Hurip PKS.....!!!!
H Surtiwa wrote: > Kuanon RI rek dibawa2 kana pamikiran Karl Marx (DM) jeung Hasan Al-bana > (IM) > > On 3/6/09, Kisunda <rudiyanasu...@gmail.com> wrote: > >> Banyak kalangan yang khawatir dengan gejala fundamentalisme. Alasanya >> sederhana, fundamentalisme mengancam perinsip hidup bersama: dimana >> ruang-ruang akses, ekspresi dan kemugkinan pemanfaatnya terbagi secara >> merata di antara berbagai individu maupun kelompok sosial dan kultur. >> >> Kondisi seperti di atas merupakan fenomena Indonesia kontemporer. Banyak >> kalangan yang meyakini dan mempercayai Islam sebagai jawaban final atas >> semuannya, sehingga mereka berpandangan bahwa negara wajib untuk >> menginstitusinalkan syariah. Perspektif sempit tersebut telah >> memunculkan fenomena revivalisme Islam atau biasa disebut kelompok >> fundamentalisme Islam. >> >> Gelombang fundamentalisme Islam yang diwujudkan dalam hadirnya >> partai-partai berlandaskan Islam mengalami peningkatan. Pada pemilu 1999 >> tercatat 86 kursi dari Partai yang berideologi Islam, dan 2004 naik >> menjadi 127 kursi. Sedang terjadi stagnasi/ merosot PAN menyusut >> suaranya dari 7,12 % pemilu 1999, menjadi 6,44 % pada pemilu 2004. >> Sedang PKB 12,61% merosot hanya mendapat 10,57%. >> >> Kondisi ini merupakan pengulangan, namun sekali lagi, hadir dalam bentuk >> yang berbeda. Sebagai cerminan sederhana, marilah kita bandingkan antara >> Partai Komunis Indonesia (PKI), salah satu partai kuat dan idola di >> zaman Sukarno dan Partai Keadilan Sejahtra (PKS), sebuah partai "the >> new-rising star" di Zaman SBY. Pada pemilu tahun 1999 PKS dapat >> meraih suara 1,4 persen suara. Lalu pada pemilu tahun 2004, PKS >> merupakan partai yang paling berhasil dalam mendulang suara, dengan >> mengalami kenaikan mencapai 7,3 persen. Perolehan ini berhasil >> menempatkan 45 kursi wakilnya di senayan. >> >> Namun demikian, banyak di antara kelompok fundamentalis tersebut kini >> seringkali melakukan propaganda pada masyarakat atas bahaya komunisme, >> sebagai komponen dari masyarakat yang akan menghanguskan bangsa >> Indonesia. Komuniasme dikampanyakean sebagai barang yang "haram" >> dan musti dimusnahkan. Peristiwa Penyerbuan Papernas, banyaknya sepanduk >> anti komunisme merupakan fakta yang tidak bisa ditolak. >> *** >> >> Harus diakui, kehadiran PKS telah merubah peta politik Indonesia. >> Organisasi Masyarakat seperti NU dan Muhammadiyah resah, dan mengerutu. >> Banyak massa mereka yang menyebrang, tidak lagi memilik PKB atau PAN. >> Sedangkan PKI merupakan partai urutan nomor lima pada pemilu 1955, namun >> bila kita cermati, ada sisi menarik kesamaannya, terlepas dari berbagai >> perbedaan yang tentu juga banyak di antara keduanya. >> >> Pertama baik PKS maupun PKI hadir saat tepat dunia sedang gersang >> "suwung"; PKI, di saat masyarakat desa yang butuh kemakmuran, >> sedang PKS lebih pada masyarakat kota yang sedang "kosong", >> "krisis kepercayaan" dan butuh ketrentaman hidup, dan >> personaliti yang meyakinkan. PKI menjawabnya dengan propaganda >> masyarakat adil ala sosialis, sedang PKS menjanjikan masyarakat yang >> bersih, sesuai dengan aturan-aturan ajaran agama Islam. >> >> Kedua PKI digerakkan oleh orang yang berpikir rasional (ala marxis), >> demikian pula dengan PKS umumnya mengehendaki "rasionalisasi" >> dalam agama—dalam pengertian bebas dari