusi atau memang ada faktanya?
>>
>> Musholin Dzul Jalali Fajri
>> <http://www.facebook.com/s.php?k=100000080&id=1029133770>  at 2:29pm
>> February 28@@@ Heru malay
>> mana ada maling ngaku maling....!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
>> analisa sederhana saja bung.
>> ex: pks megeluarkan fatwa tahlil;yasin;albarzanji ada tuntunannya ,
>> tidak apa2, malah dalam selebaranya sunnah
>> tapi kenyataanya di lapangn mereka mengkafirkan jama'ah yang melaku
>> yasin;tahlil; albarzajiy. dan mencap masarakat yang melakukan tradisi
>> tersubut sesat..
>> gimana mas komentarnya?????????
>> ok.
>>
>> Mahmud Syaltout <http://www.facebook.com/s.php?k=100000080&id=700791043>
>> at 2:35pm February 28Matur suwun udah di-tag Mas...
>>
>> Cukup menarik analisanya Mas. Tapi analisa ini menurutku masih belum
>> selesai menurutku, soalnya andaikan PKI dan PKS itu sama, identik atau
>> podho plek (istilah suroboyoanné), sebenarnya ini sebuah pertanda
>> bagus atau jelek menurut sampeyan?
>>
>> Soalnya, aku tidak melihat kejelasan baik sekaligus buruknya sama dengan
>> PKI. Setidaknya dari sebelas kesamaan plus satu kesamaan "jenggot" tidak
>> ada yang menunjuk itu sebagai kelemahan atau kekurangan PKS dan atau pun
>> PKI, malah aku pikir sebaliknya...
>>
>> Bener ora?
>>
>> Fendi Nata <http://www.facebook.com/s.php?k=100000080&id=1225283732>  at
>> 3:23pm February 28kebanyakan orang hanya menilai dari luar saja coba
>> masuki dulu baru komentar
>> anjing saja tidak akan menggonggong sebelum liat setan
>>
>> Dedy Muller <http://www.facebook.com/s.php?k=100000080&id=1019054404>
>> at 3:30pm February 2...@arta adhi surya
>> Yang membuat saya bingung adalah rumusan ttg Sistem Syariat Islam itu
>> sendiri.
>> 1. Apakah sistem perbankan konvensional dgn praktek bunga yg dikontrol
>> oleh otoritas yg kredibel & accountable dan dirasakan besar manfaatny,
>> tidak Islami ?
>> 2. Apakah syariat islam hanya didasarkan atas praktek perilaku nabi dan
>> sahabatnya serta otoritas ijma jumhur ulama dlm penafsirannya ?
>> 3.Apakah perilaku & budaya di luar pengalaman hidup nabi & sahabatnya yg
>> dirasakan membawa kemaslahatanbagi banyak org tidak dpt diambil sbg
>> sistem syariat Islam ? contoh pendidikan sex u/anak, penelitian cangkok
>> pankreas babi ke penderita diabetes, dsb
>>
>> Rafina Harahap <http://www.facebook.com/s.php?k=100000080&id=1591171384>
>> at 4:02pm February 28Analisismu kurang dalam. Dalam demokrasi, adalah
>> hal biasa jika ada argumen tanding, baik itu PKS, HTI, Muhammadyah, NU
>> atau kelompoknya kang Jalal. Gak harus dibandingkan dgn PKI, atau
>> disama-samakan, kesannya othak-athik gathuk. Silogisme anda tidak
>> nyambung dengan premis.
>>
>> Barat tidak identik dengan universalitas. Coba anda baca buku Sesudah
>> Filsafat, kumpulan esai terbitan Kanisius menyambut 70 tahun Romo
>> Magnis.
>>
>> Di buku ini ada tulisan menarik: Manusia dan HAM, sebuah kontroversi
>> antara Islam dan Barat, karya Francesco Budi Hardiman. Rohaniwan Katolik
>> ini justru mengkritik sikap Barat yang mendaku (mengklaim)
>> universalitasnya untuk diterapkan pada semua kultur, termasuk kultur
>> Islam.
>>
>> Dengan "cangkok paksa" tsb, Barat tidak menghargai pluralisme kultural
>> di muka bumi, demikian tulis Hardiman.
>>
>> Anand Krishna Full <http://www.facebook.com/profile.php?id=653143121>
>> at 4:12pm February 28Bung Amin, your understanding is brilliant.... bisa
>> ngaak Bung Amin membuat surat resmi, saya tidak keberatan untuk nama
>> saya dicantumkan sebagai supoorter.... kita kirimkan ke seluruh media di
>> tanah air, juga ke partai-partai politik yang saat ini kehilangan rasa
>> percaya dirinya dan untuk meraih kekuasaan akan melakukan apa saja...
>>
>> Keberadaan Bung Amin di luar negeri ini penting sekali, sehingga media
>> di luar pun tahu apa yang sedang terjadi disini.
>>
>> KOnstelasi politik di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari keamanan
>> dunia secara keseluruhan.... Tksih, Bung...
>>
>> M. Subhan Zamzami
>> <http://www.facebook.com/s.php?k=100000080&id=1325333594>  at 4:17pm
>> February 28
>> @ Artha Adi: Saya salut dgn sikap ketidak setujuan anda dlm pemaksaan
>> dan penindasan atas nama syariah. Tapi kenyataan sejarah berbeda; bila
>> suatu ideologi Islam berkuasa niscaya ia akan menafikan ideologi Islam
>> yg lain. Hal ini bisa dibuktikan dgn catatan sejarah Islam baik klasik
>> maupun kontempore
>> Contoh klasik: [1] pada zaman Khalifah al-Makmun berkuasa, Muktazilah
>> adalah ideologi resmi negara sehingga dia memaksakan ideologi ini untuk
>> rakyatnya seperti konsep khalq al-Qur`an [2] pada zaman Khalifah
>> al-Qadir dari dinasti Abbasiah, Asy'ariah adalah ideologi resmi negara
>> dan memaksa kalangan Muktazilah untuk meninggalkan ideologi mereka. Hal
>> ini dibuktikan dgn adanya "Bayan al-I'tiqad al-Qadiri".
>> Contoh kontemporer: Saudi Arabia dgn dominasi Wahabinya. Ulama-ulama
>> non-Wahabi tak leluasa mengajarkan madzhab mereka karena tekanan
>> orang-orang Wahabi yg didukung oleh kekuatan politik kerajaan. Tak heran
>> bila acara Maulid Nabi mereka lakukan diam-diam dan ziarah kubur pun
>> masih diawasi
>>
>>
>>
>> ------------------------------------
>>
>> http://groups.yahoo.com/group/baraya_sunda/
>> http://barayasunda.servertalk.in/index.php?mforum=barayasunda
>>
>>
>> [Ti urang, nu urang, ku urang jeung keur urang balarea]Yahoo! Groups Links
>>
>>
>>
>>
>>     
>
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>
> ------------------------------------
>
> http://groups.yahoo.com/group/baraya_sunda/
> http://barayasunda.servertalk.in/index.php?mforum=barayasunda
>
>
> [Ti urang, nu urang, ku urang jeung keur urang balarea]Yahoo! Groups Links
>
>
>
>
>   



------------------------------------

http://groups.yahoo.com/group/baraya_sunda/
http://barayasunda.servertalk.in/index.php?mforum=barayasunda


[Ti urang, nu urang, ku urang jeung keur urang balarea]Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/Baraya_Sunda/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/Baraya_Sunda/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:baraya_sunda-dig...@yahoogroups.com 
    mailto:baraya_sunda-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    baraya_sunda-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke