Dear Rekan-Rekan,
 
Dengan rahasia bahagia, musyawarah amanah leluhur yang diselenggarakan sejak 
tanggal 2 Juli sampai dengan 3 Juli 2009 (malam hingga dini hari) telah 
berjalan dengan nuansa kekeluargaan berlandaskan saling asah, asih, dan asuh. 
 
Melalui saling berbagi dan berdiskusi, ijinkan saya menyampaikan apa yang 
menjadi benang merah musyawarah sebagai mana di bawah ini.
 
Penegasan Makna Isi Pancasila
 
Pancasila yang secara umum ditanggapi sebagai ideologi dan falsafah kehidupan 
Bangsa Indonesia merupakan satu warisan dari para leluhur bangsa Indonesia. Isi 
Pancasila merupakan mata rantai kehidupan Bangsa Indonesia melalui proses 
reinkarnasi ujud kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sesuai kurun 
waktunya.
 
Tanggapan Pancasila dalam tataran ideologi, seperti halnya ideologi komunisme 
dan liberalisme, belum  menjadi ujud utuh sebagai sumber kehidupan budaya 
manusia yang merupakan bagian dari kehadirannya sebagai satu kesatuan dalam 
wilayah atau tempat, pelaku budaya, dan konsistensi ujudnya tetap dilestarikan 
dalam kehidupan bersama. Melalui kolaborasi semua hal tersebut, maka nafas 
Pancasila akan ujud dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan 
bernegara sebagai warna sejatinya bangsa ini.
 
Oleh karena itu, keyakinan kepada isi Pancasila melalui kesadaran 
manusia-manusia Indonesia yang sungguh-sungguh mewujudkan dalam diri serta 
bersedia memancarkan aura budaya Pancasila kepada sesama menjadi bagian yang 
tidak terpisahkan dari perujudan isi Pancasila di bumi yang kita pijak ini.
 
Sejatinya, isi Pancasila merupakan kristalisasi perjalanan umat manusia dalam 
segala kurun waktu yang terdahulu sebagai pemersatu seluruh tatanan budaya yang 
dihadirkan oleh seluruh bagian dunia mana pun. Sepatutnya, kita tidak 
menafikkan keberadaan agama / keyakinan, suku atau etnis, gender, warna kulit, 
bahasa, dan sejenisnya yang telah dihadirkan dalam perjalanan umat manusia. 
Melalui keberanekaan itulah, justru umat manusia menjadi lebih bersatu dalam 
nuansa saling mengisi kehidupan, bahu-membahu melakoni kehidupan di muka bumi 
ini, dan mewujudkan kebudayaan kehidupan tanpa membedakan, tuju nilai-nilai 
kesejatian kemanusiaan sebagai muara kehidupan manusia sing sejati ning 
manusa/o.
 
Melalui tanggapan yang demikian, maka strategi utama menegakkan isi Pancasila 
adalah melalui manusia-manusia yang mengaku hidup di negara ber-Pancasila untuk 
kembali atau lebih menyempurnakan ujud warna diri sebagai makhluk yang 
bertuhan, dalam nama Tuhan apa pun yang diyakini oleh setiap manusia itu 
sendiri. Yakinkan ke dalam diri bahwa Tuhan telah menghadirkan warna-warni ujud 
kehidupan untuk saling mengisi dan bahu membahu dalam nilai-nilai keimanan atau 
ketakwaan atau budi pekerti TANPA perlu mencampuri keyakinan manusia lainnya 
dalam bertuhan. Ujudkan kesejatiaan manusia-manusia yang bertuhan dalam tataran 
peri laku yang bermanfaat kepada sesama umat manusia. Hentikan semua pertikaian 
dengan mengatasnamakan agama atau keyakinan dan transformasikan menjadi bentuk 
kehidupan dalam kewelasasihan, sehingga menuju kepada apa yang dikatakan 
sebagai ujud kemanusiaan yang adil dan beradab.
 
Inilah pembuka tabir kehidupan yang perlu sama-sama diujudkan dalam landasan 
ketakwaan berimannya seorang anak manusia kepada Tuhan, sesama, dan seluruh 
alam semesta. Isi Pancasila menyatakan dalam kalimat Ketuhanan Yang Maha Esa 
untuk menegaskan dan mengajak kepada setiap manusia yang bertuhan bahwa lakon 
hidup dan kehidupan tidak akan pernah bisa terpisahkan dari Kuasa dan Ijin Yang 
Maha Kuasa serta kesantunan dan kepedulian bagi sesama tanpa membedakan agama / 
keyakinan seorang anak manusia satu dengan yang lainnya. Hanya melalui 
manusia-manusia Indonesia yang berkeyakinan demikianlah maka:
 
PANCASILA MUNCUL DI KODRAT ALLAH DENGAN KUASA ALLAH
MUTLAK ISI PANCASILA ITU RAHMAT DI ALLAH 
ISINYA PANCASILA MENYINARI ISI ALAM SEMESTA
 
Akhir kata, dengan segala kerendahan hati dan itikad yang setulus-tulusnya 
senandung harap disampaikan:
 
“Wahai Penguasa Hidup dan Kehidupan hembuskanlah nafas ke jiwa diri dan tatanan 
kehidupan bagi manusia yang menghendaki hidup bernafaskan jiwa Pancasila”
 
“Mohon satukan hati, ucap, dan laku dalam nafas jiwa Pancasila….satukan dan 
selaraskan ke dalam gerak isi alam semesta…satukan dan selaraskan ke dalam 
Kuasa dan Ijin YMK”
 
Bogor, 3 Juli 2009
 
Salam Pancasila,
semar samiaji
 














      

Kirim email ke