syirik, mistik, khurafat. >> Maksudnya elite PKI merupakan orang-orang yang "melek buku" dan >> cenderung berpikiran lebih modern, sekalipun massanya berada lebih >> banyak di kalangan masyarakat bawah. Demikian pula dengan PKS, penggerak >> utama dan kader inti mereka umunya adalah orang-orang yang >> "well-educated", lulusan universitas-universitas di dalam negeri >> ataupun di dalam negeri. >> >> Ketiga baik PKI maupun PKS memilik massa yang solid dan militan. Namun >> jika PKS lebih di wilayah perkotaan, sedang PKI umumnya di pedesaan di >> mana para petani biasa berdiam. Keempat "everyday is campaingn" >> tampaknya menjadi siasat yang sama dalam PKI maupun PKS. Ini terbukti >> bagaimana kedua partai tersebut dalam melakukan "promosi" partai >> mereka bukan hanya saat/menjelang pemilu saja. Dalam aktivitas >> keseharian, dan berbagai moment PKS merupakan partai yang getol turun ke >> jalan, atau turun ke lapangan—seperti bakti sosial saat bencana >> alam, dan lainnya. Ini juga dilakukan oleh PKI di zaman Sukarno. >> Kelima baik PKI maupun PKS sama-sama menerapkan sistem sel dalam proses >> kaderisasi massanya. Sebagaimana dikatakan presiden PKS, Tiffatul >> Sembiring, Partai yang dipimpinya memiliki 8,3 juta konstituent dan 500 >> ribu kader yang aktif tersebar di seluruh nusantara (Burhanuddin, >> Indopos/9/706). Keenam antara PKI dan PKS menempuh jalan prosedural dan >> akomodatif, memasang pengaruh dan kekuatan di mana-mana. PKI yang >> bergandengan dengan Sukarno, tebar jala diberbagai lini dan seterusnya. >> Sama halnya dengan PKS yang akomodatif terhadap pemerintahan SBY, ikut >> pemilu secara fair dan memasang orang di mana-mana. >> >> Ketujuh orang-orang PKS umumnya adalah orang yang sangat kuat memegang >> ideologi. Mereka adalah sekelompok orang yang merasa prihatin akan >> situasi bangsa ini agar menjadi lebih baik, mereka juga mempunyai emphai >> atas orang-orang miskin. Demikian pula dengan PKI. >> Kedelapan mewujudkan cita-cita masyarakat imajiner merupakan impian PKI >> maupun PKS. PKI dengan keadilan distributif ala sosialisme, sedang PKS >> masyarakat Islam. Kesembilan, antara PKI dan PKS adalah partai yang >> memiliki jaringan atau ikatan ideologi di tingkatan internasional. PKI >> dengan Unisoviet, Cina dan negara-negara komunis. Sedang PKS mempunyai >> ikatan, atau minimal semangat yang sama dengan beberapa negara Islam di >> timur tengah. >> Kesepuluh dalam bebarapa hal kecil baik PKI maupun PKS juga memiliki >> kesamaan dalam memantapkan perjuangan mereka. Jika PKI sering >> menggunakan jargon "revolusi" "perjuangan proletar" >> "camerade" maka PKS juga mempunyai jargon-jargon seperti >> "jihad" "dakwah", "ikhwan" dan identitas, >> "partai proletar" atau "partai dakwah" dan seterusnya. >> Kesebelas baik PKI maupun PKS sama-sama partai dengan basis ideologi >> yang mejadi objek kritikan dan bertentangan dengan mereka yang >> menghendaki kebebasan dan demokrasi liberal. Karena memang, dalam altar >> sejarah, tipe organisasi sepereti PKI dan PKS baik dari segi ideologi >> dan sikap dalam kehidupan bernegara seringkali bersebarangan dengan >> nilai-nilai demokrasi dan cenderung menghendaki masyarakat yang seragam. >> >> Tentu saja masih terdapat persamaan-persamaan yang lain di antara kedua >> partai ini. Terlebih lagi hal-hal yang bersifat teknik dan pengelolaan >> organisasi kepartaian. Selain itu juga terdapat persamaan yang sifatnya >> sangat paradigmatik, sebagai contoh baik PKI maupun PKS percaya akan >> misi Universalisme. Komunisme yang menjadi basis ideologi PKI merupakan >> gagasan yang lahir di rahim Univeraslime pencerahan, yang mempercayai >> kebenaran tunggal yang musti dikampayekan dan diperjuangkan dalam >> masyarakat. Ini dapat ditelusuri pada gagasan-gagasan Marx yang >> mempostulatkan determinasi ekonomi sebagai pusat segala lika-liku >> fenomena kehidupan manusia di bumi ini. >> >> Demikian pula dengan PKS yang memegang teguh agama sebagai keyakinan >> (addin) yang musti diwujudkan dalam pemerintahan (daulah). Memang agama >> di sini, digunakan untuk melawan Universalisme ala Barat/pencerahan. >> Namun apa yang dikerjakan adalah repetisi regimentasi kebenaran dengan >> menawarkan universalismenya sendiri. Yakni agama sebagai titik pijak >> segala kehidupan yang mutlak, berlaku melintasi ruang dan waktu. Yang >> lantas kebenaran tersebut musti ditegakkan, hingga kuasa manusia di bumi >> berjalin erat dengan pemilik kuasa planet Saturnus atau Yupiter. Dan >> tentu saja yang bukan bagian dari mereka, adalah "the others" yang harus >> disadarkan. Pola paradigama seperti ini jelas mengancam kebebasan >> individu, dan pluralitas yang tidak bisa ditolak kehadirannya. >> >> Di samping persamaan-persamaan yang ada. Sudah barang tentu, terdapat >> pula berderet perbedaan-perbedaan di antara kedua partai ini baik dari >> segi konteks sosial maupun konteks zaman yang sedang dihadapi. Sekalipun >> begitu, apa yang dipaparkan di sini—persamaan-persamaan >> keduanya—merupakan usaha melihat bagaimana keduanya mempunyai peran >> yang signifikan dalam pergulatan Indonesia. >> Terlepas dari itu semua, terdapat kesamaan lain yang itu mungkin tidak >> penting tetapi juga menarik. Kegairahan PKI maupun PKS dalam konstelasi >> politik di Indonesia, mempunyai inspirator yang hampir mirip wajahnya >> dan sama-sama berjenggot lebat: Karl Marx dan Hasan al-Bana. >> >> >> ------------------------------------------------------- >> >> (coretan seorang kawan aktivis yg teguh membela orang-orang tertindas) >> >> Muhammad Amin's Notes >> Arta Adhi Surya >> <http://www.facebook.com/s.php?k=100000080&id=1238732299> at 12:55pm >> February 28itulah resiko demokrasi, harus siap menerima segala bentuk >> konsekuensi ideologi dan harus juga siap menerima siapa yang akan >> menjadi "sopir" bagi negeri ini >> >> Donny Indrasworo >> <http://www.facebook.com/s.php?k=100000080&id=764708459> at 1:19pm >> February 28Cantik putri wajah ayu >> Menata hati yang tampan >> Kalau ingin Indonesia maju >> abang pilih nomor lapan >> >> Muhammad Amin <http://www.facebook.com/profile.php?id=557092165> at >> 1:26pm February 28@ Artha Adhi Surya : Betul Bung, tetapi >> lucunya....justru PKS sendiri yg menginginkan syariat Islam bukan >> demokrasi, malah banyak org PKS yang anti demokrasi. Kalau PKS sekarang >> bebas itu karena demokrasi, jadi demokrasi sekuler jangan diganti >> syariat Islam. Kenyataan paradoksal....!!!! ;-)) >> >> PKI dan PKS sebenarnya sama-sama berada di kutub radikal, radikal kiri >> dan radikal kanan. Keduanya tidak menyelesaikan masalah bangsa, tapi >> memperparah.......contoh sudah banyak, tidak perlu diulangi kebodohan >> sejarah itu..... >> >> Semoga berkenan....Peace&Love.. >> >> Basri Hasan <http://www.facebook.com/s.php?k=100000080&id=1093785330> >> at 1:28pm February 28Ideologi basic Islam adalah communalism, hampr >> seluruh syirah Muhammad demikian. Sekaligus mereka sangat >> authoritarianism dan pragmatism, terlihat bgmn jenazah Muhammad >> diterlantarkan selama 3 hari demi kursi khalifah. Model authotarianism >> ini sangat membius karena didukung filosofi "pro deo" dan ajaran >> akunting pahala. >> Kekurangan filosofi ini ialah tiadanya kreatifitas keilmuan, sehingga >> level hidup ekonomi mereka tetap marginal, disini PKS berbuat sangat >> lihat dengan melacurkan diri bertindak sekularis, dan tentunya >> memperkaya diri. Hal yang sama merupakan historical repetition dari >> Masyumi dahulu, dan berakhir dengan kebangkrutran, mudah-mudahan lebih >> cepat. >> Hanya filosofi komunis yg bisa menandingi dulu. Sekarang adanya Mjlis >> Fesbuqiyah wal Jamaah diharapak akan mencairkan, dengan syarat biaya >> akses internet dibuat murah. >> cheers >> >> Arta Adhi Surya >> <http://www.facebook.com/s.php?k=100000080&id=1238732299> at 1:48pm >> February 28Sebenarnya syariat islam memang sedang dalam proses menguasai >> dunia, contoh yg paling kongkret adalah sistem keuangan syariah yg kini >> bahkan mulai diadopsi lembaga2 keuangan sekuler. >> >> Tapi pendapat saya bung amin, apapun sistem yang akan mengelola dunia >> ini, asalkan itu diterima oleh masyarakat tanpa paksaan (sekali lagi >> tanpa paksaan, karena saya biarpun muslim dan setuju dengan penerapan >> syariat islam, tetap menolak segala bentuk pemaksaan dan penindasan) toh >> sah-sah saja menjadi sistem yang dianut oleh masyarakat dunia tanpa >> perlu berubah keyakinan harus menjadi islam. >> >> Sejarah membuktikan, sistem syariat islam masih merupakan sistem yang >> terbaik dan adil dalam memperlakukan manusia. Bung Amin tentu masih >> ingat bagaimana Ali bin Abi Thalib saat manjadi khalifah kalah dalam >> persidangan memperebutkan baju besinya yang diklaim oleh orang yahudi, >> karena Ali tak bisa membuktikan bahwa baju besi itu miliknya :) >> >> Ady Aprialdy <http://www.facebook.com/s.php?k=100000080&id=1300355293> >> at 1:53pm February 28Demokrasi ala menang dan kalah tidak tepat bagi >> bangsa kita bung... karena the founthing father kita telah menetapkan >> PANCASILA dasar indonesia merdeka , yang di dalam sila ke 4 di tetapkam >> musyawarah mufakat sebagai bentuk demokrasinya sehingga gotong royong >> dapat terlaksana!! ...bagai mana mekanismenya?? ...mari kita diskusikan >> bersama.. , itu baru dikatakan sebagai generasi penyempurna bukan >> mengubahnya... >> Saat ini kita hanya reaksioner BUKAN revolusioner.... >> sehingga kita hanya melakukan dengan benar ..BUKAN yang benar... >> Heru Malay <http://www.facebook.com/s.php?k=100000080&id=1547517029> at >> 1:54pm February 2...@amin >> Bagi saya, ini satu-satunya catatan anda yang cerdas, saya suka itu :) >> Meskipun sayangnya kurang berimbang. Seandainya disebutkan juga >> perbedaan2nya, mungkin lebih terlihat netral, bisa menyembunyikan >> tendensi dibaliknya ;) >> >> Tapi komentar anda thd Atha Adi Surya-lah yg lebih ingin saya kritik. >> Mungkin karena anda di Belanda jadi ketinggalan info terbaru di tanah >> air ya? >> >> Hidayat Nur Wahid (Mantan Presiden PKS) : "...Pancasila dan UUD 1945 >> sudah final untuk Indonesia..." (ada di banyak sumber, silahkan googling >> sendiri) >> >> Anis Matta & juga Zulkieflimansyah (Sekjen & WaSekjen PKS) : "...Politik >> aliran yang membawa-bawa agama sudah usang... (juga ada di banyak >> sumber) >> >> Hilmi Aminuddin (Ketua Majelis Syuro/penguasa tertinggi PKS) : "...PKS >> tidak akan menerapkan syariat Islam jika sudah berkuasa..." (juga ada di >> banyak sumber) >> >> Jadi, tuduhan anda bahwa PKS akan menerapkan syariat Islam hanya tuduhan >> kosong yg bersumber dari ilusi atau memang ada faktanya? >> >> Musholin Dzul Jalali Fajri >> <http://www.facebook.com/s.php?k=100000080&id=1029133770> at 2:29pm >> February 28@@@ Heru malay >> mana ada maling ngaku maling....!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! >> analisa sederhana saja bung. >> ex: pks megeluarkan fatwa tahlil;yasin;albarzanji ada tuntunannya , >> tidak apa2, malah dalam selebaranya sunnah >> tapi kenyataanya di lapangn mereka mengkafirkan jama'ah yang melaku >> yasin;tahlil; albarzajiy. dan mencap masarakat yang melakukan tradisi >> tersubut sesat.. >> gimana mas komentarnya????????? >> ok. >> >> Mahmud Syaltout <http://www.facebook.com/s.php?k=100000080&id=700791043> >> at 2:35pm February 28Matur suwun udah di-tag Mas... >> >> Cukup menarik analisanya Mas. Tapi analisa ini menurutku masih belum >> selesai menurutku, soalnya andaikan PKI dan PKS itu sama, identik atau >> podho plek (istilah suroboyoanné), sebenarnya ini sebuah pertanda >> bagus atau jelek menurut sampeyan? >> >> Soalnya, aku tidak melihat kejelasan baik sekaligus buruknya sama dengan >> PKI. Setidaknya dari sebelas kesamaan plus satu kesamaan "jenggot" tidak >> ada yang menunjuk itu sebagai kelemahan atau kekurangan PKS dan atau pun >> PKI, malah aku pikir sebaliknya... >> >> Bener ora? >> >> Fendi Nata <http://www.facebook.com/s.php?k=100000080&id=1225283732> at >> 3:23pm February 28kebanyakan orang hanya menilai dari luar saja coba >> masuki dulu baru komentar >> anjing saja tidak akan menggonggong sebelum liat setan >> >> Dedy Muller <http://www.facebook.com/s.php?k=100000080&id=1019054404> >> at 3:30pm February 2...@arta adhi surya >> Yang membuat saya bingung adalah rumusan ttg Sistem Syariat Islam itu >> sendiri. >> 1. Apakah sistem perbankan konvensional dgn praktek bunga yg dikontrol >> oleh otoritas yg kredibel & accountable dan dirasakan besar manfaatny, >> tidak Islami ? >> 2. Apakah syariat islam hanya didasarkan atas praktek perilaku nabi dan >> sahabatnya serta otoritas ijma jumhur ulama dlm penafsirannya ? >> 3.Apakah perilaku & budaya di luar pengalaman hidup nabi & sahabatnya yg >> dirasakan membawa kemaslahatanbagi banyak org tidak dpt diambil sbg >> sistem syariat Islam ? contoh pendidikan sex u/anak, penelitian cangkok >> pankreas babi ke penderita diabetes, dsb >> >> Rafina Harahap <http://www.facebook.com/s.php?k=100000080&id=1591171384> >> at 4:02pm February 28Analisismu kurang dalam. Dalam demokrasi, adalah >> hal biasa jika ada argumen tanding, baik itu PKS, HTI, Muhammadyah, NU >> atau kelompoknya kang Jalal. Gak harus dibandingkan dgn PKI, atau >> disama-samakan, kesannya othak-athik gathuk. Silogisme anda tidak >> nyambung dengan premis. >> >> Barat tidak identik dengan universalitas. Coba anda baca buku Sesudah >> Filsafat, kumpulan esai terbitan Kanisius menyambut 70 tahun Romo >> Magnis. >> >> Di buku ini ada tulisan menarik: Manusia dan HAM, sebuah kontroversi >> antara Islam dan Barat, karya Francesco Budi Hardiman. Rohaniwan Katolik >> ini justru mengkritik sikap Barat yang mendaku (mengklaim) >> universalitasnya untuk diterapkan pada semua kultur, termasuk kultur >> Islam. >> >> Dengan "cangkok paksa" tsb, Barat tidak menghargai pluralisme kultural >> di muka bumi, demikian tulis Hardiman. >> >> Anand Krishna Full <http://www.facebook.com/profile.php?id=653143121> >> at 4:12pm February 28Bung Amin, your understanding is brilliant.... bisa >> ngaak Bung Amin membuat surat resmi, saya tidak keberatan untuk nama >> saya dicantumkan sebagai supoorter.... kita kirimkan ke seluruh media di >> tanah air, juga ke partai-partai politik yang saat ini kehilangan rasa >> percaya dirinya dan untuk meraih kekuasaan akan melakukan apa saja... >> >> Keberadaan Bung Amin di luar negeri ini penting sekali, sehingga media >> di luar pun tahu apa yang sedang terjadi disini. >> >> KOnstelasi politik di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari keamanan >> dunia secara keseluruhan.... Tksih, Bung... >> >> M. Subhan Zamzami >> <http://www.facebook.com/s.php?k=100000080&id=1325333594> at 4:17pm >> February 28 >> @ Artha Adi: Saya salut dgn sikap ketidak setujuan anda dlm pemaksaan >> dan penindasan atas nama syariah. Tapi kenyataan sejarah berbeda; bila >> suatu ideologi Islam berkuasa niscaya ia akan menafikan ideologi Islam >> yg lain. Hal ini bisa dibuktikan dgn catatan sejarah Islam baik klasik >> maupun kontempore >> Contoh klasik: [1] pada zaman Khalifah al-Makmun berkuasa, Muktazilah >> adalah ideologi resmi negara sehingga dia memaksakan ideologi ini untuk >> rakyatnya seperti konsep khalq al-Qur`an [2] pada zaman Khalifah >> al-Qadir dari dinasti Abbasiah, Asy'ariah adalah ideologi resmi negara >> dan memaksa kalangan Muktazilah untuk meninggalkan ideologi mereka. Hal >> ini dibuktikan dgn adanya "Bayan al-I'tiqad al-Qadiri". >> Contoh kontemporer: Saudi Arabia dgn dominasi Wahabinya. Ulama-ulama >> non-Wahabi tak leluasa mengajarkan madzhab mereka karena tekanan >> orang-orang Wahabi yg didukung oleh kekuatan politik kerajaan. Tak heran >> bila acara Maulid Nabi mereka lakukan diam-diam dan ziarah kubur pun >> masih diawasi >> >> >> >> ------------------------------------ >> >> http://groups.yahoo.com/group/baraya_sunda/ >> http://barayasunda.servertalk.in/index.php?mforum=barayasunda >> >> >> [Ti urang, nu urang, ku urang jeung keur urang balarea]Yahoo! Groups Links >> >> >> >> >> > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > ------------------------------------ > > http://groups.yahoo.com/group/baraya_sunda/ > http://barayasunda.servertalk.in/index.php?mforum=barayasunda > > > [Ti urang, nu urang, ku urang jeung keur urang balarea]Yahoo! Groups Links > > > > > ------------------------------------ http://groups.yahoo.com/group/baraya_sunda/ http://barayasunda.servertalk.in/index.php?mforum=barayasunda [Ti urang, nu urang, ku urang jeung keur urang balarea]Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/Baraya_Sunda/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/Baraya_Sunda/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:baraya_sunda-dig...@yahoogroups.com mailto:baraya_sunda-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: baraya_sunda-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/